Berita Palembang
Kecelakaan Pesawat Sichuan Airlines, Hilang dari Radar Ketinggian 30 Ribu Kaki, Sinopsis The Captain
Ketika itu, pesawat berada di atas kawasan dataran tinggi Tibet. Tiba-tiba, kaca depan kokpit pesawat Sichuan Airlines retak.
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Peristiwa kecelakaan Sriwijaya Air SJY 182 di perairan Pulau Seribu, Sabtu (9/11/2021) membawa duka bagi dunia penerbangan serta seluruh bangsa Indonesia. Hingga saat ini, tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian para korban baik itu kru pesawat maupun penumpang.
Masih menceritakan kecelakaan pesawat terbang, ada film yang saat ini tengah ramai dan viral. Di film ini, juga mengisahkan kecelakaan pesawat terbang. Namun, tak seperti yang terjadi dengan Sriwijaya Air hingga ditemukan pesawat dalam kondisi hancur, di film ini pesawat berhasil selamat dan lolos dari maut.
Diambil dari kisah nyata, film ini menceritakan bagaimana seorang kapten pilot berupaya untuk menyelamatkan 119 nyawa penumpangnya dan juga seluruh kru. Film ini berdasarkan pada insiden Sichuan Airlines Penerbangan 8633.
Film yang dibintangi Hanyu Zhang sebagai Liu Changjian, Hao Ou sebagai Xu Yichen, Jiang Du sebagai Liang Dong, Quan Yuan sebagai Bi Nan, Tian'ai Zhang sebagai Huang Jia, Qin Li sebagai Zhou Yawen, dan Yamei Zhang sebagai Zhang Qiuyue.
Di sini, Liu Changjian yang menjadi pilot pesawat dan Xu Yichen menjadi co pilot pesawat Sichuan Airlines. Kecelakaan ini, terjadi pada Mei 2018. Film berjudul The Captain (2019) yang di sutradarai Andrew Lau ini terbilang sangat menegangkan.
Dalam film The Captain ini, Liu Changjian yang menjadi seorang pilot berusaha dengan segala upaya dan kemampuannya sebagai seorang pilot bisa menyelamatkan seluruh penumpang dan juga kru di dalam pesawat.
Awalnya, setelah pesawat take off dari bandara, tak lama pesawat sudah berada di ketinggian 30.000 di atas permukaan laut. Ketika itu, pesawat berada di atas kawasan dataran tinggi Tibet. Tiba-tiba, kaca depan kokpit pesawat Sichuan Airlines retak.
Ketika itu pula, kaca kokpit pecah hingga membuat lubang sampai Co pilot tersedot keluar. Di sisi lain, kondisi di dalam pesawat mulai panik. Tak hanya itu saja, para penumpang juga mulai kehilangan kesadaran karena tekanan rendah yang terjadi di dalam pesawat. Penumpang panik, sehingga pramugari mulai membantu para penumpang untuk memakai masker oksigen agar bisa pernapasan.
Sebagai pilot, kapten Liu Changjian langsung mengambil tindakan. Ia memutuskan untuk memberitahukan keadaan darurat. Saat pilot berjuang untuk mengendalikan pesawat, para awak kabin pun berusaha menjaga keselamatan para penumpang. Keadaan darurat langsung diberlakukan.
Kapten Liu Changjian berkomunikasi dengan bagian menara pengawas penerbangan. Dari komunikasi tidak ada bandara terdekat sebagai tempat pendaratan darurat. Pesawat semakin tergoncang hebat. Penumpang yang ada di dalam pesawat mulai panik.
Para kru yang melihat Penumpang panik, berupaya untuk menenangkan. Di sinilah peran pilot, nyawa para penumpang dan juga kru bergantung pada sang kapten. Liu Changjian memutuskan untuk menerbangkan pesawat dan berharap ada bandara terdekat agar bisa mendarat.
Komunikasi terus berlangsung, hingga tak di duga pesawat masuk ke dalam columunimbus yang panjang dan besar. Keahlian sang pilot kembali diuji untuk melewati awan ini. Meski bagian menara pemantau tidak menginginkan, namun Liu Changjian tidak ada pilihan lain.
Ia meminta izin kepada bagian menara pengawas untuk masuk ke dalam awan tersebut. Saat masuk, ternyata awan sangat panjang. Hanya ada cela sedikit di dalam awan tersebut untuk dilalui pesawat.
Di sini, penonton akan semakin tegang. Terlebih, ketika itu, radio komunikasi tak berfungsi. Selain itu, pesawat hilang dari radar pemantau bandara. Liu Changjian, berusaha sekuat tenaga untuk bisa keluar dari awan.
Benturan yang cukup keras terus terjadi, hingga membuat semua penumpang semakin panik termasuk kru pesawat. Di sisi lain, sang pilot dengan segala upayanya bisa keluar dan semua nyawa penumpang serta kru bisa selamat.