Picu Kemarahan, Penemuan WHO Terkait Asal Usul Virus Covid-19, Klaim China Jadi Penyebabnya
Melansir The Sun, dalam konferensi pers tentang asal-usul Covid-19 yang berlangsung hampir tiga jam, banyak pertanyaan yang muncul daripada jawaban ya
TRIBUNSUMSEL.COM -- Penyelidikan organisasi kesehatan dunia (WHO) mengenai asal usul virus covid-19 di China malah memicu kemarahan.
Melansir The Sun, dalam konferensi pers tentang asal-usul Covid-19 yang berlangsung hampir tiga jam, banyak pertanyaan yang muncul daripada jawaban yang ditawarkan oleh tim WHO.
WHO pun dituduh menutup-nutupi hasil penyelidikan karena tidak adanya penemuan terobosan yang ditawarkan setelah sepuluh ilmuwan menghabiskan 14 hari dalam kunjungan ke situs-situs utama di Wuhan.
Ketua Tim WHO Dr Peter Ben Embarek mengatakan, pihaknya masih berupaya untuk mengidentifikasi asal-usul virus. Dia juga bilang, penyelidikan masih terus berlangsung dan mengakui tim telah menemukan informasi baru. Akan tetapi, penemuan itu belum secara dramatis mengubah gambaran soal wabah.
Virus itu pertama kali diidentifikasi setelah seorang pasien tertular di Pasar Makanan Laut Huanan sekitar 406 hari yang lalu. Penyelidikan WHO mengungkapkan, pasar yang dianggap sebagai titik nol virus itu sekarang diragukan.
• Tangis Pilu Bocah Kumandangkan Azan di Liang Kubur Ayah, Pelayat Nangis, Pernah Juara 1 Murottal
• Aisha Wedding, WO Tawarkan Nikah Siri dan Poligami Viral, Kementerian Sampai Turun Tangan
• Cara Pendaftaran Registrasi Antre Online via Aplikasi Pasien Rawat Jalan di RSMH Palembang
The Sun memberitakan, kesimpulan dari laporan tersebut juga tampaknya sesuai dengan banyak klaim palsu yang sebelumnya dibuat oleh China selama setahun terakhir ketika berusaha mengalihkan kesalahan mereka atas penyebaran Covid-19.
Lantas, dari mana asal-usul virus yang telah membunuh 2,3 juta orang itu?
Mengutip The Sun, WHO mendukung teori China bahwa wabah asli Covid pada Desember lalu bisa jadi dipicu oleh virus yang terbawa pada makanan beku.
China sebelumnya mengklaim virus itu ditemukan bersembunyi di barang-barang beku dari Ekuador, Brasil, dan Australia.
Klaim China tersebut dinilai sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari penanganan pandemi sendiri sehingga virus menyebar ke seluruh dunia. Beberapa minggu yang lalu, WHO meragukan klaim ini.
Dr Ben Embarek beberapa hari yang lalu juga mempertanyakan kemungkinan tersebut. Akan tetapi, pada saat konferensi pers, dia mendukungnya dan menyerukan penyelidikan lebih lanjut tentang kemungkinan tersebut saat dirinya muncul bersama mitranya dari China di Wuhan.
"Tampaknya sangat jarang (makanan beku sebagai sumber virus corona), dan menjadi sumber penularan tampaknya sangat jarang," katanya pada 31 Januari, seperti dilaporkan Wall Street Journal.
Sementara itu, pasar Makanan Laut Huanan telah lama dianggap sebagai tersangka utama bagaimana virus mungkin telah membuat lompatan zoonosis dari hewan ke manusia.
Kelompok pertama kasus virus corona terdeteksi di sana, dan pasar basah ini dikenal sebagai sarang kemungkinan infeksi.
Dan tak lama setelah penyebaran penyakit, pejabat di China memberlakukan larangan nasional atas pembelian dan penjualan hewan liar di pasar, restoran, dan tempat pengecer lainnya.
Kondisi sempit dan tidak sehat dengan banyak spesies yang saling berjejalan di pasar basah diyakini memicu mutasi virus yang cepat saat mereka melompat dari hewan ke hewan sebelum akhirnya menginfeksi manusia.
The Sun memberitakan, WHO sekali lagi telah membalikkan teori tersebut, karena WHO menilai Pasar Makanan Laut Huanan mungkin bukan titik nol Covid.
Profesor Liang Wennian, pemimpin tim China, mengesampingkan pasar sebagai sumber asal virus karena dia menilai Covid berasal dari tempat lain selain Wuhan.
Para ahli menambahkan bahwa mereka "tidak tahu" peran pasti dari Pasar Makanan Laut Huanan Wuhan terkait asal mula virus, karena para pejabat juga menemukan kasus Covid awal di antara orang-orang yang tidak memiliki hubungan dengan pasar.
Kelelawar asing juga sedang diselidiki sebagai kemungkinan asal usul Covid. Profesor Liang mengatakan, tidak ada kelelawar di alam liar di China yang ditemukan membawa virus yang mungkin telah bermutasi menjadi Covid-19.
Baca Juga: Kekurangan pasokan, Uni Eropa terbuka terhadap vaksin COVID-19 mana pun
Tim yakin virus itu berasal dari hewan - kemungkinan kelelawar atau trenggiling - tetapi inang perantara yang memungkinkannya melompat ke manusia "belum diidentifikasi".
Marion Koopmans, ahli virologi Belanda dalam tim tersebut, mengatakan beberapa hewan di pasar rentan atau diduga rentan terhadap virus tersebut, termasuk kelinci dan tikus bambu.
Bagaimana dengan kebocoran laboratorium?
• Aku nggak Kuat Nahannya, Air Mata Mael Lee Tumpah saat Curhat Gugat Cerai Intan Ratna Juwita
• Biodata dan Perjalanan Karier Cut Syifa, Kini Mantap Berhijab, Ini Foto Terbarunya
• Geger, Pria Tanpa Identitas Tiba-Tiba Jatuh dan Meninggal Dunia di Sukabangun 2 Palembang
Wuhan adalah rumah bagi Institut Virologi Wuhan, laboratorium keamanan tertinggi dari jenisnya di China, yang sedang mempelajari virus corona yang ditularkan oleh kelelawar pada saat pandemi.
AS menuding bahwa laboratorium itu terlibat dalam asal-usul pandemi.
WHO hari ini telah sepenuhnya menolak teori kebocoran laboratorium sebagai hal yang "sangat tidak mungkin" dan tidak layak untuk diteliti lebih lanjut.
The Sun memberitakan, meski memberikan penjelasan lebih lanjut, tim WHO mengakui mereka gagal mengidentifikasi sumber asli wabah Covid.
Anggota parlemen Inggris Tobias Ellwood mengatakan kepada The Sun Online: "Hasil ini sepenuhnya menutup-nutupi hal yang sebenarnya. Mengingat kehancuran ekonomi global dan jumlah kematian yang disebabkan oleh pandemi ini - jangan pernah lagi negara yang bertanggung jawab atas wabah dibiarkan menghalangi penyelidikan internasional selama 12 bulan penuh."
China telah lama dituduh menutupi asal-usul pandemi - dan terus berusaha untuk menangkis kesalahan.