Mantap, Harga Karet Sumsel Terus Merangkak Naik

Harga karet di Sumatera Selatan (Sumsel) untuk kadar karet kering (KKK) 100 persen hingga 40 persen terus naik, hampir menyentuh Rp 20 ribu per kg.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Prawira Maulana
tribunsumsel.com/khoiril
Ilustrasi Indeks Harga Karet 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Harga karet di Sumatera Selatan (Sumsel) untuk kadar karet kering (KKK) 100 persen hingga 40 persen terus naik, hampir menyentuh Rp 20 ribu per kg.

"Indikasi harga karet hari ini naik Rp 155 per kg dibandingkan indikasi karet hari Kamis, 18 Februari untuk KKK 100 persen," kata Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Rudi Arpian MSi, Jumat (18/2/2021).

Berdasarkan data Singapore Commodity yang diolah Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel bersama Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, harga karet KKK 100 persen pada 18 Februari 2021 Rp 19.736 per kg.

Sedangkan harga karet hari ini, Jumat (19/2/2021) hampir menyentuh Rp 20 Rubu per kg, dimana untuk KKK 100 persennya di harga Rp 19.891 per kilogram, artinya ada kenaikan Rp 155 per kg dibandingkan harga hari Kamis.

Lalu untuk KKK 70 persen diharga 13.924 per kg, KKK 60 persen diharga Rp 11.935 per kg, KKK 50 persen diharga Rp 9.946 per kg, dan KKK 40 persen diharga Rp 7.956 per kg.

Rudi menjelaskan setidaknya ada enam hal yang mempengaruhi harga karet yaitu nilai tukar rupiah terhadap dollar, penggunaan karet sintetis sebagai kompetitor karet alam, supplay dan demand di pasar karet Internasional, perkembangan industri berbahan baku karet, faktor cuaca dan hama penyakit serta permainan spekulan di Pasar Berjangka International.

"Disamping harga karet di Bursa Singapore Comodity (Sicom) mengalami kenaikan, didorong lagi faktor pelemahan Rupiah terhadap Dollar sehingga karet dalam negeri terdongkrak naik," katanya.

Menurutnya, Sumsel ini kadar karet kering yang paling banyak dijual masyarakat yaitu, kalau non UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olahan Karet (Bokar)) KKK dibawah 50 persen, sedangkan kalau UPPB antara 50 persen sampai 60 persen.

Rudi pun memberikan tips agar kadar karet kering ditingkat petani lebih maksimal atau bahkan bisa 100 persen. Caranya yaitu pakai bahan pembeku yang dianjurkan dan harus seragam. Bisa  pakai Specta, Asap Cair atau Deorub.

Lalu umur bahan olah karet rakyat (Bokar) harus sama, misal kalau umur seminggu dijual seragam umur seminggu. Jangan dicampur dengan Bokar yang ber umur 2 atau 3 hari.

Kemudian, tidak boleh direndam dan dicampur dengan bahan bukan karet, makin cepat ditumpahkan dari bak pembeku makin tinggi KKK nya.

Sedangkan untuk penerapan lelang karet dengan sistem satu desa, satu mutu, satu harga dan satu hari lelang atau 4S juga bisa meningkatkan harga jual di tingkat petani.

Menurutnya, inovasi lelang karet 4S mampu meningkatkan nilai jual harga karet lebih tinggi dengan selisih Rp 3.000 sampai Rp 4.000 per kg dari harga jual sebelumnya.

Dengan harga yang lebih tinggi maka tingkat kesejahteraan masyarakat petani karet, buruh karet akan lebih baik.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved