Demokrat Buka Suara Soal Darmizal Sebut Gaya Kepemimpinan AHY Penuh Intrik : Dulu Murtad dari Partai
Sementara, Herzaky menuturkan, AHY lah yang berjuang untuk mendapatkan simpati masyarakat dalam Pileg 2019 lalu.
"Benar-benar berkeringat, panas-panasan, hujan-hujanan, buat meningkatkan suara Partai Demokrat di 2019."
"Alhamdulillah, berkat kerja keras dan perjuangan para kader yang dipimpin Mas AHY, Demokrat berhasil meraih 7,77 persen suara," ungkap Herzaky.
Untuk itu, ia mempertanyakan tujuan mantan kader hingga pejabat Istana yang melakukan upaya mendongkel kepemimpinan AHY.
"Itu sebenarnya mau memperbaiki Partai Demokrat, atau merebut Demokrat yang sedang bagus-bagusnya di mata publik?"
"Kalau memang merasa dulu hebat dan sangat berjasa dalam membangun Partai Demokrat 2004-2009, tanpa sadar dan lupa ada namanya faktor SBY Effect yang sangat besar di era itu, silahkan saja membentuk partai baru."
"Mengapa sibuk mau membajak Partai Demokrat yang sedang naik daun? Dulu pas dibutuhkan Partai, malah murtad. Sekarang, malah mengaku paling cinta dan ingin memperbaiki," pungkas Herzaky.
• Biodata Profil Darmizal, Namanya Disebut Dalam Isu Kudeta AHY, Pernah Jadi Relawan SBY dan Jokowi
Gaya Kepemimpinan AHY Dikritik Mantan Kader
Sebelumnya diberitakan, salah satu senior dan pendiri Partai Demokrat, Muhammad Darmizal MS buka suara mengenai gejolak yang saat ini menimpa Demokrat.
Politisi Demokrat yang sudah keluar ini mengkritik gaya kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat.
Menurutnya, AHY saat ini terkesan mengabaikan perjuangan para pendirinya.
"Analisa saya, pengurus saat ini banyak yang instan."
"Tidak mau paham dengan tetesan darah dan keringat para pendiri yang sekarang diabaikan," kata Darmizal kepada awak media, Selasa (9/2/2021) kemarin.
Ia juga menilai gaya kepemimpinan AHY penuh intrik hingga kurang semangat berjuang dan kebersamaan.
Ia khawatir, jika gaya kepemimpinan tersebut diteruskan justru membuat Partai Demokrat dihukum oleh sistem demokrasi di Indonesia.
Terlebih, kekhawatirannya juga berdampak pada gelaran Pemilu 2024 mendatang, akan menjadi ajang terakhir yang diikuti Demokrat.