Pengakuan Abu Janda yang Dibayar Mahal Untuk Jadi Buzzer Jokowi di Pilpres 2019, Videonya Viral
Viral Video Pengakuan Abu Janda yang Dibayar Mahal Untuk Jadi Buzzer Jokowi di Pilpres 2019
TRIBUNSUMSEL.COM - Nama Abu Janda terus menjadi sorotan publik.
Usai dilaporkan polisi karena kasus dugaan rasisme.
Kini, nama Abu Janda kembali mencuat usai adanya video viral yang menampilkan pengakuan Abu Janda yang disebut dibayar mahal untuk jadi buzzer Jokowi.
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun buka suara soal kontroversi Pegiat Media Sosial Abu Janda.
Belakangan ini, beredar video Abu Janda yang mengaku direkrut Joko Widodo (Jokowi) menjadi buzzer pada Pilpres 2019 lalu.
Abu Janda bahkan mengaku dibayar dengan nominal uang yang cukup besar.
Terkait hal itu, Refly Harun lantas memertanyakan asal uang yang diterima Abu Janda.
Hal itu diungkapkan dalam kanal YouTube Refly Harun, Kamis (4/2/2021).
"Sumber uang untuk membayar itu dari mana? Apakah uang pribadi atau uang kampanye atau uang negara?," ujar Refly Harun.
"Itu penting dan tentu yang membayar saja yang tahu."
• Tanggapan Natalius Pigai Soal Ajakan Abu Janda untuk Bertemu: Tak Pernah Berpikir untuk Memenjarakan
• Permadi Arya Alias Abu Janda : Ini Urusan Saya Sama Bang Pigai, Kok Jadi Orang Lain yang Laporin
Menurut Refly, jika yang tersebut milik negara, telah terjadi penyelewengan kekuasaan.
Selain itu, hal tersebut disebutnya juga telah melanggar peraturan Pemilu.
"Kalau itu menggunakan uang negara maka jelas itu abuse of power," ucap Refly.
"Bahkan dalam perspektif Pemilu sudah jelas itu pelanggaran Pemilu."
"Karena bagian dari menggunakan uang negara dalam Pemilu."
Refly mengatakan, isu ini layak untuk diselidiki lebih lanjut.
Karena itu, Refly berharap DPR mau menyelidiki isu ini.
"Dia mengaku jadi influencer dalam proses Pilpres," ujar Refly.
"Jadi kalau kita pakai standar tinggi terhadap penyalahgunaan keuangan negara maka kasus ini harusnya menghebohkan."
"Kasus yang bisa diinvestigasi DPR, tapi terserah DPR karena sekarang ini banyak yang pro pada penguasa."
"Dan kebetulan penguasa yang dikampanyekan Abu Janda yang berkuasa hari ini," sambungnya.
• Ganjar Pranowo Mantap di Puncak Elektabilitas Capres, Prabowo, Anies Hingga Sandiaga Uno Turun
• Wiranto, Prabowo Subianto dan Edi Sudrajat Disebut Sebagai 3 Jenderal yang Pernah Gagal Rebut Partai
Pengakuan Abu Janda
Sebelumnya, Pakar Telematika, Roy Suryo kembali mengunggah video pengakuan Abu Janda dalam akun Twitter-nya, @KRMTRoySuryo2, Selasa (2/2/2021).
Dalam video berdurasi 28 detik itu, Abu Janda mulanya menyebut posisi komisaris BUMN diberikan pada orang yang berjuang memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
"Gini ya kenapa ada yang dapat jabatan komisaris?," ucap Abu Janda dalam video.
"Orang yang dapat jabatan komisaris ini adalah orang yang berjuang di TKN waktu itu."
Meski ikut mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin, kala itu Abu Janda hanyalah seorang influencer.
Namun, ia mengakui menerima sejumlah uang.
Karena itulah, Abu Janda tak ditawari menduduki posisi penting di BUMN.
"Kalau aku sama Denny waktu Pilpres kita ini influencer yang dibayar," ujar Abu Janda.
"Jadi aku rasa kenapa kita enggak ditawari komisaris?"
"Kan lo dibayar, masa lo minta komisaris lagi, wajarlah aku pikir."
"Jadi komisaris itu hanya untuk yang benar-benar berjuang di TKN waktu itu, makanya jadi," tambahnya.
Sementara itu, Roy Suryo menuliskan cuitan yang berisi kesimpulan dari pernyataan Abu Janda.
Dalam cuitannya, Roy Suryo menyebut Abu Janda dibayar menggunakan uang rakyat.
"Dari PENGAKUAN si Abu Janda @permadiaktivis1 ini setidaknya ada 2 FAKTA:
- Komisaris2 BUMN adalah (bagi2 Jabatan) utk yg "Berjuang di TKN"
- "Influencer2 Piaraan" spt Dia & DenSi DIBAYAR (pakai Uang Rakyat)
L-uar B-iasa P-arah / Ugal2an ini kelakuannya ...
Makin AMBYAR," tulis Roy Suryo. (TribunWow.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Abu Janda Ngaku Dapat Bayaran Besar saat Jadi Buzzer Jokowi, Refly Harun: Uangnya dari Mana?.