Preman Ngamuk di Bawah Ampera

Preman Ngamuk di Bawah Jembatan Ampera, Pukuli Tukang Bakso Membabi Buta, Ini Tanggapan Kasat Rekrim

Satreskrim Polrestabes Palembang  sedang dalam tahap pengumpulan bahan dan keterangan di lapangan terkait aksi preman ngamuk di bawah Jembatan Ampera.

Penulis: Pahmi Ramadan | Editor: Vanda Rosetiati
ISTIMEWA
Kasat Reskrim Polrestabes Palembang mengumpulkan bukti terkait aksi preman ngamuk di bawah Jembatan Ampera, Selasa (12/1/2021). Gerobak yang dirusak dan korban Ridho yang menderita luka. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Palembang  saat ini tengah mengumpulkan sejumlah bukti dan keterangan sejumlah saksi terkait adanya aksi preman ngamuk di bawah Jembatan Ampera.

Aksi penganiayaan terjadi Selasa (12/1/20210 sekira pukul 16.10 WIB.

Korbannya bernama Ridho Satria (23) telah melapor ke Mapolrestabes Palembang.

Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Edi Rahmat Mulyana saat dikonfirmasi Tribunsumsel.com membenarkan saat ini anggota Satreskrim Polrestabes Palembang  sedang dalam tahap pengumpulan bahan dan keterangan di lapangan terkait aksi preman ngamuk di bawah Jembatan Ampera. 

"Anggota kita sudah turun ke lapangan, dan kasus tersebut sedang kita tangani," kata Kompol Edi singkat, Rabu (13/1/2021).

Sebelumnya diberitakan, Ridho Satria (23) seorang pegawai bakso yang berjualan di bawah Jembatan Ampera mengalami luka di kepala duduga akibat dianiaya preman di kawasan tersebut, Selasa (12/1/12021) sore.

Evita (29) pemilik bakso tersebut saat dikonfirmasi Tribunsumsel.com mengatakan, bermula saat pegawainya berjualan di TKP menggunakan gerobak.

Kemudian datang seorang yang diduga preman berinisial RZ ingin menukar uang Rp 5.000 rupiah kepada pegawainya.

"Ternyata uang tersebut robek. Dan pegawai saya sempat protes, namun pelaku tidak mendengarkan dan langsung mengambil uang korban," ujar Evita warga Jalan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat I Palembang, Rabu (13/1/2021).

Tidak hanya itu, pelaku langsung memukul kepala anak buah korban hingga korban melarikan diri ke tempat Evita berjualan tidak jauh dari TKP.

Preman itu juga mengikuti pegawai korban sampai di tempat Evita berjualan.

"Preman itu marah-marah bahkan mengancam akan membunuh pegawai saya. Dan saya katakan jangan marah, kasihan dia hanya berjualan," kata Evita.

Kemudian suami korban datang ke TKP dan kembali berjualan bersama pegawainya di tempat yang tadi.

Tiba-tiba datang rombongan preman yang tidak tahu jumlahnya langsung mengeroyok pegawainya hingga mengalami luka di kapala.

"Tidak hanya itu mereka juga beramai-ramai merusak grobak ditempat pegawai saya berjualan hingga hancur," bebernya.

Atas kejadian tersebut, korban bersama pegawainya melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Palembang kemarin sore.

"Harapan saya agar para pelaku tertangkap dan kami bisa berjualan dengan aman," tutupnya.

Ikuti Kami di Google Klik

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved