Virus Nipah di Malaysia Disebut Lebih Berbahaya di Bandingkan Dengan Virus Corona, Faktanya
Virus Nipah di Malaysia Disebut Lebih Berbahaya di Bandingkan Dengan Virus Corona, Faktanya
TRIBUNSUMSEL.COM - Saat ini pandemi Covid-19 masih terjadi diseluruh dunia.
Bahkan penyebarannya, sudah ada 100 juta orang yang terinfeksi virus corona diseluruh dunia.
Tapi ternyata, ada virus lain yang lebih berbahaya dibandingkan dengan virus corona.
Temuan baru virus nipah (NiV) merupakan virus zoonosis yang bisa menular dari hewan seperti kelelawar dan babi ke manusia.
Tingkat kematian virus nipah mencapai 75% dan sampai saat ini belum ada vaksinnya.
Dikutip dari laman Litbang Kementerian Pertanian, kelelawar pemakan buah Pteropus sp. sebagai pembawa virus tersebut.
Penyakit ini pertama kali muncul di Malaysia pada tahun 1998, menyebabkan wabah respirasi pada babi, yang kemudian menyerang manusia.
Selain di Malaysia, di beberapa Negara lainnya di Asia, telah terdeteksi adanya antibodi dan virus nipah pada Pteropus sp.
Hal ini terlihat dari ditemukannya virus nipah dari urine dan saliva kalong Pteropus tersebut.
Seperti di Bangladesh dan India, yang menyebabkan kematian pada manusia.
Gejala dan cara penularan virus nipah
Dikutip dari laman WHO, periode inkubasi virus Nipah mencapai 4 hingga 14 hari bahkan pernah dilaporkan mencapai 45 hari.
Seseorang yang terinfeksi virus nipah dapat mengalami gejala-gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, meriang dan lesu, dan ensefalitis, pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan kematian.
Cara penularan virus nipah kepada manusia yakni melalui makanan yang terkontaminasi maupun kontak dengan kelelawar maupun babi tanpa menggunakan pelindung.
Berdasarkan laporan di Bangladesh dan India, cara penularan virus Nipah yakni melalui konsumsi buah maupun produk olahan buah yang terkontaminasi dengan urin maupun air liur kelelawar yang terinfeksi.