Ayo Jangan Takut Donor Plasma Konvaselen, Ini Manfaatnya

Sulitnya mencari pendonor plasma konvalesen dari penyitas covid-19 atau penderita covid-19 yang dinyatakan sembuh saat ini memang sangat sulit.

Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Prawira Maulana
TRIBUN SUMSEL/MELISA WULANDARI
Ilustrasi. 

TRIBUNSUMSEL.COM.PALEMBANG- Sulitnya mencari pendonor plasma konvalesen dari penyitas covid-19 atau penderita covid-19 yang dinyatakan sembuh saat ini memang sangat sulit.

Sebagai salah satu Rumah Sakit yang memiliki fasilitas penunjang untuk donor plasma konvalesen, RSUD Siti Fatimah terus melakukan sosialisasi kepada para pasien penderita covid-19 dan juga kepada masyarakat.

"Alhamdulilah kita sebagai salah satu rumah sakit yang mendapatkan bantuan alat dari Kementrian karena kita juga sebagai salah satu RS rujukan untuk covid-19," jelas Direktur RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumsel, dr Syamsuddin Isaac Suryamanggala,Sp.OG Senin (1/2/2021) dalam acara Sumsel Virtual Fest "Mencari Relawan Donor Darah dan Donor Plasma Konvalesen".

Ia mengatakan tak mudah memang untuk mencari donor plasma konvalesen ini terutama bagi para penyitas covid-19.

"Karena itu, kita selalu sosialisasi dan jelaskan kepada para penderita yang sedang dirawat disini. Jika sembuh kita buka hati mereka untuk mau donor plasma konvalesen," tuturnya.

Karena, lanjut dia donor plasma konvalesen ini sangat diperlukan atau dibutuhkan bagi mereka yang sedang berjuang sembuh untuk melawan covid-19 dan bagi pendonor juga tidak ada efek sampingnya.

"Kita juga sosialisasikan ini kepada petugas kita agar mereka juga dapat ikut memberikan informasi ini kepada pasien dan masyarakat. Serta juga kita terus sosialisasi ke sosial media juga," tegas dia.

dr Syamsuddin mengatakan saat ini mengaku yang menjadi kendala yakni data bagi para penyitas ini dan tak semua penyitas bisa donor plasma ini karena ada kriteria juga.

Terkait harga, ia mengatakan memang untuk donor plasma konvalesen hingga saat ini belum ada petunjuk untuk ditanggung oleh negara.

"Mahal ini ya karena membutuhkan bahan medis habis pakai dan kantong yang dibutuhkan ini khusus dan pakai alat khusus sehingga beban biaya ini ditanggung pasien tidak pemerintah," jelas dia.

Karena itu, pihaknya pun mencari yang bisa digunakan dan bisa dipakai untuk menekan harga namun kondisi saat ini seperti itu.

Sementara itu, Kepala Unit Donor Darah PMI Sumsel, dr Kemas Ya'kub R.Sp.PK.,M.Kes mengatakan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk bisa mendonorkan plasma konvalesen.

"Yang pasti pendonor ini adalah penyitas covid-19 atau orang yang pernah kena covid-19 dan sudah dinyatakan sembuh dengan bukti hasil negatif pemeriksaan swab sebanyak dua kali," jelas dia.

Selain itu, syarat lainnya sama seperti syarat pendonor pada umumnya yakni tak ada penyakit darah tinggi, diabetes, HIV dan lain sebagainya.

"Dan pendonor bisa mendonorkan plasmanya ini setelah 14 hari ia dinyatakan sembuh sampai tak boleh lebih dari tiga bulan," jelas dia.

Lanjut Kemas, saat ini pihaknya bekerjasama dengan RSUD Siti Fatimah untuk berkoordinasi melakukan pelayanan donor plasma konvalesen ini.

"Karena kita tak punya alatnya dan RSUD Siti Fatimah ada kita koordinasi. Kita kumpulkan data calon pendonor dan kita seleksi. Jika mereka layak maka kita koordinasi untuk melakukan donor plasma ini ke RSUD Siti Fatimah," ungkap dia.

Ia mengatakan prosesnya tidak lama satu hari selesai jika semua data penunjang memenuhi.

"Mengapa donor plasma konvalesen ini diutamakan laki-laki dibandingkan perempuan? Bukan tidak boleh tapi kalau wanita ini belum pernah hamil boleh karena kalau sudah hamil sudah terpapar antibodi lain dari janinnya dan perlu memisahkan ALA dikita belum ada alatnya karena itu kita memilih pendonor darah laki-laki," ungkapnya.

Ia mengatakan untuk donor plasma konvalesen ini bisa bertahan satu tahun jika dibekukan.

Lanjut Kemas, ia mengatakan memang sulit mencari donor plasma konvalesen ini bahkan untuk mencari donor darah biasa pun juga sulit.

"Target kita 5 persen dari penduduk Sumsel ini bisa pendonor darah atau sekitar 80 ribu perkantong. Atau kota Palembang 1,7 juta butuh 34 ribu kantong tapi kenyataanya kebutuhan di kota Palembang sampai 5 riby kantong," jelas dia.

Karena itu, pihaknya mengajak pemerintah dan UTD untuk donor darah agar permasalahan darah ini bisa diatasi bersama.

"Kita juga harapkan agar setiap rumah sakit ini punya bank darah dan bentuk kelompok donor darah yang selama ini sudah ada," ungkap dia.

Ia berharap agar masyarakat juga memiliki kesadaran untuk bisa ikut berpartisipasi dan mau menjadi pendonor darah. "Kita juga terus sosialisasi karena banyak masyarakat ini takut untuk donor darah. Mulai takut dengan jarum suntik dan sebagainya. Padahal donor darah ini sangat baik untuk kesehatan dan juga membantu nyawa seseorang," pungkas dia.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved