Ada Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Muratara, Musirawas & Lubuklinggau, Catat Waktunya
Kabupaten Muratara, Musirawas dan Kota Lubuklinggau bakal mengalami fenomena Hari Tanpa Bayangan.
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Prawira Maulana
Koordinator Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Hendra Suwarta Suprihatin, menjelaskan, Hari Tanpa Bayangan adalah fenomena biasa.
Saat itu, posisi matahari tepat berada di atas manusia atau benda lain di permukaan bumi.
Akibatnya, bayangan akan jatuh tegak lurus karena bertumpu pada benda itu sendiri.
Orang-orang membahasakannya menjadi bayangan yang hilang atau tanpa bayangan.
Hendra menjelaskan, kulminasi terjadi akibat rotasi dan revolusi bumi.
"Jadi perputaran bumi yang miring sekitar 23,5 derajat di Lintang Utara dan Lintang Selatan."
"Karena perbedaan itu sehingga di Indonesia semua daerah akan mengalami kulminasi," kata Hendra.
Posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun, antara 23,5 derajat Lintang Utara dan 23,5 derajat Lintang Selatan.
Hendra menambahkan, durasi fenomena ini pun hanya sebentar, antara 3 sampai 5 menit saja.
Di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) sendiri telah mulai mengalami fenomena alam Hari Tanpa Bayangan sejak, Selasa (9/3/2021).
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Kenten Palembang, Hartanto mengatakan, fenomena ini terjadi di Sumsel pada 9-13 Maret 2021.
"Fenomena ini tidak berdampak langsung terhadap kondisi alam karena memang fenomena normal tahunan," ujar Hartanto dikutip dari Antaranews.com.
Fenomena Hari Tanpa Bayangan tahun 2021 pertama di Sumsel pada 9 Maret di OKU Timur (12.13 WIB) dan OKU Selatan (12.14 WIB).
Pada 10 Maret di OKU (12.13 WIB) dan Pagaralam (12.17 WIB).
Pada 11 Maret di Muara Enim (12.14 WIB), Lahat (12.15 WIB), dan Empat Lawang (12.17 WIB).