Mantan Panglima TNI Sindir Sikap Moeldoko Jadi Ketum Demokrat, Bukan Etika dan Moral Prajurit
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyoroti keterlibatan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dalam Kongres Luar Bia
Saat menjabat Pangkostrad, Gatot mengaku sempat dipanggil SBY ke istana. Ketika itu, SBY bilang akan menjadikan Gatot Nurmantyo sebagai KSAD. Gatot pun langsung mengucapkan terima kasih kepada SBY.
Lebih lanjut, Gatot mengatakan, dirinya bisa mempunyai karier tinggi di instansi TNI berkat dua presiden berbeda. Pertama, kata dia, berkat SBY dan kedua Presiden Jokowi.
"Maksud saya begini, apakah iya saya dibesarkan oleh dua Presiden. Satu Pak Susilo Bambang Yudhoyono, satu lagi Pak Joko Widodo kan gitu," ujarnya.
Kisruh Partai Demokrat
Adapun sebelumnya, Partai Demokrat tengah diguncang konflik internal dengan adanya Kongres Luar Biasa di Deli Serdang, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.
Pada KLB Partai Demokrat itu memutuskan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) demisioner.
Sebagai pengganti mereka menunjuk Kepala Staf Presiden Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2026.
Kongres juga menetapkan Marzuki Alie sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
Kedua kubu Partai Demokrat tersebut pun kini semakin panas hingga saling klaim kepengurusan.