Berita Muaraenim
Kisah Pemilik Dua Minimarket di Muaraenim, Dari Pedagang Keliling hingga Punya 85 Karyawan
Hasan Aziz,Pria yang sukses melebarkan kios kelontongan menjadi sebuah mini market yang diberi nama Diva Mart. Berikut kisah hidupnya merintis usaha.
Penulis: Ika Anggraeni | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM,MUARAENIM- Pribadi yang tangguh dan pantang menyerah itulah terlihat dari sosok yang memiliki nama lengkap Hasan Aziz,
Pria yang sukses melebarkan kios kelontongan nya menjadi sebuah mini market yang diberi nama Diva Mart yang berlokasi di Jalan Pramuka Muaraenim.
Saat ditemui disela-sela kesibukannya,iapun berbagi kisah suksesnya kepada Tribunsumsel.com,Kamis,(4/2/2021).
Pria yang lahir di Kerinci Jambi 1993 silam ini, bersama kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai pedagang keliling,
Hasan muda kerap ikut bersama sang ayah dalam berjuang mencari nafkah.
" Beberapa kota mulai dari Lampung, Belitang, Lahat dan kota-kota lain di Sumatera Selatan dan sekitarnya menjadi kota terpenting tujuan bisnisnya kami,bahkan saya sempat ikut ayah, berjualan di Batam, 5 tahun lamanya,
dan sejak remaja saya tidak sungkan dan tidak malu membantu menawarkan dagangan kepada pembeli,karena dagang ini adalah satu-satunya mata pencarian orang tua saya,"katanya.
Ia juga menunturkan bahwa selama di Batam, pria berdarah Minang, Sumatera Barat ini, mencoba berbagai profesi pekerjaan untuk sekedar membantu kehidupan ekonomi keluarga, mulai dari menjadi kuli bangunan, bekerja di lapangan golf bahkan profesi pedagang kaki lima pernah dilakukan.
" Di Batam juga saya menemukan jodoh saya,yakni istri saya yang bernama Warna, yang saya nikahi di Padang Pariaman, Sumatera Barat tahun 1998, setelah menikah kami pindah ke Kabupaten Lahat dengan maksud untuk membantu usaha dagang orang tua saya.
Nah, di kabupaten lahat inilah, hasrat untuk menjadi pengusaha mulai tergali. Padahal, semula tidak ada keinginan saya untuk menjadi pedagang," ujar pria tamatan SMA ini.
Lantaran jarak Kabupaten Lahat dengan Kabupaten Muaraenim tidak terlalu jauh, lanjutnya hingga terdengar oleh Hasan ada peluang usaha untuk berjualan di Bumi Serasan Sekundang.
" Alhasil, dengan mengucap Bismillah, saya dan istri memberanikan diri menetap di Kabupaten Muaraenim pada tahun 1998 dengan mencoba peruntungan berjualan di kios ukuran 3 meter x 4 meter di Pasar Inpres Muaraenim dengan harga sewa Rp 9 juta berjualan klontongan dan uang itupun di dapat dari pinjaman keluarga,"katanya.
Ia juga mengatakan selama berjualan di Kios ini, jatuh bangun dirasakan Hasan dan istri.
Namun demikian, dengan tetap berpegang kuat pada keinginan untuk maju, usaha kelontongan tetap dijalani.
" Dan pada tahun 2002, kendala yang selama ini dialami terkait permodalan mulai ditemukan jalan keluarnya. Dengan menjadi binaan mitra Corporate Social Responsibility (CSR) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) suntikan dana sebesar Rp 10 juta yang kami dapat,uang itu kami yang manfaatkan untuk mengembangkan usaha,"katanya.