Rangkuman Episode Terakhir My Lecturer My Husband: Tristan Ikhlas, Arya-Inggit Happy Ending
TRIBUNSUMSEL.COM - Episode terakhir My Lecturer My Husband yang tayang Jumat (16/1/2021) malam benar-benar berakhir bahagia.
Arya memberi pilihan, pulang atau tetap di sini.
Mulanya, Inggit ingin tinggal dulu karena tak enak dengan kerja Arya, lalu berubah pikiran ikut pulang dengan Arya.
Arya memastikan dan Inggit mengiyakan karena masih berat meninggalkan ibundanya yang baru kehilangan suaminya.
Arya memahami perasaan kehilangan seseorang yang pernah disayangi.
Inggit pun bertanya balik, tapi Arya menjawab belum lantas kembali berberes.
Jawaban itu Inggit anggap berarti akan, tapi Arya tak menjawab lagi.
Dia masih mencari-cari barang yang belum masuk ke koper dan melakukannya sendirian.
Siangnya, Arya dan Inggit sudah sampai ke Jakarta, di rumah ada Iim yang menunggu mereka berdua.
Arya menurunkan koper dan menyilakan Inggit dan Iim masuk dulu.
Di sofa, Iim mengatakan Tristan sudah tahu Inggit sudah menikah, demikian pula teman-teman lain.
Lalu, Iim bercerita Tristan pergi ke Yogya, berselingan Arya yang sedang mendorong dua koper ke dalam kamar.
Inggit sendiri tak tahu, lalu Iim mengatakan Arya sudah tahu ada Tristan di situ.
Hatta, emosi Inggit menaik saat tahu Arya tak memberitahu ada Tristan saat pemakaman ayahandanya.
Setelah bertamu dan Iim pulang, Inggit lantas mendatangi dan memanggil Arya dengan napas berat.
Inggit terus bertanya memberondongi Arya yang tahu ada Tristan di rumah orang tua Inggit di Yogyakarta.
Arya menceritakan keadaan saat itu dan Inggit kesal dengan Arya yang tak menceritakan soal kehadiran Tristan.
Inggit terus menanyai Arya yang menunggu waktu yang tepat menyampaikan itu.
Arya melihat situasi yang tak tepat untuk mengisahkan kehadiran Tristan, tapi Inggit membalas tahu dari mana.
Arya dapat melihat tapi Inggit makin menanggapi dengan, karena Arya hanya melihat, tidak merasakan keadaan Inggit.
Mestinya, menurut Arya, Tristan mendatangi dan mengucapkan bela sungkawa langsung kepada Inggit.
Balik lagi, Inggit bertanya alasan Arya tidak memberitahu kehadiran Tristan kepadanya.
Keadaan makin panas, Arya menyuruh Inggit duduk agar dapat membicarakan dengan lebih tenang.
Arya masih menegaskan keadaan saat itu tidak memungkinkan, tapi itu Inggit membantah ucapan Arya yang hanya melihat dari luar saja.
Inggit meminta Arya memberitahu dari mana kehadiran Tristan menambah beban barunya.
Arya balik menanggapi, Tristan tidak menemui Inggit dan menanyakan langsung kepada Tristan.
Inggit merasa selama ini Arya tak pernah mendiskusikan masalah mereka, bahkan Arya tak pernah bertanya perasaan Inggit saat menempuh musibah itu.
Oleh sebab Inggit yang meluap emosinya menilai, Arya selalu merasa tahu yang terbaik buat Inggit.
Tak hanya itu, Arya tak pernah menanyakan kepada Inggit dan merasa tahu soal Inggit.
Arya menanggapi tahu yang terbaik untuk Inggit karena dirinya suami Inggit dan lebih tua.
Inggit makin merasa tak dihargai, karena hanya mengikuti keinginan Arya dan tak pernah diajak diskusi.
"Mas suami saya dan saya cuman ngikuti kemauan Mas!" ungkap Inggit penuh kesal.
Inggit makin mengira Arya hanya peduli dengan diri Arya, bukan Inggit.
Akhirnya, karena tak pernah merasa diperlakukan sebagai istri, Inggit pun pergi menemui Tristan tanpa izin.
Saat itu, Arya terngiang dengan semua yang dilaluinya bersama Inggit yang keras kepala.
Lalu, Arya menelepon profesor Gunawan.
Tristan pun berjalan saat Inggit baru tiba di selasar.
Bertanya ke sana kemari, barulah Inggit bertemu dengan Dave, teman Tristan.
Dave mengatakan tidak tahu ke mana Tristan, tapi tahu Tristan sedang terpuruk, sampai pindah ke lokasi lagi dan tak mau bertemul lagi dengan Inggit.
Inggit menangis dan menyalahkan dirinya atas Tristan yang seolah menghindarinya.
Sementara di rumah, Arya mendatangi Inggit yang baru pulang dan ingin menyampaikan sesuatu.
Lalu Inggit pergi ke rumah Iim dan mencari Tristan.
Arya masih mencegah Inggit dan mengatakan dirinyalah yang harus pergi.
Tapi Inggit merasa tak pernah didengar, karena merasa tak punya tempat di mata Arya.
Semakin kesal Arya dengan Inggit sampai menarik dan membanting koper Inggit.
Bagi Arya, Inggit lebih memilih Tristan daripada pernikahan mereka.
Kali ini Arya harus mengalah dan meminta izin untuk mengantarkan dan bertemu dengan Tristan, sampai berbicara dengan profesor Gunawan.
Arya hanya mengantarkan dan menunggu Inggit, terserah Inggit mau berbuat apa.
Mereka menuju ke Puskesmas Jayagiri, Ciamis, Jawa Barat, dan sudah larut malam.
Ternyata puskesmas itu masih jauh, ditambah keadaannya sangat berbahaya jika malam hari.
Jadi pedagang warung menyarankan esok pagi serta Arya dan Inggit bermalam di hotel tak jauh dari pangkalan ojek tempat Arya bertanya arah.
Mereka sampai di hotel jelang tengah malam.
Arya dan Inggit tidur terpisah, ternyata mereka sama-sama belum tidur.
Inggit merasa Arya mau melakukan semua ini, jauh-jauh dari Jakarta dan membuang Arya hanya untuk Inggit.
Lagipula, Inggit merasa tak masuk akal Arya mau melakukannya deminya.
Mereka pun terbangun dan saling berhadapan.
Bagi Inggit, tiada seorang suami yang rela istrinya bersama cowok lain.
Arya pun ingat dengan ucapan Inggit bahwa pernikahan mereka bukan sungguhan.
Syahdan Arya mengungkapkan alasan sesungguhnya.
Sebelum ayahanda Inggit wafat, Arya berjanji kepada ayahanda Inggit, akan meletakkan kebahagiaan Inggit di atas kebahagiaannya.
Hingga Arya merasa kebahagiaan Inggit ada pada Tristan.
Dalam hal ini Arya hanya menepati janjinya.
Saat mau tidur lagi, Inggit merasa tak yakin dengan alasan Inggit dan kembali bertanya kepada Arya.
Sebab, Arya pernah mengatakan ada alasan tersendiri untuk menikahi Inggit.
Akhirnya, Arya mengungkapkan alasannya.
Sewaktu Inggit berumur 7 tahun, teman ayahanda Inggit membawa anaknya, laki-laki.
Saat itu, anak itu baru setahun kehilangan ibundanya dan merasa sangat kehilangan.
Tak lama kemudian, ayahanda teman Inggit itu menikah lagi.
Si anak laki-laki kehilangan senyum dan semangat hidup, lalu bertemu dengan Inggit kecil.
Pertemuan itu mengubah hidup si anak laki-laki itu.
Untuk pertama kalinya, si anak itu tersenyum lagi dan menemukan kebahagiaannya yang sempat hilang.
Kemudian bertemu dengan Inggit yang jadi muridnya.
Ya, anak laki-laki itu adalah Arya.
Ini membuat Arya tak mau membuang kesempatan itu, apapun risikonya.
Arya mengakui jatuh cinta lagi kepada Inggit saat pertama bertemu lagi di kampus.
Tapi, sekali lagi, Arya mengulangi, kebahagiaan Inggit di atas segalanya, bahkan kebahagiannya.
Inggit terdiam dan merenung dengan cerita Arya tadi.
Pengorbanan Arya jauh lebih besar dari Inggit.
Paginya, mereka pergi menuju Puskesmas Jayagiri yang berada di atas pegunungan.
Sampailah mereka di Puskesmas Jayagiri.
Arya mau memeriksa Tristan di atas, jadi Inggit menunggu di mobil.
Menaiki tangga, Arya bertanya keberadaan Tristan.
Mengenakan pakaian khusus, Arya mengatakan kepada Tristan, Inggit ingin bertemu dan berbicara kepadanya.
Inggit turun dari mobil, Arya mendekati, lalu Inggit berterima kasih kepada Arya atas segalanya.
Arya terdiam dan menoleh Inggit, tatapan mata Inggit seakan ragu.
Akankah Arya harus kehilangan lagi seperti dulu.
Kemudian Inggit bertemu dengan Tristan.
Saat Inggit menoleh ke arah Arya yang termangu, Tristan melihat juga.
Di bangku batang pohon besar yang di bawahnya ada lereng curam, Inggit mau menjelaskan semua terjadi seperti sekarang kepada Tristan.
Tristan berhak tahu dari Inggit, lalu berpikir berulang-ulang dan harus berkata apa saat bertemu Inggit lagi.
Bermacam kata, kalimat bervariasi, tentang rasa sesal, sedih, dan rindu.
Dan, Tristan menoleh ke pohon, lalu di benak Tristan hanya ada satu kata, maaf.
Tristan meminta maaf karena tak pernah ada di sisi Inggit.
Inggit merasa tidak perlu, tapi Tristan berpikir harus meminta maaf kepada dirinya karena sikap-perbuatannya, kehilangan orang berharga dan tak tahu akan bertemu lagi.
Kemudian Inggit bertanya sejak kapan Tristan merasa kehilangannya.
Jawaban Tristan di luar dugaan, sejak beberapa menit lalu, saat melihat cara Inggit menatap mata Arya.
Tristan hanya mengela napas berat dan mengelus rambut Inggit sembari menatapnya.
"Belajar dari pengalamanku, ya, Git, jangan pernah telat bilang cinta," nasihat Tristan.
Akhirnya, Tristan menoleh ke belakang.
Di mobil, Arya cemas menanti dan menyalakan mesin mobil.
Tiba-tiba, Inggit menggedor kaca sopir sambil memegang ponselnya dan Arya terkejut.
Kemudian Arya keluar dan menyusul Inggit yang berlari ke pinggir bukit sambil melihat-lihat ponsel.
Hatta mereka berhenti di bawah pohon.
Inggit pun bertanya siapa dia, Arya mengatakan anak dari kedua orang tua istrinya.
Menyusul, istrinya, kalau Inggit membolehkan.
Inggit merasa Arya tak pernah memperlakukannya sebagai istri.
Arya hanya mengela napas dan tak mau ribut.
Inggit melanjutkan dengan perlakuan Arya kepadanya sebagai murid.
Arakian Arya ingin mengarahkan dan mendidik Inggit yang terdengar seperti dosen.
Wajah Inggit tak puas dengan jawaban Arya yang merasa dirinya tak dapat menentukan yang terbaik darinya.
Arya makin pusing dengan tanggapan Inggit hingga menutup mukanya.
Nah, Inggit mengeluh tak pernah mendapat kesempatan jadi orang dewasa dari kecil sampai sekarang, orang tuanya yang menentukan semuanya, bahkan sampai menikah harus menuruti Arya.
Arya mengakui kesalahannya dan Inggit senang karena selama ini dia yang harus meminta maaf dulu.
Setelah berbicara dengan Tristan, Inggit mau menentukan sesuatu yang berdasarkan pilihannya.
Wajah dan gerak badan Arya tak tenang.
Dan keputusan Inggit untuk ... mencintai Arya.
Lantas Arya dengan serius menatap Inggit.
Sebab ini pilihannya dan terserah Arya mau mencintai balik.
Belum selesai, kepala Inggit dipegang Arya dan ditataplah Inggit.
Lalu, bibir mereka berciuman di bawah pohon dengan asyik-masyuknya.
Kepala saling menyentuh dan mereka berpelukan dengan bahagia.
Arya punya satu permintaan, tapi meminta wajah Arya biasa saja.
Ternyata Inggit mau mencari sinyal untuk berfoto bersama.
Pertama, terlalu kaku, kemudian Inggit mencium Arya.
Inggit memaksa Arya mencium pipinya.
Raut muka Inggit senang dan mengirimkan kepada semua temannya.
Arya memeluknya seperti memeluk putri kecilnya.
"I love you," kata Arya, "I love you too," balas Inggit.
Saat foto mereka dikirim kepada temannya, semua bersorak gembira, kecuali seorang.
Joana yang ingin berpacaran dengan Arya, patah hati Joana melihatnya.
Akhirnya, mereka pun berpelukan.
TAMAT