Sumsel Tidak Perlu Impor Beras, Karena Surplus Beras

Harga kPemerintahberencana akan melakukan impor beras. Namun untuk di Sumatera Selatan (Sumsel) tidak perlu melakukan impor beras karena surplus.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Prawira Maulana
LINDA TRISNAWATI/TRIBUNSUMSEL.COM
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya, Senin (22/3/2021)  

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -  Harga kPemerintahberencana akan melakukan impor beras. Namun untuk di Sumatera Selatan (Sumsel) tidak perlu melakukan impor beras karena surplus.

"Kita tidak bisa mengomentari terlampau jauh. Mungkin pertimbangannya ada daerah yang kurang tapi kalau di Sumsel kita surplus," kata Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya, Senin (22/3/2021).

Menurutnya, Indonesia kan luas bukan hanya Sumsel, mungkin pertimbangannya ada daerah di Indonesia yang kurang.

Mawardi pun berharap Sumsel bisa menjadi provinsi ketiga dengan hasil produksi padi secara nasional. Harapannya bukan lima besar tapi tiga besar seiring dengan perluasan lahan pertanian yang dikelola.

Menurutnya dengan adanya wacana pemerintah untuk mengoptimalkan lahan rawa untuk pertanian juga akan menambah produksi beras.

"Secara filosifi kalau bibit unggul hasil unggul. Harapan kita mungkin kalau bibit biasa hanya menghasilkan 6-7 ton, kalau bibit unggul bisa meningkat," katanya.

Saat ini yang menjadi fokus pemerintah provinsi Sumsel yakni rendahnya harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah produksi petani di masa panen raya.

Diketahui, HPP untuk wilayah Sumsel yakni Rp 5.300 per kilogram untuk gabah dan Rp 8.300 per kilogram untuk beras. Namun pada kenyataan, di tingkat petani saat ini harga gabah hanya berkisar Rp 3.500 hingga Rp 3.900 per kilogram.
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved