Penjual Bunga Tabur Puncak Sekuning Berharap Dagangannya Laris Ramadan Kali Ini
"Saya mulai jualan dari Jumat kemarin. Masih sepi. Kemarin malah cucu saya pulang karena cuma bisa jual satu kantong bunga. Maklum, jualan di luar pag
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Jalanan sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Puncak Sekuning, kota Palembang, begitu padat, Minggu (11/4/2021) pagi.
Lalu lalang kendaraan peziarah dan masyarakat umum berpadu menjadi satu menjadikan kemacetan tak terhindarkan.
Di antara hiruk pikuk kendaraan, Sadiyah (60) bersama cucunya, menawarkan bunga tabur kepada masyarakat yang hendak mengunjungi makam orang-orang tersayang.
Di tengah terik matahari pagi, dia meneriakkan dagangan bunga taburnya, "bungo, pak. Bungo, bu,".
Jika belum ada pengunjung yang membeli bunga seharga Rp2.000 per kantong, Sadiyah pun melakukan pekerjaan lain mengiris daun pandan untuk campuran bunga tabur.
"Saya mulai jualan dari Jumat kemarin. Masih sepi. Kemarin malah cucu saya pulang karena cuma bisa jual satu kantong bunga. Maklum, jualan di luar pagar makam," ujar Sadiyah.
Tidak seperti penjual bunga biasanya, perempuan paruh baya ini hanya menjual bunga saat awal bulan Ramadan dan jelang Idulfitri saja.
Hal inilah yang membuatnya tak kebagian lapak jualan di dalam area pemakaman.
"Belum banyak yang laku karena enggak jualan di dalam. Apalagi, lapak ketutup mobil yang parkir," katanya.
Selain Sadiyah, di sepanjang jalan juga berjejer para pedagang bunga musiman lainnya.
Mereka menggelar lapak beralaskan tikar sederhana atau sekadar membawa meja kecil untuk meletakkan bunga dan beberapa air mineral ukuran 1 liter.
"Saya baru kali ini jualan bunga. Saya bantu mertua. Lapak mertua saya tidak jauh dari sini. Dia tiap tahun menjual bunga di sini," kata Emi sembari menunjukkan lapak bunga milik sang mertua.
Emi mengatakan, membuka lapak bunga berharap di Ramadan kali ini penjualan bunga lebih ramai dibanding tahun lalu.
Bergeser ke dalam area pemakaman, deretan pedagang bunga sibuk menjajakan bunga yang telah dikemas dalam kantong kresek ukuran kecil.
Pedagang bunga mematok tarif berbeda untuk setiap kantong bunga yakni mulai Rp2.000 hingga Rp3.500 sesuai banyaknya isi bunga.
Seperti Sari, dia membantu ibunya menjual bunga.
Sang ibu merupakan penjual bunga "resmi" di pemakaman ini.
Gadis belia ini hanya bertugas menjual bunga, sedangkan sang ibu menyiapkan paket bunga tak jauh dari tempatnya berjualan.
Dia menyebutkan, sejak berjualan bunga dari dua hari lalu sudah lumayan banyak pembeli.
Bahkan, dalam sehari bisa mengantongi pendapatan hingga Rp200 ribu.
"Alhamdulillah, mulai ramai. Tahun lalu sepi karena banyak yang tidak ziarah karena takut korona," jelas Sari.
Harapan tiga perempuan penjual bunga ini, Sadiyah, Emi dan Sari sama seperti sebagian besar masyarakat lainnya.
Mereka ingin pandemi korona lekas berlalu agar aktivitas ekonomi kembali normal dan pendapatan tidak berkurang terutama di saat Ramadan dan lebaran.(mg3)