Berita Muratara
Tiga Bulan Berturut-turut Insiden Menimpa Pencari Emas Asal Muratara di Jambi, Sudah 5 Korban Jiwa
Ketiga atau yang terbaru pada 18 Maret 2021, tiga warga Kabupaten Muratara tewas saat mencari emas dalam lubang tambang.
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Weni Wahyuny
Kepala Desa Karang Anyar, Amir membenarkan banyak warganya yang mencari nafkah di lokasi tambang emas tradisional di Jambi.
Warga tersebut mencari nafkah di provinsi tetangga karena tidak ada pekerjaan di daerah sendiri.
"Memang banyak warga kami di sana, karena di sini mereka tidak ada pekerjaan, jadi cari nafkah di sana," ujar Amir.
Namun demikian, Amir tidak mengetahui jumlah warganya yang berburu emas di Jambi.
"Kalau jumlahnya kurang tahu saya, yang jelas lumayan banyak," ujarnya.
Berburu emas di Jambi, kata Amir, nampaknya cukup menjanjikan bagi warganya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Ya mungkin cukup menjanjikan, karena emas di sana banyak, warga kami ada yang sudah lama di sana," ungkapnya.
Tak hanya dari Desa Karang Anyar, warga Desa Karang Waru juga banyak mencari emas di tambang tradisional di Jambi.
Kades Karang Waru, Arwan mengungkapkan, 25 persen dari warganya mencari nafkah di sejumlah tambang emas tradisional di Jambi.
"Karena di sini tidak ada kerjaan, warga kami kebanyakan menyadap karet, harga karet sekarang tahu sendiri."
"Makanya mereka banyak (cari emas) di sana (Jambi), kami juga tidak bisa melarang, kerjaan pengganti tidak ada," ujar Arwan.
Dia mengatakan, warganya banyak mencari emas di Provinsi Jambi karena kurangnya lapangan kerja di Kabupaten Muratara.
Apalagi mayoritas warganya hanya memiliki ijazah tamatan sekolah dasar (SD).
Begitu juga ingin menjadi buruh di perusahaan perkebunan sawit kebanyakan tidak diterima.
"Mau kerja di kantor pemerintah rata-rata tamat SD, mau kerja di perusahaan sawit susah masuk, karena desa kami bukan wilayah perusahaan," kata Arwan.