Mengingat Sejarah Lahirnya Kopassus, Berulang Tahun ke-69 pada 16 April 2021
Kopassus memiliki moto Tribuana Chandraca Satya Dharma yang memiliki arti "Berani, Benar, Berhasil.
TRIBUNSUMSEL.COM - Tanggal 16 April menjadi hari ulang tahun Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Tahun 2021, peringatan Hari Kopassus jatuh pada Jumat (16/4/2021).
Usia Kopassus menjadi 69 tahun.
Bagaimana sejarah lahirnya Kopassus ?
Dilansir dari Tribunkaltim.com, Komando Pasukan Khusus atau disingkaat Kopassus ini merupakan bagian dari Komando Utama (KOTAMA) temput yang dimiliki oleh TNI Ankatan Darat Indonesia.
Sebagai pasukan elite, Kopasus memiliki kemampuan khusus seperti mampu bergerak cepat di setiap medan, pengintaian, menembak dengan tepat dan anti teror.
Sebagai patriot bangsa, Kopassus jadi salah satu garda terdepan dalam memerangi wabah Covid-19 dalam satu tahun terakhir ini.
Kopasus memiliki sejumlah tugas penting seperti Operasi Militer Perang (OMP) di antaranya yaitu Direct Action berupa serangan langsung untuk menghancurkan logistik musuh, Anti Teror, Advance Combat Intelligence (Operasi Khusus) dan Combat SAR.
Selain itu juga Kopassus memiliki tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP) seperti Humanitarian Asistensi (bantuan kemanusiaan), perbantulan terhadap kepolisian/pemerintah, AIRSO (operasi anti insurjensi, separatisme dan pemberontakan) dan SAR Khusus serta Pengamanan VVIP.
Para prajurit Kopassus ini sangat mudah sekali dikenalai yaitu dengan baret merah yang disandangnya.
Kopassus juga sering disebut sebagai pasukan Baret Merah.
Sementara itu untuk warna seragam khusus yang menjadi ciri khas yang dikenakan oleh prajurit kopassus adalah loreng darah mengalir.
Dilansir dari newsjusticeinvestigasi.com, Markas besar Kopassus berada di Cijantung, Jakarta Timur.
Kopassus memiliki moto Tribuana Chandraca Satya Dharma yang memiliki arti "Berani, Benar, Berhasil.
Mereka juga dikenal dengan slogan yang menggetarkan jiwa : "Lebih Baik Pulang Nama daripada Gagal dalam Tugas".
Dilansir dari Kopassus.mil.id, kelahiran Kopassus tidak terlepas dari rangkaian penting dalam catatan sejarah bangsa Indonesia.
Tepatnya pada Juli 1950, timbul pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menemukan dirinya RMS (Republik Maluku Selatan).
Pada saat itu pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengerahkan pasukan yang berugas untuk menumpas kelompok permbantaian tersebut.
Operasi tersebut dipimpin langsung oleh panglima Tentara Teritorium III Kolonel Alexander Evert Kawilarang.
Sedangkan sebagai Komandan Operasinya ditunjuk Letkol Slamet Riyadi.
Operasi khusus tersebut memang berhasil menumpas gerakan pemberontakan itu, namun jumlah korban tewas di phal TNI juga tidak sedikit.
Setelah dikaji dalam beberapa pertempuran, ternyata musuh dengan kekuatan yang relatif lebih kecil sering dan mampu mengagaglkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar.
Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan kekalahan di pihak TNI mulai dari semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi dan alutsista yang lebih lengkap.
Kemudian uga dari faktor segi taktik dan pengalaman tempur yang baik serta didukung kemampuan tampak tepat dan gerakan perorangan menjadi faktor penentu.
Maka dari itu melihat dari peristiwa tersebut kemudia mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk mempelopori pementukan suatu satuan yang mampu bergerak cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang berat.
Akan tetapi, cita-cita Letkol Slamet Riyadi tidak dapat terwujud saat itu karena ia gugur pada salah satu pertempuran berdarah.
Cita-cita Letkol Slamet Riyadi kemudia dilanjutkan oleh Kolonel Alexander Evert Kawilarang.
Pada tanggal 16 April 1952 melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III yang menjadi cikal bakal korps baret merah.
Mayor Mohammad Idjon Djanbi, mantan perwira pasukan khusus Belanda yang sudah menjadi warga negara Indonesia yang pernah bergabung dengan Korps Speecial Troopen dan pernah bertempur dalam Perang Dunia II tersebut dipercayakan menjadi Komandan pertama korps baret merah.
Lalu Mochamad Idjon Djambi bersikaeras ingin membentuk pasukan khusus Indonesia yang kelak bernama Kopassus.
Seiring berjalannya waktu, satuan ini sempat berkali-kali mengalami perubahan nama.
Pada Tahun 1952 Resimen Pasukan Komando Nagkatan Darat (RPKAD)
Tahun 1955 berubah menjadi Resimen Para Komando Nagkatan Darat (RPKAD) dengan menambah kualifikasi para kepada setiap prajuritnya
Tahun 1966 satuan ini kembali mengalami perubahan nama menjadi Pusat Pasukan Khususu TNI AD (PUSPASSUS TNI AD)
Tahun1971 nama satuan ini berganti menjadi Komando Pasukan Sadi Yudha (KOPASSANDHA).
Tahun 1985 akhirnya satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus Kopassus) hingga sekarang.
Lambang atau gambar Kopassus yaitu Pataka Kopassus yang dikenakan oleh setiap anggota yang terletak di baret merahnya.
Pada awalnya lambang tersebut dirancang oleh Letda Inf Dodo Sukanto selaku perwira Biro Pengajaran yang dibantu oleh juru gambarnya Sersan Hasan pada tahun 1955.
Pada lambang tersebut memadukan unsur Komando (gambar pisau komando), unsur laut atau air (digambarkan dalam bentuk jangkar) dan udara (digambarkan sepasang sayap) yang dibingkai oleh tali komando.
Penulis : Erland Roy/Tribun Sumsel