Klarifikasi Ruangguru Terkait Heboh Cuitan Diduga Karyawan Magang Soal Gaji Sempat Viral di Twitter
Pihak Ruangguru, melalui Head of Corporate Communications Anggini Setiawan, Selasa (16/3/2021) memberikan tanggapan terkait cuitan tersebut.
Seorang guru lepas bahasa Indonesia dan Mandarin mengaku upahnya dapat dipotong sampai Rp 70-80 ribu per sesi (30 menit), termasuk pajak.
Sang guru yang identitasnya disamarkan ini lebih kaget lagi.
Upahnya sekarang mentok pada angka Ro 48 ribu per sesi tanpa pajak, mirip guru honorer.
"Ini orangtuanya yang minta rendahin upahnya atau dari Ruanggurunya said (mengatakan),
kalo udah lebih dari 4 Tahap Pertemuan, mereka turunin upahnya.
So sad. Spill ya mimmurz (Sedih sekali, bocorkan ya mimmurz). Batinku menangis," keluh guru anonim ini.
Dampaknya, seorang mantan pekerja magang terkena gangguan kecemasan setelah tak lagi bekerja di sana.
Mantan pekerja magang ini berharap ada perbaikan sistem magang di sana setelah ada cerita ini.
Untuk lebih jelasnya, berikut terjemahan curhatan karyawan magang Ruangguru yang berhasil ditangkap layar oleh Tribun Sumsel:
Terus terang, kami menggunakan pekerja magang sebagai tenaga kerja murah,
dan kebanyakan mereka dipekerjakan sebagai dan hanya jadi magang
(demikian banyaknya, kami memdapatkan seabreg dari mereka pada tim, ada satu divisi yang mempunyai seorang pekerja magang untuk setiap seorang),
terkadang tidak ada prospek untuk maju ke langkah selanjutnya juga untuk pekerja magang,
jadi ya lulusan baru selalu melamar untuk posisi purwa-waktu ya, dan pekerjaan kami teramat banyak.
Kami harus menyenangkan hati bos yang idealis dan alur kerja kami masih berkembang, belum terlalu rapi.
Lanjutannya:
Sayangnya ini benar,
mereka agak kejam dengan gaji dan teman saya yang bekerja di sana bahkan bekerja pada malam akhir pekan dan liburan!
Semua hanya diberikan remah roti (uang lelah) hanya Rp 1 juta,
mau lulusan Harvard juga dapatnya segitu katanya.