Berita Palembang
Musim Penghujan, Pasien DBD di Sumsel Turun Jauh Dibanding 2020, Dinkes Sumsel Justru Makin Khawatir
Berdasarkan data yang ada pada Januari 2021 mengalami penurunan jumlah penderita secara signifikan jika dibandingkan Januari tahun lalu.
Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Memasuki musim penghujan, Dinas Kesehatan Kota Palembang terus menghimbau kepada masyarakat agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan menerapkan 3M yakni menutup, membersihkan dan menyingkirkan barang-barang bekas.
Karena di musim penghujan seperti ini ancaman untuk penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) terus menghantui.
Namun, berdasarkan data yang ada pada Januari 2021 mengalami penurunan jumlah penderita secara signifikan jika dibandingkan Januari tahun lalu.
"Alhamdulilah untuk bulan ini yang tercatat di kita hingga 25 Januari ini tercatat 7 penderita DBD," jelas Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Palembang, Yudhi Setiawan, Kamis (28/1/2021).
Ia mengatakan jumlah ini bila dibandingkan tahun lalu di periode yang sama sangat jauh sekali mengalami penurunan.
"Tahun lalu dengan periode yang sama jumlah kasus kita mencapai 89 kasus. Biasanya puncak dari DBD ini di bulan Januari ini. Tentu kita bersyukur kalau kasus ini menurun," ujar dia.
Namun, di sisi lain pihaknya juga justru khawatir karena takutnya masyarakat dan warga Palembang yang tidak melakukan pengobatan di rumah sakit atau puskesmas setempat.
"Angka sedikit ini kita juga khawatir takutnya warga takut untuk berobat. Tapi saat ini kita masih cari tahu apa penyebabnya, karena kalau turunnya sangat jauh seperti itu, cukup aneh. Karena kalau musim hujan seperti sekarang biasanya puncak DBD," ungkap dia.
Ia berharap kalau memang angka penderita ini turun karena kesadaran masyarakat untuk melakukan 3M ini.
Ia juga menghimbau agar masyarakat untuk tetap menjalankan pemberantas sarang nyamuk di linkungan masing-masing, dengan strategi 3M yakni Menutup, Membersihkan dan Menyingkirkan barang yg berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk.
"Dan apabila ada yang demam 1 hingga 2 terutama bayi dan anak segera datang ke fasilitas kesehatan," beber dia.
Puncak Musim Hujan di Sumsel Bervariasi
Tahun 2021 ini, puncak hujan tahun ini di wilayah Sumsel bervariasi tidak sama. Untuk Sumatera Selatan bagian Barat puncak hujan terjadi Januari. Sedangkan Sumatera Selatan bagian Timur puncak hujan terjadi Maret.
Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Sinta Andayani, mengatakan, prediksi BMKG dalam beberapa hari ini suplai uap air di wilayah Sumsel dan sekitarnya memang cukup besar sehingga melembabkan atmosfer sampai dengan lapisan atas.
Hal ini dikarenakan berbagai faktor cuaca yang memang sedang aktif seperti Madden Julian Oscalliation (MJO), Indeks Surge, La Nina dan angin Muson Asia.
"Untuk potensi banjir di Sumsel masih tetap ada karena akumulasi hujan dalam bbrp hari ini cukup besar. Oleh karena itu, kewaspadaan potensi bencana hidrometeorologi (banjir dan longsor) harus tetap di jaga dan ditingkatkan," kata Sinta Sabtu (16/1/2021).
Dia menyebutkan, puncak hujan di wilayah Sumsel di tahun ini tidak sama periodenya untuk masing-masing daerah. Prakiraan puncak hujan di Januari saat ini ada wilayah di Barat Sumsel seperti Musi Rawas, Lubuk Linggau, Lahat, Empat Lawang, Pagaralam, sebagian OKU Selatan, Muara Enim, OKU, PALI dan Musi Banyuasin bagian Barat.
Sebagian yang lain lagi di wilayah timur diprakirakan puncak hujan di bulan Maret 2021.
"Namun semua wilayah dihimbau tetap dalam kewaspadaan bencana. Ini karena hampir semua wilayah puncak hujannya di hulu Sumsel yang bisa saja menyebabkan luapan sungai di hilirnya," ujar Sinta.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Selatan meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana akibat curah hujan tinggi.
Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori, mengatakan, saat ini intensitas hujan tinggi dengan durasi yang cukup lama khususnya di daerah dataran tinggi seperti OKU Selatan, Pagaralam, Empat Lawang, Muara Enim dan Lahat.
"Masyarakat agar waspada bila intensitas hujan tinggi di wilayahnya. Harus waspada juga saat ada tanda tanda akan terjadi longsor atau banjir bandang yang biasanya ada suara gemuruh," kata Ansori.