Hilangkan Beban Jokowi, Rachland Nashidik Sarankan Moeldoko Mundur dari Ketum Demokrat Versi KLB

Menurutnya, dengan jalan itu, Moeldoko dapat melepaskan beban Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pemerintah dari protes publik.

Editor: Weni Wahyuny
Instagram/Kompas.com
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Moeldoko Ketum Demokrat versi KLB 

TRIBUNSUMSEL.COM - Partai Demokrat semakin bergejolak seiring dengan munculnya isu kudeta yang diumumkan oleh Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Terlebih pasca-Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Sumatera Utara (Sumut) yang memilih Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menjadi Ketum Demokrat.

Diketahui, isu ini cukup membuat geger publik, sebab Moeldoko merupakan pejabat pemerintah di lingkaran istana.

Moeldoko juga bukan kader Partai Demokrat.

Menanggapi isu partainya, Politikus Demokrat, Rachland Nashidik menyebut jalan terbaik bagi Moeldoko yakni mundur dari posisi Ketum Demokrat versi KLB.

Hal itu diungkapkannya melalui akun Twitter, @RachlandNashidik, Jumat (12/3/2021).

"Jalan terbaik bagi @GeneralMoeldoko adalah mundur dari Ketum abal-abal hasil KLB Ilegal," tulis Rachland.

Menurutnya, dengan jalan itu, Moeldoko dapat melepaskan beban Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pemerintah dari protes publik.

"Dengan begitu, ia lepaskan Presiden dan koleganya di pemerintah dari beban tak perlu dan sasaran protes publik," lanjutnya.

Kata Rachland, mundurnya Moeldoko dari Ketum Demokrat versi KLB, akan menjadi alasan Jokowi mempertimbangkannya untuk tetap di lingkungan istana.

"Ini juga cara yang memberi Presiden alasan untuk mempertahankannya di istana," katanya.

Kini, kedua kubu, baik d ibawah pimpinan Agus Harimurti Yuhdoyono (AHY) maupun Moeldoko saling melayangkan gugatan satu sama lain.

Diberitakan sebelumnya, Tim Kuasa Hukum Mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie, Rusdiansyah mendatangi Mabes Polri untuk melaporkan Ketua Umum Partai Demokrat AHY pada Jumat (12/3/2021).

Rusdiansyah mengatakan akan melaporkan AHY atas dugaan pemalsuan akta otentik AD/ART Demokrat tentang pendirian partai.

AHY dinilai telah mencantumkan nama SBY sebagai pendiri Partai Demokrat secara diam-diam.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved