Eks Jubir FPI, Munarman Ngamuk Saat Beri Penjelasan Dugaan FPI Terafiliasi Dengan ISIS

Eks Jubir FPI, Munarman Ngamuk Saat Beri Penjelasan Dugaan FPI Terafiliasi Dengan ISI

Editor: Slamet Teguh
ISTIMEWA via Tribun Jakarta
Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman 

TRIBUNSUMSEL.COM - Sejumlah masalah terus dialami oleh Front Pembela Islam (FPI).

Usai organisasi ini resmi dilarang pemerintah.

Kini, sejumlah orang yang diduga sebagai anggota FPI ditangkap karena diduga sebagai teroris.

Menanggapi hal tersebut, mantan juru bicara FPI Munarman mengungkapkan kemarahannya saat diundang di tayangan talkshow.

Dilansir TribunWow.com, hal itu tampak dalam tayangan iNews, Sabtu (6/2/2021).

Saat itu, Munarman diminta mengklarifikasi dugaan FPI terafiliasi dengan jaringan teroris internasional Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Tudingan itu muncul setelah seorang terduga teroris Muhammad Fikri Oktaviadi mengaku pembaiatan dihadiri Munarman.

Munarman kemudian membantah kabar tersebut dan menuding Kepala Pusat Riset Ilmu Kepolisian dan Kajian Terorisme Universitas Indonesia (UI) Benny Mamoto.

 "Isu ini bukan karena organisasi. Kalau ada tuduhan ini (disebabkan) organisasi karena dianggap ada orang yang terlibat, Pak Benny itu yang menyebarluaskan pertama kali nama-nama orang yang disangkutpautkan dengan FPI. Saya tahu, Pak Benny ini," kata Munarman.

Presenter Anisha Dasuki kemudian hendak mengonfirmasi tuduhan Munarman ke narasumber Benny Mamoto yang ikut diundang dalam acara televisi tersebut.

Namun Munarman enggan penjelasannya dipotong.

"Entar dulu. Tadi 'kan tanya saya apakah ada di situ atau tidak, saya belum selesai ini," tegasnya.

Anisha Dasuki kembali mengingatkan bahwa durasi tayangan mereka terbatas, sehingga perlu memberi kesempatan kepada narasumber lain yang dituduh.

Nada suara Munarman semakin meninggi saat dipotong.

"Enggak bisa. Saya mau jelaskan bahwa tidak ada kaitannya. Itu anak yang mengaku bukan anggota FPI, sudah dijelaskan Ustaz Agus Salim," tegasnya.

Ia menyebut kedatangannya ke Makassar bukan untuk menghadiri baiat teroris, meskipun bertepatan waktunya.

Munarman menolak menghentikan pemaparannya.

"Anda jangan memancing kemarahan saya. Nanti bahaya, Anda jangan mancing-mancing. Saya mau jelaskan fakta, Anda jangan potong-potong," Munarman memberi peringatan.

"Saya bertanya, Pak. Mohon maaf," jawab Anisha Dasuki.

Ia merasa tidak diberi kesempatan untuk mengklarifikasi di talkshow tersebut.

Munarman bahkan menuduh talkshow itu melakukan propaganda terhadap dirinya.

"Katanya mau baik-baik memberi kesempatan kepada saya untuk mengklarifikasi. Kalau begini caranya, ini propaganda namanya, iNews ini," tuduh Munarman.

"Kami konfirmasi, Pak Munarman, silakan," sahut presenter lainnya, Fandi Hasib.

"Justru itu, saya mau menjawab. Jangan dipotong-potong. Jawaban saya belum selesai sudah dipotong dipindahkan ke isu lain," tukas Munarman.

Akhirnya Eks Sekum FPI, Munarman Beri Jawaban Usai Namanya Dikaitkan Dengan Teroris, Pakai 2 Hadis

Penjelasan Polisi Atas Pengakuan Teroris di Makassar yang Lihat Sekum FPI Munarman Hadiri Baiat ISIS

Munarman Tanggapi Markas FPI Didatangi Intel Jerman

Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman mengomentari datangnya seorang staf Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman ke markas organisasi masyarakat (ormas) tersebut.

Dilansir TribunWow.com, diketahui seorang staf Kedubes Jerman menyambangi markas FPI yang terletak di Petamburan, Jakarta Pusat.

Terungkap kemudian staf tersebut bernama Suzanne Hol, seorang pegawai Badan Intelijen Jerman BND (Bundesnachrichtendienst).

Menanggapi fakta tersebut, Munarman menilai kasus penembakan enam laskar FPI sudah menjadi skandal intelijen berskala internasional, bukan sekadar isu politik.

"Dunia internasional mencium ada yang tidak beres dari sudut pandang dan kacamata intelijen," kata Munarman, dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (29/12/2020).

Kantor DPP FPI di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (11/12/2020). (WartaKotaLive.com/Desy Selviany)
Menurut dia, kasus penembakan itu dapat berdampak terhadap reputasi penanganan isu hak asasi manusia (HAM) di Indonesia.

Lebih lanjut, kasus ini dianggap akan diperbincangkan dunia intelijen internasional.

"Sebab dalam perspektif dunia intelijen, ada fatsoen, keberadaan aparat keamanan negara adalah untuk menangkal bahaya terhadap negara, bukan untuk membunuh warga negara sendiri," terang Munarman.

Tidak hanya itu, Munarman menilai kedatangan staf intelijen itu menunjukkan dunia internasional sudah mengetahui kejadian sebenarnya.

Diketahui muncul dua versi berbeda tentang insiden penembakan di Tol Jakarta-Cikampek itu, yakni versi polisi dan versi FPI.

"Oleh karenanya yang diturunkan adalah orang yang punya kemampuan investigasi, bukan diplomat politik untuk mencampuri urusan dalam negeri Indonesia," tegas Munarman.

Wiranto, Prabowo Subianto dan Edi Sudrajat Disebut Sebagai 3 Jenderal yang Pernah Gagal Rebut Partai

Dokter Tirta Sebut Kondisi Paru-parunya Kini Rusak Parah, Akui Bisa Meninggal Jika Terpapar Covid-19

Dikutip dari Wartakotalive.com, anggota Komisi I DPR RI M Farhan meminta kedatangan staf intelijen itu diusut pemerintah.

“Ternyata ketika dilakukan penyelidikan ke beberapa sumber kita di Berlin langsung, si Suzanne Hol ini bukan pula pegawai pemerintah yang tercatat di Kementerian Luar Negeri Jerman, dia tercatat sebagai pegawai di BND atau Badan Intelijen Jerman,” ungkap Farhan, Minggu (27/12/2020).

Ia menilai kedatangan staf Kedubes Jerman itu merupakan pelanggaran berat.

Bahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memanggil Duta Besar (Dubes) Jerman untuk memberi teguran khusus.

“Bahkan dipaksa 'untuk memberikan pernyataan bahwa Kedutaan Besar Jerman tidak ada hubungannya dengan FPI tidak akan ikut campur pada masalah menyangkut masalah hukum FPI dan orang Jerman tersebut sudah dikembalikan’,” ungkap Farhan. (TribunWow.com/Brigitta)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Ngamuk di Talkshow, Munarman Enggan Dipotong sampai Marahi Presenter: Ini Propaganda Namanya.

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved