Kisah Syekh Ali Jaber Rela Berutang Demi Berangkatkan Pemulung Naik Haji, Diceritakan Adik Kandung
Syekh Muhammad Jabeer, mengungkapkan, beberapa waktu lalu, Syekh Ali sampai berutang demi memberangkatkan haji jemaahnya yang seorang pemulung.
TRIBUNSUMSEL.COM - Syekh Ali Jaber meninggal dunia di usia 44 tahun, kamis (14/1/2021).
Syekh Ali jaber tutup usia pukul 08.30 di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta.
Adik kandungnya, Syekh Muhammad Jabeer bercerita soal sosok Syekh Ali Jaber usai pemakaman.
Selain dakwahnya yang damai juga mencerahkan, Syekh Ali Jaber diketahui sebagai orang sangat dermawan.
Demi membahagiakan orang, dia kerap melakukan hal luar biasa.
Baca juga: Permintaan Terakhir Syekh Ali Jaber ke Putra Sulungnya Al Hasan Segera Diwujudkan : Insya Allah
Bahkan di saat dirinya tak memiliki apapun, Syekh Ali rela berutang demi membantu orang lain.
Menurut adiknya, Syekh Ali Jaber pernah rela berutang demi berangkatkan haji seorang pemulung.
Syekh Muhammad Jabeer, mengungkapkan, beberapa waktu lalu, Syekh Ali sampai berutang demi memberangkatkan haji jemaahnya yang seorang pemulung.
Syekh Ali meminjam uang kepada kerabat dan sejawat demi bisa membantu menunaikan rukun Islam ke lima jemaahnya itu.
"Di masjid tadi sudah kita sampaikan sebenarnya, Syekh Ali Jaber banyak cobaan beberapa tahun yang lalu, sampai dia punya utang sebenarnya karena ini (menaikan haji)."
Baca juga: Bangganya Arief Rachman jadi Mertua Syekh Ali Jaber, Panggilan Ini Membuatnya Tersentuh: Rendah Hati
"Beliau membantu memberangkatkan jamaah. Walaupun dia nggak mampu, tapi beliau pinjam dari teman, sahabat untuk jamaah," ujar Syekh Muhamad, usai memakamkan saudaranya itu di pelataran Pondok Pesantren Daarul Qur'an, Cipondoh, Tangerang, Kamis (14/1/2021).
Hal itu membuat Syekh Muhamad menekankan kepada teman dan kerabat yang ikut memakamkan Syekh Ali, langsung menghubungi dirinya jika merasa pernah meminjamkan uang.
"Makanya tadi saya sampaikan ke seluruh jamaah. Apabila beliau punya utang, alihkan kepada saya. Saya akan tanggung jawab, biar beliau tenang di kubur dan bebas dari hutang," ujarnya.
Namun, jika ada yang berbaik hati menganggap lunas tanpa harus dibayar, Syekh Muhamad sangat berterima kasih.
"Kalau betul-betul masih tagih, boleh alihkan kepada saya. Insya allah kita usaha, dibantu juga sama Ustaz Yusuf Mansur menyelesaikan masalah Syekh Ali Jaber. Karena mungkin itu adalah janji," ujarnya.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, Syekh Ali Jaber wafat diusia 44 tahun karena penyakit paru-paru, di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta Pusat, pukul 08.30 WIB, Kamis (14/1/2021).
Direktur Rumah Sakit (RS) Yarsi, Andi Erlina, mengatakan Syekh Ali Jaber dirawat selama 19 hari di sana.
Almarhum dimakamkan di pelataran Ponpes Daarul Qur'an dengan penerapan protokol kesehatan ketat dan tertutup hanya dihadari pihak keluarga dan sejawat.
Syekh Ali Jaber di Mata Mertua
Sosoknya kini hanya bisa dikenang.
Termasuk sang mertua yang juga mengenang Syekh Ali Jaber semasa hidup.
Nama panggilan yang disematkan Syekh Ali Jaber kepada Arief Rachman dan istri membuat hal itu terus dikenang di hati.
Mulanya, Arief Rachman mengungkap rasa bangganya bisa menjadi mertua Syekh Ali Jaber.
Baca juga: Bocah Perempuan Nampak Lemas Berurai Air Mata di Reruntuhan Bangunan saat Gempa Majene, Kata Tim SAR
Baca juga: Permintaan Terakhir Syekh Ali Jaber ke Putra Sulungnya Al Hasan Segera Diwujudkan : Insya Allah
"Alhamdulilah, saya punya mantu seorang ulama besar yang sudah pulang ke rahmatullah," tuturnya dikutip TribunJakarta.com dari YouTube metrotvonews, Jumat (15/1/2021).
"Saya mohon doanya mudah-mudahan Syekh Ali Jaber keadaannya dalam husnul khatimah, mendapat kebahagiaan di alam barzahnya,"
"Dijauhkan dari siksa kubur, mendapatkan nikmat kubur," sambungnya.
Arieh Rachman sempat mengucapkan terima kasih kepada semua masyarakat yang ikut mendoakan menantunya.
Ia juga meminta, maryarakat memaafkan kesalahan Syekh Ali Jaber jika ada yang kurang berkenan di hati.
Di keluarga, Syekh Ali Jaber dikenal sebagai sosok yang sangat rendah hati.
"Dia bergaul dengan saya, istri saya, anak saya, dengan baik," tuturnya.
Meski Syekh Ali Jaber merupakan ulama besar di Indonesia, Arief Rachman menyebut sosoknya tidaklah sombong dalam keluarga.
Arief Rachman mengenang perkataan sang menantu yang sampai kini terus dikenangnya.
Dijelaskan Arief, ia sangat tersentuh kala Syekh Ali Jaber memanggilnya dengan sebutan ayah.
"Yang paling menyentuh, dia kalau manggil istri saya itu umi, kalau manggil saya itu ayah,"
"Itu menyentuh sekali, sebab panggilan ayah dan umi itu bagi kami suatu panggilan yang menunjukkan sopan santun dan kerendahan hati beliau,"
"Meskipun saya tahu dibandingkan dengan saya, Syekh Ali Jaber ini ilmu tinggi dan dalam sekali. Kita benar-benar kehilangan ilmuan agama," sambung Arief Rachman.
Arief Rachman bercerita, bukti Syekh Ali Jaber merupakan sosok rendah hati terlihat dari pelayat yang datang.
Walau tak diundang, jelas Arief, para pelayat dengan suka rela datang dan ikut mendoakan sang menantu.
"Ketahuan waktu jelang pemakaman, semua orang datang tanpa diundang mereka semua memberikan perhatian," ucap Arief Rachman.
Pesan terakhir Syekh Ali ke anak sulung
Begini pesan terakhir yang diberikan seykh Ali Jaber ke putra sulungnya sebelum meninggal.
Syekh Ali Jaber meminta agar sang anak senantias menjaga shalatnya.
Syekh Ali juga meminta putra sulungnya tersebut untuk menjaga mamanya.
Diketahui, putra sulung Syekh Ali Jaber tinggal di Kota Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Jaga salat sama jaga mamah (ibu)," kata Alhasan Ali Jaber (20 tahun), anak sulung Syekh Ali Jaber menceritakan pesan sang bapak, di rumahnya, Kamis (14/1/2021).
Menurutnya, sang bapak selalu mengingatkan agar tetap melaksanakan salat dalam keadaan apapun.
"Dia (berpesan) jangan meninggalkan salat, karena itu pondasi agama," katanya.
Baca juga: Dua tahun Jadi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Bocah 11 Tahun Berani Bersuara Setelah Lihat Berita
Alhasan kontak terakhir dengan sang bapak sebelum masuk rumah sakit, sekitar dua minggu lalu untuk jalani isolasi perawatan Covid-19.
"Sehari sebelum ke rumah sakit ketemu, setelah itu dia dibawa ke rumah sakit karena sudah positif, itu terakhir saya ketemu," ujarnya.
Sejak saat itu ia dan sang bapak tidak pernah berkomunikasi.
Pihak keluarga pun tidak bisa menjenguk karena berada di ruang isolasi.
Ia baru mendapatkan kabar sang bapak meninggal tadi pagi, Kamis (14/1/2021), sekitar 10.30 Wita.