Tangis Ibu Dilaporkan Anak Kandung Karena Warisan, Sebut Paling Disayang, Disekolahkan di Australia
Menurut dia, warisan yang dipeributkan pelapor berupa sebidang tanah yang berada di rumah anak pertama kliennya bernama Tommy di wilayah Gajahmungkur.
"Dulu sangat sayang sama dia. Dulu dia kuliah di luar negeri yang mengirim uang saya. Dia, saya belikan mobil yang harganya mahal sekali. Itu ya saya yang belikan, "tutur dia.
Namun rupanya, apa yang diharapkan dari anak tersayang tersebut tidak sesuai harapan.
Anaknya saat di luar negeri berbohong tidak sekolah dan pada akhirnya di deportasi
"Dia dimarahin papanya, katanya sekolah-sekolah, ternyata tidak. Suatu saat di deportasi, "ujarnya.
Saat di deportasi, kata dia, pelapor diusir oleh ayahnya dan akan diputus hubungan.
Namun pelapor diselamatkan oleh kakak pertamanya.
"Anak saya itu mau diputus hubungan dan akan dimuat di media massa. Tapi saya melarang dan merasa kasihan. Anak saya itu disembunyikan di rumah kakaknya.
"Tapi kok ya dikasih makan kakaknya hampir setahun kok dilaporkan Polisi, "tuturnya.
Hingga suaminya akan meninggal, dirinya masih mencegah agar tidak mengusir pelapor.
Dirinya masih merasa iba dengan anak yang melaporkannya tersebut.
"Papanya sampai sempat bilang kalau tidak dari sekarang diusir nanti bikin susah engkohnya, caciknya, dan adiknya, "imbuhnya.
Ia menuturkan suaminya hingga akhir hayatnya masih terus mempertanyakan ijazah dari anak yang melaporkannya.
Dirinya masih tetap melindungi pelapor meski almarhum suaminya merasa dipermainkan.
"Papanya merasa dendam sekali dengan anak ini karena merasa dipermainkan.
Dia (pelapor) di deportasi karena urusan Polisi tapi memang di Australia memang suka melanggar, "pungkasnya.
Sementara itu, anak pertama Tommy Widjaja meminta agar adiknya sebagai pelapor segera menyelesaikan perseteruan keluarga tersebut.
Dia tidak tega melihat kondisi ibunya yang dilaporkan oleh anak kandungnya.
"Kasus ini segera diberhentikan karena kasihan mama, "tukasnya.
(Tribunjateng.com/Rahdyan Trijoko Pamungkas)