Berita Viral
Viral Profil Desa Cijalingan setelah Pak Guru Diamuk Perangkat Desa Gegara Posting Jalan Rusak
Setelah ramai, ternyata sejumlah orang yang diduga perangkat desa tersebut mendatangi pak guru Eko di sekolahnya SMPN 1 Cijalingan.
"Dalam video itu setidaknya ada BPD, LPMD, Karang Taruna, termasuk perangkat desa. Tujuannya ingin mengklarifikasi soal postingan di Facebook Pak Eko," ujarnya.
Ia mengatakan, aparat desa berpendapat postingan itu tidak etis dan tidak elok diposting.
"Beliau adalah salah satu guru di SMP Negeri di Cicantayan. Mungkin menurut rekan-rekan perangkat desa, postingan itu tidak etis dan tidak elok untuk diposting, apalagi oleh seorang guru," jelasnya.
"Bisa dengan cara meminta klarifikasi atau tabayyun. Ini kan tidak ada. Saya dinamikanya tidak tahu, karena tidak hadir. Adapun sempat terjadi perdebatan, saya yakin itu adalah spontanitas, tidak ada unsur niat atau kesengajaan," sambung Didin.
Didin menuturkan, aparat desa yang datang itu ingin mengklarifikasi dan menguatkan bahwa jalam rusak yang diposting Eko itu akan segera diperbaiki.
"Yang datang itu ingin mengklarifikasi dan ingin menguatkan bahwa jalan yang dimaksud akan diperbaiki," jelasnya.
"Hari ini, karena tanggal merah, jadi masih libur dan Pak Eko tidak ke sekolah. Mungkin besok akan saya coba musyawarah agar permasalahan ini bisa segera selesai," pungkasnya.
Yang membuat netizen geram cara perangkat desa tersebut dinilai tidak pantas memperlihatkan seperti pemerintahan anti kritik.
Saking geramnya, netizen sampai mengedit profil Desa Cijalingan di Wikipedia
Namun sepertinya, editan itu hanya sebatas tampilan gambar.
Sebab saat Tribun Timur cek laman Wikipedia soal Desa Cijalingan, tidak ada perubahan
Berikut isi profil Desa Cijalingan Diubah Netizen di Wikipedia.
"Silakan lapor KPK atau ombudsman agar dana pembangunan desa dan dana desa dari pusat bisa diusut kejelasannya.
Cijalingan adalah desa yang kondisi jalannya sudah rusak bertahun-tahun, dan terkenal dengan aparatur desa yang anti-kritik,
sebab ketika warganya mengekspresikan keresahan kondisi desa, aparat desa malah melakukan tindakan intimidatif dengan kekerasan verbal dan jangan lupa brantas sampai ke akarnya.