Pemilik Datang saat Babi Tak Berdaya di Sungai, Lalu Tak Muncul Lagi : Seperti Bukan Bagong Biasa
Salah satu warga, Haeni (52), mengatakan, dirinya bersama warga yang lain menangkap babi hutan tersebut sekitar pukul 7.30 WIB, saat beberapa warga be
Bahkan sang babi diperlakukan seperti manusia dengan dipakaikan baju dan celana, serta diberi makan nasi dan minum susu.
Warga yang penasaran dengan babi itu berbondong-bondong datang ke rumah Reno, baik warga setempat maupun dari desa lain.

Setiap orang yang datang melihatnya mengambil foto dan video untuk diposting sehingga semakin viral.
Kini babi tersebut sudah dilepas ke habitatnya di hutan atas permintaan dari berbagai pihak termasuk aparat kepolisian.
"Sudah saya lepas, orang-orang minta saya melepaskannya, saya tidak tahu lagi," kata Reno diwawancarai Tribunsumsel.com, Kamis (3/9/2020) malam.
Reno enggan banyak berkomentar saat dibincangi lebih jauh tentang pelepasan babi hutan jinak yang sempat viral tersebut.
"Saya tidak tahu lagi, sudahlah, saya tidak tahu," kata Reno seolah menolak diwawancarai.
Sebelumnya diberitakan, Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Muratara meminta babi hutan itu dilepas ke habitatnya.
Kepala Kankemenag Muratara, Ikhsan Baijuri berpendapat keanehan yang disebut-sebut ada pada babi tersebut terkesan dibuat-buat.
Menurut dia, babi itu jinak kemungkinan peliharaan orang lain yang lepas dan sudah merasa nyaman dengan manusia.
"Bisa jadi (babi) itu peliharaan orang lain dari kecil, lalu lepas, binatang yang dipelihara sejak kecil pasti jinak," katanya, Senin (31/8/2020).
Ia menjelaskan, bagi umat Islam babi hukumnya adalah haram dan bila menyentuhnya merupakan najis berat.
"Sangat ironis sekali saya lihat di media sosial babi itu dikasih baju, digendong-gendong, dipegang-pegang sama anak-anak.
Bahkan kabarnya ingin dipuja, karena kemungkinan bisa menyembuhkan penyakit, itu bisa menyesatkan," kata Ikhsan Baijuri.
Ia menegaskan, babi bukanlah tempat meminta rejeki atau meminta kesembuhan dari penyakit.