Ridho Tukang Bakso yang Dipukuli Preman Ampera, Wajahnya Masih Tampak Luka-luka

Kasus pengrusakan disertai penganiayaan yang dilakukan oleh sejumlah preman terhadap seorang pedagang bakso di bawah Jembatan Ampera

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
SHINTA ANGRAINI/TRIBUNSUMSEL.COM
Ridho Satria (24), pedagang bakso yang jadi korban pengeroyokan oleh sejumlah preman di bawah Jembatan Ampera, datang ke Polsek Ilir Timur I untuk memenuhi BAP, kamis (14/1/2021) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kasus pengrusakan disertai penganiayaan yang dilakukan oleh sejumlah preman terhadap seorang pedagang bakso di bawah Jembatan Ampera mengundang perhatian masyarakat.

Korban yang diketahui bernama Ridho Satria (24) hingga kini masih kerap merasakan sakit dari sejumlah luka akibat pengeroyokan yang dialaminya.

Meski begitu, Ridho tak gentar untuk melaporkan tindak kekerasan yang sudah begitu membuatnya resah.

"Saya maunya pelaku segera ditangkap. Saya mau mereka segera dapat hukuman setimpal dengan perbuatannya," kata Ridho saat ditemui di Polsek Ilir Timur I Palembang, Kamis (14/1/2021).

Kedatangan Ridho ke polsek adalah untuk memberikan keterangan tambahan dalam BAP dalam laporan yang dibuatnya.

Sejumlah luka bekas pukulan terlihat jelas di dahi kiri dan wajah Ridho..

Tak hanya itu, ia juga mengalami luka di kepala bagian atas akibat tindak kekerasan tersebut.

"Kemarin saya juga sempat visum di RS AK Gani. Baru kemudian saya buat laporan supaya para pelaku bisa segera ditangkap," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan.

Evita Sari (29) kini takut dan truma berjualan bakso lagi di bawah Jembatan Ampera.

"Padahal kami sudah bayar uang keamanan kepada mereka setiap hari sebesar Rp 28 ribu per pedagang," ujar Evita Rabu (13/1/2021).

Evita menjelaskan tidak hanya itu, para preman tadi juga sering minta uang di luar uang keamanan bahkan sering makan tidak bayar.

"Saya awal berjuakan disana bayar kepada mereka Rp 1,8 juta dan perhari Rp 28 ribu tapi tetap saja diganggu, tidak hanya saya namun pedagang lain juga tidak luput dari gangguan mereka," kata Evita.

Diketahui Evita sudah puluhan tahun berjualan di bawah Jembatan Ampera.

"Saya sering ganti pegawai, setelah mereka ganggu pegawai saya berhenti dan ganti lagi begitu seterusnya," bebernya.

Baca juga: Preman Bawah Jembatan Ampera Mengamuk Pukuli Tukang Bakso Membabibuta, Hancurkan Gerobak

Ia berharap agar para pelaku tertangkap.

"Tidak ada yang berani melaporkan meraka karena takut. Karena melihat pegawai saya luka dan gerobak hancur saya memutuskan melaporkan mereka ke polisi," tutupnya.

Atas kejadian perusakan tersebut, korban mengalami kerugian Rp 10 juta.

Sebelumnya diberitakan, Rido Satria (23) seorang pegawai bakso yang berjualan di bawah Jembatan Ampera mengalami luka di kepala duduga akibat dianiaya preman di kawasan tersebut, Selasa (12/1/12021) sore.

Evita (29) pemilik bakso tersebut saat dikonfirmasi Tribunsumsel.com mengatakan, bermula saat pegawainya berjualan di TKP menggunakan grobak.

Kemudian datang seorang yang diduga preman berinisial RZ ingin menukar uang Rp 5000 rupiah kepada pegawainya.

"Ternyata uang tersebut robek. Dan pegawai saya sempat protes, namun pelaku tidak mendengarkan dan langsung mengambil uang korban," ujar Evita warga Jalan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat I Palembang, Rabu (13/1/2021).

Tidak hanya itu, pelaku langsung memukul kepala anak buah korban hingga korban melarikan diri ke tempat Evita berjualan tidak jauh dari TKP.

Preman itu juga mengikuti pegawai korban sampai ditempat Evita berjualan.

"Preman itu marah-marah bahkan mengancam akan membunuh pegawai saya. Dan saya katakan jangan marah, kasihan dia hanya berjualan," kata Evita.

Kemudian suami korban datang ke TKP dan kembali berjualan bersama pegawainya di tempat yang tadi.

Tiba-tiba datang rombongan preman yang tidak tahu jumlahnya langsung mengeroyok pegawainya hingga mengalami luka di kapala.

"Tidak hanya itu mereka juga beramai-ramai merusak grobak ditempat pegawai saya berjualan hingga hancur," bebernya.

Atas kejadian tersebut, korban bersama pegawainya melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Palembang kemarin sore.

"Harapan saya agar para pelaku tertangkap dan kami bisa berjualan dengan aman," tutupnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved