Berita Muratara
Tiga Bulan Berturut-turut Insiden Menimpa Pencari Emas Asal Muratara di Jambi, Sudah 5 Korban Jiwa
Ketiga atau yang terbaru pada 18 Maret 2021, tiga warga Kabupaten Muratara tewas saat mencari emas dalam lubang tambang.
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Weni Wahyuny
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Rahmat Aizullah
TRIBUNSUMSEL.COM - Tiga bulan berturut insiden menimpa pencari emas asal Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) Sumatera Selatan (Sumsel) di Provinsi Jambi.
Selama tiga bulan tersebut sudah memakan korban jiwa sebanyak lima orang.
Pertama pada 27 Januari 2021, dua warga Kabupaten Muratara tewas terjebak dalam lubang tambang emas tradisional.
Mereka adalah Hendi (21) dan Nisa Rianto (35), warga Desa Karang Anyar, Kecamatan Rupit.
Mereka tewas saat mencari emas pada bebatuan ore di Desa Lubuk Bedorong, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
Kedua pada 12 Februari 2021, tujuh warga Desa Sosokan, Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Muratara tertimbun longsor saat mencari emas.
Kejadian itu di Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
Ketujuh korban yakni Ishak (40), Musthofa (42), Hanafi (26), Hambali (48), Gunawan (27) dan Ibrahim (18) dan adi (17).
Beruntung dari tujuh warga tersebut tidak ada korban jiwa, namun tiga di antaranya mengalami cedera yang cukup serius.
Ketiga atau yang terbaru pada 18 Maret 2021, tiga warga Kabupaten Muratara tewas saat mencari emas dalam lubang tambang.
Tiga warga yang tewas itu adalah Rapi dan Odong asal Desa Karang Anyar dan Sadam asal Desa Karang Waru, Kecamatan Rupit.
Mereka tewas di lokasi tambang emas tradisional di Desa Muara Limun, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
Banyak warga Kabupaten Muratara Sumsel berburu emas di lokasi Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Jambi.
Mereka berasal dari beberapa desa, seperti misalnya Desa Karang Anyar, Desa Karang Waru, Desa Sosokan dan lain-lain.
Kepala Desa Karang Anyar, Amir membenarkan banyak warganya yang mencari nafkah di lokasi tambang emas tradisional di Jambi.
Warga tersebut mencari nafkah di provinsi tetangga karena tidak ada pekerjaan di daerah sendiri.
"Memang banyak warga kami di sana, karena di sini mereka tidak ada pekerjaan, jadi cari nafkah di sana," ujar Amir.
Namun demikian, Amir tidak mengetahui jumlah warganya yang berburu emas di Jambi.
"Kalau jumlahnya kurang tahu saya, yang jelas lumayan banyak," ujarnya.
Berburu emas di Jambi, kata Amir, nampaknya cukup menjanjikan bagi warganya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Ya mungkin cukup menjanjikan, karena emas di sana banyak, warga kami ada yang sudah lama di sana," ungkapnya.
Tak hanya dari Desa Karang Anyar, warga Desa Karang Waru juga banyak mencari emas di tambang tradisional di Jambi.
Kades Karang Waru, Arwan mengungkapkan, 25 persen dari warganya mencari nafkah di sejumlah tambang emas tradisional di Jambi.
"Karena di sini tidak ada kerjaan, warga kami kebanyakan menyadap karet, harga karet sekarang tahu sendiri."
"Makanya mereka banyak (cari emas) di sana (Jambi), kami juga tidak bisa melarang, kerjaan pengganti tidak ada," ujar Arwan.
Dia mengatakan, warganya banyak mencari emas di Provinsi Jambi karena kurangnya lapangan kerja di Kabupaten Muratara.
Apalagi mayoritas warganya hanya memiliki ijazah tamatan sekolah dasar (SD).
Begitu juga ingin menjadi buruh di perusahaan perkebunan sawit kebanyakan tidak diterima.
"Mau kerja di kantor pemerintah rata-rata tamat SD, mau kerja di perusahaan sawit susah masuk, karena desa kami bukan wilayah perusahaan," kata Arwan.
Dia mengungkapkan, sebenarnya ada perusahaan perkebunan sawit yang dekat dengan desanya.
Namun berhubung desanya tak masuk wilayah perusahaan, sehingga warga sulit untuk melamar pekerjaan di perusahaan tersebut.
"PT yang ada di dekat sini ada, perusahaan kebun sawit, tapi itu tadi PT mengutamakan yang ada wilayahnya saja.
"Sedangkan desa kami ini tidak masuk wilayah PT, jadi warga kami mau melamar di PT susah," kata Arwan.
Lanjut dia, seandainya PT tersebut menampung pekerja dari desanya, tentu akan mengurangi warganya yang mencari emas di Jambi.
"Coba misalnya PT itu tampung juga warga kami bekerja di sana, tentu bisa mengurangi pengangguran, itu harapan kami," kata Arwan.