Hingga Kini 4 Penumpang dan CVR Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Belum Ditemukan, Keluarga Gugat Boeing

Hingga Kini 4 Orang Penumpang dan CVR Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Belum Ditemukan, Keluarga Gugat Boeing

Editor: Slamet Teguh
Tribunnews/Irwan Rismawan
Petugas memeriksa benda yang diduga serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Berdasarkan data manifes penumpang, Arkana tercatat duduk bersampingan dengan Rizki Wahyudi yang telah teridentifikasi pada 16 Januari 2021.

Sementara itu, Dania duduk satu kursi dengan Supianto yang sudah teridentifikasi pada 14 Januari 2021.

Adapun Razanah tercatat di nomor 16, sedangkan Panca Widia di nomor 14.

2. Tim DVI Masih Lakukan Proses Identifikasi

Polri memastikan tim DVI Polri tetap melanjutkan proses identifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Hal tersebut sekaligus membantah kabar, adanya pemberhentian proses identifikasi tim DVI Polri terkait nasib jenazah korban SJ-182.

"Tim DVI masih bekerja," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono saat dikonfirmasi, Senin (8/2/2021).

Namun demikian, Rusdi tidak menjelaskan lebih lanjut terkait batas waktu proses identifikasi yang dilakukan tim DVI Polri.

3. Kotak Hitam CVR Belum Ditemukan

Hingga sebulan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, masih ada satu benda penting yang tak kunjung ditemukan: kotak hitam atau black box berisi cockpit voice recoder (CVR).

Sementara kotak hitam yang berisi flight data recorder (FDR) telah ditemukan tim SAR gabungan pada Selasa (12/1/2021) sekitar pukul 16.40 WIB.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono mengungkapkan sulitnya mencari kotak hitam yang berisi CVR Sriwijaya Air.

Soerjanto bilang, CVR sulit ditemukan karena pencarian harus dilakukan dengan cara meraba-raba dasar laut di lokasi jatuhnya pesawat tanpa dibantu alat underwater locator beacon.

"Pencarian memory unit CVR dilanjutkan tanpa bantuan underwater locator beacon, jadi kita mencarinya dengan meraba-raba di dasar laut."

"Nah ini merupakan juga suatu kesulitan tersendiri yang kita hadapi," kata Soerjanto dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, Rabu (3/2/2021).

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved