Berita Palembang
1 Bulan Setelah Khitan, Orang Tua Belikan Sepeda dan HP, Naca Tewas Tenggelam di Sungai Musi
Kesedihan kedua orang tua Naca makin menjadi begitu mengingat saat-saat bahagia bersama sang buah hati.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Kesedihan mendalam terpancar dari wajah orang tua Muhammad Naca Saputra, bocah 8 tahun yang tenggelam di Sungai Musi.
Kesedihan kedua orang tua Naca makin menjadi begitu mengingat saat-saat bahagia bersama sang buah hati.
Ayahanda Naca, Almaidi mengungkapkan, putranya itu dikhitan sekitar satu bulan lalu atau tepatnya pada 29 Desember 2020.
Sebagai orang tua, Maidi merasa bahagia karena telah memenuhi permintaan hadiah dari sang buah hati.
"Setelah Naca dikhitan, saya belikan handphone dan sepeda untuk menyenangkan dia," kata Maidi ditemui usai pemakaman Naca di Dusun II Desa Meranjat Ilir, Kecamatan Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir, Sabtu (6/2/2021).
Selama proses pemulihan setelah dikhitan, Naca belum sempat menikmati hadiah yang diberikan kedua orang tuanya itu.
Hingga musibah itu datang pada Kamis (4/2/2021) sekira pukul 12.30.
Saat sedang mencuci kaki di tepi Kampung Kapitan, 7 Ulu, Palembang, Naca terpeleset dan jatuh ke Sungai Musi.
Tubuhnya ditemukan keesokannya pada Jumat (5/2/2021) malam pukul 19.15 oleh warga setempat.
Keluarga pun memilih memakamkan Naca di kampung halaman di Meranjat.
"Kami makamkan anak kami di kampung halaman neneknya biar lebih terurus makamnya," ungkap Maidi.
Maidi sempat menunjukkan foto Naca semasa hidup.
Namun ia keberatan jika foto putranya itu dipublikasikan di media massa.
Sementara ibunda Naca tampak berlinang air mata dan tak berkata apa-apa di sisi tempat peristirahatan terakhir putranya itu.
"Handphone dan sepeda Naca di rumah mau kami simpan saja. Karena kami sayang sekali dengan Naca," kata Maidi.
Dimakamkan Dekat Kakek Nenek
Jenazah Muhammad Naca Saputra (7 tahun), bocah yang tenggelam di Sungai Musi hari ini dimakamkan di kampung halaman orang tuanya di Dusun II Desa Meranjat Ilir, Kecamatan Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir.
Jenazah diberangkatkan dari rumah duka di Palembang pada Sabtu (6/2/2021) pagi pukul 08.00 dan tiba di Meranjat pukul 08.30.
Puluhan orang terdiri dari keluarga dan kerabat mengantar jenazah Naca ke tempat peristirahatan terakhir.
Ayahanda Naca, Almaidi Tanjung mengungkapkan, pihak keluarga memutuskan memakamkan Naca di kampung halaman karena suatu pertimbangan.
"Kami ingin makam anak kami terurus. Kalau di Palembang, takutnya suatu saat nanti makam Naca ditumpuk orang lain," ungkap Maidi ditemui setelah proses pemakaman.
Lagipula, kata Maidi, di Meranjat tersedia lahan pemakaman keluarga sehingga Naca bisa lebih 'dekat' dengan kakek-neneknya yang telah meninggal dunia.
"Jadi kami putuskan membawa (memakamkan) Naca di kampung saja," terang Maidi.
Ia mengungkapkan, sebelum meninggal dunia, Naca sempat mengajukan permintaan kepada orang tuanya.
Permintaan tersebut yakni menyelenggarakan syukuran jika almarhum menamatkan membaca Iqra.
"Naca minta, 'Abi, nanti syukuran ya'. Saya bilang 'iya, Nak'," ungkap Maidi yang tampak kering air mata di pipinya itu.
"Naca sekarang baru Iqra 5. Nanti kalau tamat Iqra 6, maksudnya syukuran saat ulang tahun ke-8 tanggal 21 Februari nanti," jelas Maidi.
Muhammad Naca Saputra lahir di Palembang pada 21 Februari 2013.
Ia meninggal dunia setelah tenggelam di Sungai Musi saat mencuci kaki di tepi Kampung Kapitan, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I, Palembang, pada Kamis (4/2/2021) lalu sekira pukul 12.30.
Keesokannya pada Jumat (5/2/2021) sekira pukul 19.15, jasad Naca ditemukan 300 meter ke arah hilir sungai dari titik ia tenggelam.
"Mohon doanya untuk anak kami," kata Maidi.
Isak Tangis Sambut Jenazah Naca
Sebelumnya isak tangis keluarga Naca (8) pecah, saat jenazah tiba di rumah duka, Jumat (5/2/2021).
Jenazah langsung dibaringkan di ruang tamu dengan dikelilingi tetangga maupun keluarga korban.
Dari pantauan Tribunsumsel.com di rumah duka, ibu maupun keluarga korban terus menangis melihat jenazah Naca terbujur kaku.
Jenazah korban tenggelam di Sungai musi, Naca (8) tiba di rumah duka , Jumat (5/2/2021) petang

Sementara itu ibu korban Devi Marlina (35) maupun keluarga korban, belum bisa memberikan informasi lantaran masih dalam kesedihan dan terus menangis.
Anggota Satpolair Polrestabes Palembang, Bripka Irfan mengatakan, korban tenggelam ketika sedang mencuci kaki, Kamis (04/02/2021) sekitar pukul 12.30 WIB.
"Setelah dilakulan proses pencarian tim gabungan Satpolair dan Basarnas Sumsel, korban ditemukan keadaan meninggal," ujar Bripka Irfan, Jumat (5/2/2021).
Ia menjelaskan, orang tua korban tidak bersedia anaknya dilakukan visum lantaran ini murni karena musibah tenggelam.
"Rencananya korban akan dikebumikan besok pagi di Desa Meranjat, Kabupaten Ogan Ilir," tutup Irfan.
Terpeleset saat Memancing
Terpeleset pada saat mencuci kaki dan tangan di Sungai Musi Objek Wisata Kampung Kapitan, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan SU I Palembang, pada Kamis (4/2/2021) sekira pukul 12.30 WIB, sampai dengan saat ini korban belum ditemukan.
Informasi yang dihimpun, korban bernama Naca (7 tahun).
Saksi mata di TKP Rial (30) mengatakan, menurut teman korban pada saat kejadian korban sedang memancing.
Kemudian pada saat mencuci kaki dan tangan korban terpeleset.
Mendapatkan laporan adanya korban tenggelam, anggota Polsek SU I dan Team Polairud Polrestabes Palembang langsung mendatangi lokasi kejadian.
Ditemukan 300 Meter dari Lokasi Jatuh
Naca (8) korban tenggelam di Sungai Musi Objek Wisata Kampung Kapitan, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan SU I Palembang, Kamis (4/2/2021) sekira pukul 12.30 WIB lalu akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Basarnas Palembang Hery Marantika.
Hery menjelaskan, Naca akhirnya berhasil ditemukan sejauh 300 meter dari lokasi kejadian oleh team SAR gabungan dan dibantu warga.
"Korban berhasil ditemukan oleh Tim SAR Gabungan dari Basarnas Palembang, TNI/Polri, Pemda setempat dan masyarakat, pada Jumat (5/2/2021) sekira pukul 19.15 WIB dari lokasi awal kejadian dalam keadaan meninggal dunia," ujar Hery, Jumat (5/2/2021).
Ia menuturkan, korban ditemukan pada saat mengapung tidak jauh dari tempat kejadian.
"Selanjutnya kami serahkan kepada pihak keluarga guna dilakukan proses pemakaman," katanya.
Ia imbau imbau kepada seluruh masyarakat agar tidak membiarkan anak-anaknya bermain sendirian di tepi sungai tanpa ada pengawasan dari orang tua.
"Walaupun hal seperti ini merupakan suatu kebiasaan dari masayarakat kita pada umumnya, Marilah kita sama sama, membiasakan hidup yang selalu mengutamakan keselamatan baik secara perorangan maupun secara bersama-sama," Jelasnya.