Suaranya Bergetar, Aprilia Manganang Akui Bahagia Akhirnya Dioperasi setelah 28 Tahun Menunggu

Ia juga terlahir sebagai seorang laki-laki. Namun, saat lahir April mengalami kelainan sistem reproduksi yang disebut Hisposdia.

Editor: Weni Wahyuny
kolase Instagram
Transformasi perubahan Aprilia Manganang 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Aprilia Santini Manganang mengungkap rasa bahagianya setelah menjalani bedah korektif atau corrective surgery.

Tampak berbaring di atas ranjang Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Mantan pemain timnas voli putri Indonesia itu mengaku ini adalah momen yang sangat ditunggu.

Dalam tayangan videotron di Markas Besar (Mabes) TNI Angkatan Darat, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa bertanya kepada April perasaannya usai menjalani operasi untuk memperbaiki kondisi kelainan kelamin yang dideritanya.

April kemudian dengan suara bergetar dan terbata-bata mengatakan hal tersebut adalah momen yang sudah ditunggunya sejak lama.

Ia mengaku bahagia setelah menjalani operasi tersebut.

"Ini momen yang sangat saya tunggu Bapak. Ini momen yang sangat bahagia banget. Puji Tuhan banget buat Tuhan Yesus saya bisa lewati ini," kata April, Selasa (9/3).

Didampingi Ketua Persit Kartika Candhra Kirana, Hetty Andika Perkasa, April yang juga tercatat sebagai prajurit TNI AD berpangkat Sersan Dua (Serda) itu menyampaikan rasa syukurnya telah dipertemukan dengan Andika dan Hetty sehingga operasi pertama tersebut bisa terjadi.

Ia juga berterima kasih kepada tim dokter RSPAD yang telah melakukan operasi kepadanya.

”Saya sangat bahagia Bapak. Selama 28 tahun saya menunggu, dan akhirnya hari ini bisa tercapai juga," kata April.

Sementara itu Jenderal Andika Perkasa mengatakan April yang selama ini dikenal sebagai atlet voli putri sebenarnya adalah laki-laki.

Ia juga terlahir sebagai seorang laki-laki. Namun, saat lahir April mengalami kelainan sistem reproduksi yang disebut Hisposdia.

Saat April dilahirkan, keluarga dan paramedis yang menanganinya tak begitu paham dengan jenis kelainan ini.

Alhasil, saat itu April dinyatakan sebagai perempuan lantaran alat kelamin yang dimilikinya memang sedikit berbeda.

"April lahir tumbuh besar diklaim wanita, akte wanita, tapi penampilan tak seperti wanita," kata Andika.

Kelainan yang dialami April itu baru diketahui oleh Pangdam Manado beberapa waktu belakangan. Akhirnya, pada 3 Februari 2021, Jenderal Andika dan jajarannya sengaja memanggil April untuk menjalani pemeriksaan medis di RSPAD.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved