Update Harga Karet Hari Ini

5 Hari Berturut Melesat Naik, Harga Karet Hari Ini Tembus Rp 24 ribu Per kg, Untuk KKK 100 Persen

Harga karet di Minggu ini cukup bagus, karena terus naik hingga diangka Rp 24 ribu per kg untuk KKK 100 persen.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
SRIPOKU/EHDI
Tampak mangkok getah karet. Selama 5 hari berturut harga karet terus naik, hari ini mencapai Rp 24 ribu per kg untuk kadar karet kering 100 persen. 

Masih kata Rudi, Pemulihan sektor manufaktur di China membuat industri otomotif di China sudah mulai bagus. Seiring banyaknya permintan karet alam, pasokan karet alam yang turun akibat belum pulihnya produksi karet alam di negara negara yang terdampak penyakit gugur daun karet (GDK).

"Selain itu cuaca ekstrim dan nilai tukar rupiah yang terus melemah membuat harga karetterdongkrak naik Rp 2.515 per kg. Kita optimis harga komoditas karet akan membaik dan akan ada harga keseimbangan baru," katanya.

Menurutnya, secara keseluruhan kondisi seperti sekarang ini punya momentum cukup kuat untuk harga bisa bertahan diatasi Rp 20 ribu. Namun berapa lama bertahan tidak dapat diduga karena faktor lain dapat juga mempengaruhi harga menjadi menurun

"Harga di tingkat UPPB lelang mingguan hari ini berkisar antara Rp 10 ribu hingga Rp 13 ribu per kg, untuk KKK antara 50-60 persen. Sementara harga di karet harian di tingkat petani tradisional masih berkisar Rp 6 ribu hingga Rp 8 ribu per kg," katanya.

Menurut Rudi ada beberapa hal yang menyebabkan harganya rendah seperti kadar karet kering (KKK) di tingkat petani di bawah 50 persen disebabkan karena umur simpan bokar mereka tidak sampai 1 minggu. Biasanya umur 2-3 hari sudah mereka jual, mengingat kebutuhan rumah tangga yang mendesak.

Lalu, yang lebih parah lagi masih adanya kebiasan petani merendam karet ke dalam kolam dan tidak menjaga kebersihan karet dari tatal serta tanah. Akibatnya harga jualnya pun menjadi rendah.

Tak hanya itu, selama ini rantai pemasaran karet di Sumsel dinilai cukup panjang dengan kegiatan pemasaran bokar dengan pola tradisional.

"Untuk itu berbagai upaya telah kita lakukan seperti adanya UPPB di Kabupaten/Kota. Selain itu upaya yang dilakukan Dinas Perkebunan dengan mendorong UPPB untuk memanfaatkan Dana KUR (Kredit Usaha Rakyat)," katanya.

Menurutnya, dengan dana tersebut UPPB dapat memberikan pinjaman dana talangan kepada petani tradisional yang membutuhkan uang dimuka dan pada saat lelang mingguan, 2 mingguan maupun lelang bulanan uang tersebut dapat dikembalikan

"Di UPPB juga mereka diajarkan untuk menggunakan bahan pembeku anjuran, termasuk edukasi kerugian apabila mereka merendam atau mencampur karetnya dengan bahan bukan karet," ungkapnya.

Menurutnya, saat ini petani di Sumatera Selatan makin tertarik untuk bergabung atau membentuk UPPB baru karena dinilai lebih menguntungkan sehingga total UPPB yang sudah terbentuk ada 279 UPPB yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota.

"Untuk target di tahun 2022 kita naikkan dari 50 UPPB baru menjadi 75 UPPB, walaupun dengan anggaran yang semakin kecil dibandingkan dengan ketersediaan anggaran di Tahun 2021," katanya.

Rudi pun memberikan tips agar kadar karet kering ditingkat petani lebih maksimal caranya yaitu pakai bahan pembeku yang dianjurkan dan harus seragam. Bisa pakai Specta, Asap Cair atau Deorub.

Lalu umur bahan olah karet rakyat (Bokar) harus sama, misal kalau umur seminggu dijual seragam umur seminggu. Jangan dicampur dengan Bokar yang ber umur 2 atau 3 hari.

Kemudian, tidak boleh direndam dan dicampur dengan bahan bukan karet, makin cepat ditumpahkan dari bak pembeku makin tinggi KKK nya.

"Karet KKK 100 persen ditingkat petani tidak ada dan tidak bisa, hanya olahan pabrik yang bisa sampai KKK 100 persen. Sedangkan karet bulanan di tingkat petani berkisar di KKK 65-70 persen," katanya.

Ikuti Kami di Google Klik

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved