Seputar Islam
Doa Iftitah Latin, Arab dan Terjemahan, Ada 2 Alternatif Doa Shahih Sesuai Sunah
Bacaan Doa Iftitah Muhammadiyah Latin, Arab dan Terjemahan, Ada 2 Alternatif Doa Shahih, Doa Iftitah dibaca saat berdiri tegak shalat, menghadap kibla
Penulis: Abu Hurairah | Editor: Abu Hurairah
TRIBUNSUMSEL.COM - Berikut ini bacaan Doa Iftitah Latin, Arab dan Terjemahan, Ada 2 Alternatif Doa Shahih Sesuai Sunah
Doa Iftitah sebagaimana dikutip dati Tuntunanislam.id sebagai berikut :
Bacalah do’a iftitah:
أَللّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ. أَللّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الْخَطَا يَا كَمَا يُنَقَّي الثَّوْبُ الْاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ
أَللّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ.
Latin :
Alla-humma ba-‘id baini- wa baina khatha- ya-ya kama- ba-‘adta bainal masyriqi wal maghrib. Alla-humma naqqini- minal khatha-ya-‘ kama- yunaqqats tsaubul abyadlu minad danas. Alla-hummaghsil khatha-ya-ya bilma-i wats tsalji wal barad.
Artinya :
"Ya Allah,-jauhkanlah dari pada kesalahan dan dosa sejauh antara jarak timur dan barat.
Ya Allah bersihkanlah aku dari segala kesalahan dan dosa bagaikan bersihnya kain putih dari kotoran.
Ya Allah, sucikanlah kesalahanku dengan air, dan air salju yang sejuk".
Baca juga: Tak Ada Mudik Lebaran Idul Fitri, Pemerintah Potong Cuti Bersama 2021 Tinggal 2 Hari, ini Daftarnya
Baca juga: Inalilahi Wa Inalilahi Rojiun, Kabar Duka Datang dari Fadli Zon, Ibunya Meninggal, Mohon Doa
Atau (alternatif lain doa iftitah):
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَا وَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَا الْمُشْرِكِيْنَ, إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
لَا شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَ أَنَا اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ (وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
أَللّهُمَّ أَنْتَ الْمُلْكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفُتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلي ذُنُوْبِي جَمِيْعًا لَايَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ وَاهْدِنِي لِاَحْسَنِ الْاَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِاَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَلَيْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ إِلَيْكَ.
Wajahtu wajhiya lilladzi- fatharas samawa-ti wal ardla hani-fan musli man wama – ana- minal musyriki-n. Inna shala-ti- wanusuki wamahya-ya wamama-ti- lilla-hi rabbil ‘a-lami-n. La-syari-kalahu wa bidza-lika umirtu wa ana awwalul muslimi-n (wa ana- minal muslimi-n).
Alla-humma antal maliku la- ila-ha illa- anta, anta rabbi- wa ana- ‘abduka, dhalamtu, dhalamtu nafsi wa’taraftu bidzambi- fagh firli- dzunu-bi-jami-‘an. La-yagh firudz dzunu-b-i -Illa- anta, wah dini- liahsanil akhla-qi la-yahdili ahsaniha- illa- anta. Wash-rif’anni- sayyiaha- la-yash rifu ‘anni- sayyiaha- illa – anta. Lab baika wasadaika walkhairu kull’uhu- fi-yadaika, wasysyarru laisa ilaika. Ana-bika wa ilaika. Taba rakta wa ta’a-laita astagh firuka wa atu-bu ilaika”.
Penjelasan Doa Iftitah Muhammadiyah
Berdasarakan dikutip dari docplayer.info, "Fatwa tarjih Muhammadiyah pilihan doa iftitah menurut putusan tarjih muhammadiyah"
MTT PP Muhammadiyah melalui madarasah dan ijtihad jama'i (ijtihad kolektif) memilih kedua alternatif doa tersebut di atas secara hiraski.
Artinya bahwa alternatif pertama yaitu "Allahuma baid..." secara kualitas periwatan lebih sahih (hadis sahih riwayat Al-Bukhari, Muslim dan lainnya dari Abu Huraira R.a) dan lebih praktis dibandingkan dengan alternatif lainnya.
Namun demikian doa Iftitah yang berbunyi "Wajjahtu wajhiya..." dapat pula dijadikan sebagai alternatif bacaan doa iftitah, karean dalil yang digunakan termasuk hadis riwayat muslim dan lainnya.
Sampai saat ini, kedua alternatif bacaan doa iftitah tersebut di atas belum pernah diubah atau dibatalkan dengan keputusan yang memiliki kekuatan yang sama (Musyawarah Nasional Tarjih).
Oleh sebab itu, kedua alternatif doa ifititah tersebut di atas merupakan pendapat dan pilihan resmi pesyarikatan untuk dapat dijadikan pedoman bagi warga Muhammadiyah, tanpa menafikan adanya alternatif lain yang sahih.