Hari Kartini

Puisi Dari Kartini Karya Norman Adi Satria dan Terimakasih Ibu Kartini Karya Erica Gishela 21/4/2021

Untuk mengenang semua jasa RA Kartini, biasanya para penyair akan membuat sebuah puisi bertemakan RA Kartini menjelang 21 April. Berikut karya puisi t

Editor: M. Syah Beni
Astra Motor Honda
Puisi Dari Kartini Karya Norman Adi Satria dan Terimakasih Ibu Kartini Karya Erica Gishela 21/4/2021 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Puisi Dari Kartini Karya Norman Adi Satria dan Terimakasih Ibu Kartini Karya Erica Gishela 21/4/2021.

Pendidikan yang layak serta persamaan derajat antara kaum pria dan wanita telah dinikmati masyarakat Indonesia saat ini tak lepas dari perjuangan para pahlawan.

Raden Ajeng Kartini merupakan pahlawan nasional yang telah memperjuangkan kesetaraan hak yang sama antara wanita dan pria.

Ketidakadilan yang terjadi saat itu membuat RA Kartini menuangkan pemikirannya kedalam sebuah surat yang dikirimkan kepada sahabat-sahabatnya.

Setelah berpulang, para sahabatnya pun mengumpulkan berbagai tulisan RA Kartini sehingga terbentuklah sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Meskipun telah berpulang sekian lama, namun semangat perjuangan untuk mendapatkan keterangan hak yang sama dari R.A Kartini terus dilanjutkan oleh kawula muda hingga kini.

Atas semua jasa RA Kartini, bangsa Indonesia pun menetapkan dirinya sebagai pahlawan kemerdekaan nasional dan hari kelahirannya pun setiap 21 April (hari lahirnya) diperingati sebagai salah satu hari besar nasional.

Untuk mengenang semua jasa RA Kartini, biasanya para penyair akan membuat sebuah puisi bertemakan RA Kartini menjelang 21 April.

Baca juga: Sejarah Hari Kartini dan Mengapa Hari Kartini Diperingati Setiap Tanggal 21 April

Berikut karya puisi tema Kartini yang menyentuh hati 2021 yang telah dirangkumkan dari berbagai sumber.

Terimakasih, Ibu Kartini

Karya : Erica Gishela

Mari sejenak kita renungkan sebuah kisah
Tentang kartini di jaman penjajahan
Ditengah kekayaan, ia hidup di kesedehanaan
Memberikan warisan perjuangan

Perempuan bukan barang pingitan
Yang hidup sebatas rumah dan halaman
Perempuan bukan barang murahan
Yang hidup sebatas kamar pendek desahan

Perempuan bukan hidup di dapur
Yang masak hanya nasi dan sayur
Perempuan bukan pula barang hiasan
Yang hidup sebatas acara peresmian

Perempuan bukan hidup dalam semak
Yang hanya hanya hamil kemudian beranak
Perempuan haruslah berpendidikan
Bukan kubangan kebodohan

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved