Kecelakaan Sriwijaya Air
Identitas Angga Fernanda Afrion Ditemukan di Lokasi Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh
Kartu identitas ini ditemukan tim penyelam gabungan Basarnas dan relawan di sekitar lokasi jatuhnya pesawat pada 12.25 WIB.
TRIBUNSUMSEL.COM - Satu identitas atas nama Angga Fernanda Afrion ditemukan oleh tim gabungan penyelam Basarnas.
Ia diduga kuat terdaftar dalam manifest keberangkatan pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Dalam keterangan kartu identitas tersebut, korban merupakan seorang pria.
Kartu identitas ini ditemukan tim penyelam gabungan Basarnas dan relawan di sekitar lokasi jatuhnya pesawat pada 12.25 WIB.
"Ada juga satu identitas dari ANT IV atas nama Angga Fernanda Afrion, Padang 14 April 1993," kata Koordinator Kapal KN SAR Wisnu, Ikhsan di atas Kapal KN SAR Wisnu, Kepulauan Seribu, Senin (11/1/2021).
Dalam kesempatan itu, ia juga menemukan adanya body part ataupun bagian tubuh yang diduga milik manusia di sekitar lokasi.
"Kami temukan satu bagian tubuh," pungkasnya.
Baca juga: 79 Rekening FPI Diblokir, Milik Munarman juga, Aziz Yanuar : Kelak Kami Akan Tuntut Mereka
Baca juga: Detik-detik Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Meledak, Menggelegar Getarkan Kaca: Ya Allah, Suara Apa Itu
Baca juga: Lambaian Tangan Ratih Sebelum Naik Sriwijaya Air SJ 182, Buat Kakak Menangis : Pulang Dulu Ya
Duka Keluarga Angga

Dikutip dari Kompas.com, keluarga Angga Fernanda Afriyon tak henti mendoakan anak mereka yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Angga kembali ke Pontianak setelah menjenguk anaknya yang baru lahir.
Keluarga Angga Fernanda Afriyon (25), salah seorang penumpang pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, berharap keajaiban datang.
Rumah kediaman orangtua Angga di Sungai Sapiah, Padang, Sumatera Barat, ramai dikunjungi warga pada Sabtu (9/1/2021) malam.
Mereka menggelar doa bersama berharap Angga bisa selamat dari musibah tersebut.
"Mohon doanya agar Bang Angga bisa selamat.
Dia lulusan perkapalan di SMK Pelayaran, pandai berenang dan kalau jatuh ke laut, dia mudah-mudahan bisa selamat," adik sepupu Angga, Suci kepada Kompas.com, Sabtu malam.
Suci mengatakan, keluarga syok mendapat kabar pesawat yang ditumpangi Angga hilang kontak.
"Kami ikuti terus perkembangannya hingga malam belum ada kabar juga," kata Suci.
Angga bekerja di sektor perkapalan di Pontianak.
Ia mengambil cuti untuk melihat anaknya yang lahir di Jakarta pada 2 Januari.
Sebelum kejadian, Angga sempat melakukan video call bersama kedua orangtuanya, Oyon (60) dan Afrida (55).
Angga, kata Suci, memperlihatkan anaknya yang baru lahir.
Anaknya itu berada di rumah Angga di Jakarta.
Tetapi, Angga mendapat telepon untuk segera kembali ke Pontianak karena urusan kerjaan sebelum masa cutinya habis.
"Dia cuti pulang ke Jakarta karena istrinya melahirkan.
Kami sempat video call sebelum abang berangkat," kata Suci.
Suci mengaku tak memiliki firasat apa pun saat video call itu.
Karena, keluarga dalam kondisi gembira atas kelahiran anak Angga.
"Tapi setelah itu dapat kabar pesawat yang ditumpangi Bang Angga hilang kontak dan saya serta keluarga sempat syok," jelas Suci.
Orangtua Syok
Kedua orangtua Angga sempat syok mendapat kabar tersebut.
Kini, mereka telah tenang dan menunggu informasi lanjutan dari peristiwa itu.
"Iya, ayah dan ibu Bang Angga sempat syok.
Tapi setelah itu kembali tenang dan menunggu informasi selanjutnya," kata Suci.
Angga merupakan salah satu dari empat anak yang dimiliki pasangan Oyon dan Afrida.
Setelah menamatkan sekolah di SMK Pelayaran Padang, Angga bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di sektor perkapalan di Kalimantan.
Pada Februari 2020, Angga menikah di Padang.
Setelah menikah, Angga pindah ke Jakarta karena istrinya yang berasal dari Pariaman berdomisili di sana.
Sejak saat itu, Angga belum pernah pulang ke rumah orangtuanya karena kesibukan bekerja dan kondisi pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Sriwijaya Air SJ182 tujuan Jakarta-Pontianak lepas landas dari Bandara Soetta, Sabtu pukul 14.36 WIB.
Beberapa saat setelah lepas landas, sekitar pukul 14.40 WIB, pesawat dinyatakan hilang kontak.
Pesawat disebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu, dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang.
Direktur Utama Sriwijaya Air Jeff Jauwena menyatakan pesawat SJ182 sempat tertunda keberangkatannya atau delay selama 30 menit akibat hujan deras.
"Delay akibat hujan deras, maka ada delay 30 menit saat boarding," kata Jeff dalam konferensi pers dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (9/1/2021).
Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto Cahyono mengatakan pihaknya masih terus mengumpulkan berbagai informasi mengenai peristiwa jatuhnya pesawat SJ182 itu. (Kompas.com/Perdana Putra)
dan