Baca Rangkuman Sinetron Ikatan Cinta RCTI Episode 112-113: Angga Minta Maaf, Al dan Andin?
Rangkuman Sinetron Ikatan Cinta RCTI Episode 112-113: Angga minta maaf dan terima kasih telah, ditolong adiknya, sedangkan hubungan Al dan Andin ...
Nino pun tak menyangka.
Mirna meminta Nino tidak memberitahu masa lalu Mirna yang mantan narapidana.
Mirna pun marah dengan ibunya yang keceplosan membongkar masa lalunya.
Mirna pun meminta ibunya tidak keceplosan lagi seperti dengan Nino.
Nino pun baru menyadarinya keakraban Andin dan Mirna, bahkan sampai berpikir seberapa tahu Mirna dengan Nino, mantan suaminya.
Maka, Nino mau berbicara dengan Mirna.
Sedangkan Elsa sudah tiba di kantor Nino mengantarkan makanan kesukaan Nino.
Dipanggillah Nino, tapi tidak ada di kantor.
Elsa pun menghubungi Nino.
Nino mengatakan ada urusan sebentar dan meminta Elsa menunggunya.
Tapi Nino terpaksa pergi dan tidak sempat memberitahu Rosa.
Kapan-kapan, dia mau mengajak Reyna jalan-jalan lagi.
Di ruang donor, Rosa sudah mendonorkan darah.
Rosa bertanya soal donor darah.
Al pun memberitahu darah ini untuk Catherine.
Musababnya, dia menemui Angga yang marah-marah dan menyalahkan kejadian adiknya kepada Al.
Baginya, ini cara menebus kesalahan kepada Angga dulu.
Tapi Nino harus pergi dulu.
Nino yang mengantarkan mereka, karena bertemu di sekolah Reyna.
Karena itu, mereka satu mobil, ibu Mirna diantar Rendi, lalu Rosa, Mirna, dan Reyna.
Sementara Al pergi duluan ada urusan.
Kiki menerima telepon dari seseorang dan menyampaikan kepada Andin dan Surya.
Sedangkan, Surya heran dengan Elsa yang tidak boleh masuk.
Andin pun tidak tahu, tapi Al ada alasan kuat.
Dia pun bingung tapi tak dapat berbuat apa-apa.
Andin menerima telepon itu dan itu ternyata dari Angga.
Tahu dari mana telepon rumah, Angga mempunyai informasi penting untuk Andin.
Maka, Angga meminta Andin datang ke kantor polisi praja lima.
Dia akan ke sana.
Surya pun heran dengan Angga yang tahu nomor rumah.
Mendengar Angga ingin bertemu dengan Andin, Surya melarang sebab ini bahaya.
Tapi, Andin pun tak mau diganggu.
Kalaupun memberitahu Al, justru Al melarang.
Maka, Surya yang akan menemani Andin.
Baru mau keluar, bodyguard mencegah dan melarang Andin keluar.
Tapi, Andin pergi dengan Surya.
Bodyguard pun melaporkan Andin mau pergi.
Al melarang tapi bodyguard memberikan kepada Andin untuk berbicara langsung kepada Al.
Andin tidak tahan dengan keadaan ini dan ketakutan.
Al berkukuh tidak mengizinkan bertemu dengan Angga.
Maka, Al pun akan menunggu di depan kantor polisi, jangan bertemu dengan Angga tanpa Al.
Nino kembali ke kantornya karena ada Elsa yang menunggu.
Nino pun mengingat ucapan Chandra dan mengatakan dari showroom untuk membeli mobil baru.
Elsa pun senang dan memeluk Nino.
Surya dan Andin sudah tiba di kantor polisi dan menunggu Al.
Al dan Andin yang menyelesaikan masalah kalian, Surya hanya mengantarkan Andin ke sana.
Jadi, Surya pulang dan berharap masalah mereka selesai.
Al pun mengikuti dan tak mau membiarkan Andin tahu rahasianya selama ini.
Al pun berubah pikiran dan mencegah Andin.
Andin sudah lelah dengan keadaan ini serasa di penjara sebab mantan narapidana.
Seperti merasa di penjara, lebih baik bertemu saja.
Andin pun memaksa Al bertemu dengan Angga karena merasa seperti dulu.
Ibu Mirna, Rosa, Mirna, dan Reyna diantar semobil dengan Rendi.
Rosa berterima kasih kepada ibu Mirna.
Ibu Mirna sudah menolong dengan ikhlas.
Lagipula dia sudah berutang budi dengan Al dan Andin.
Rosa baru tahu, Ibu Mirna tak hanya dekat dengan Andin.
Sewaktu Ibu Mirna hampir keceplosan seperti dengan Nino, Rendi yang sebenarnya juga tahu melihat spion belakang.
Sementara Mirna pun mendengar nada yang sama.
Maka Mirna mengalihkan dengan mengatakan mau membeli makanan Ibu Mirna.
Tapi ibu Mirna tak pernah memesan makanan.
Mirna pun kesal, karena ibunya hampir keceplosan.
Untungnya, rumah ibunya sudah hampir sampai.
Al semakin kesal, jika Angga menceritakan semuanya, hancur semuanya.
Angga pun datang dan menyapa Andin dan Al yang ikut juga.
Bagi Al, sudah selesai.
Andin ingin tahu apa yang ingin Angga bicarakan.
Al pun merasa sudah habis.
Angga mau meminta maaf kepada Andin.
Sebenarnya Angga ingin menghancurkan hidup Al di depan Andin.
Tapi, setelah menelepon Andin, ada telepon dari RS, Catherine selamat.
Ada yang membayar tagihan, dan Angga tahu itu Al.
Angga pun berterima kasih kepada Al, sebab adiknya sudah melewati masa kritis.
Sempat tidak enak menyuruh datang, tapi Angga ingin berbicara langsung kepada Al dan Andin.
Andin merasa bingung.
Bagi Angga, Al telah menolong adiknya yang sangat disayanginya.
Satu lagi, Angga tak tahu maksud Al, tapi Angga menjamin rahasia aman di tangannya.
Al berterima kasih.
Entah mengapa, Andin tidak habis pikir dengan ucapan Angga tadi.
Sebab, Andin tahu Angga sangat membenci Al.
"Di dunia ini tuh nggak ada namanya orang jahat,"
"Setiap orang itu punya sisi terbaik dari dirinya,"
"Dan hari ini Angga nunjukin itu," ucap Al.
Andin semakin penasaran dengan Catherine, seberapa cantik dia, atau jangan-jangan pernah menyakiti dia.
"Makanya Angga terlalu benci sama ...," tanya Andin.
Al pun menyela dengan meminta Andin diam dan pulang.
"Mas, gitu aja kok jutek, sih," ujar Andin.
"Mas, tunggu, mas," ucap Andin dengan nada manja.
Tangan Andin pun meminta teleponnya, sebab masalah sudah selesai.
Telepon Andin dikembalikan dan Surya pun diteleponnya.
Surya mau menunggu telepon, tapi Al mau menyelesaikannya.
Jadi percaya menunggu telepon Al.
Sarah bertanya masalah sebenarnya, sampai melarang memakan rendang kiriman mereka.
Sarah melihat Al seperti ketakutan, mau melindungi Andin dari orang yang meracuninya.
Tapi Surya tak dapat tahu pasti.
Surya pun menemani Andin untuk bertemu ke kantor polisi.
Sarah berharap tidak ada apa-apa.
Maka, Andin menelepon Surya, pertemuan sudah selesai dan Angga hanya meminta maaf kepada Andin.
Surya berharap, surat perjanjian tidak diperlukan dan bicarakan dengan baik-baik.
Mendengar ucapan Surya tadi, Andin menilai surat perjanjian itu sudah tidak berlaku, karena Al sudah mencintainya.
Tatapan Andin semanja itu kepada Al.
Malamnya, Rendi sudah tiba bersama Reyna, Mirna, dan Rosa.
Syahdan ada telepon dari ibunya yang bertanya kabar.
Ibunya tahu Rendi datang ke pernikahan Nina.
Lalu, pertanyaan menjurus kepada Kiki.
Tapi, Rendi mengatakan hanya teman.
Apakah Kiki mendengar percakapan Rendi.
Rendi menganggap Kiki teman saja.
Kiki pun berteriak memanggil Rendi, suara itu terdengar sampai ke telepon ibunya.
Ibunya senang dan mengira itu pacar Rendi.
Rendi pun repot dan mematikan telepon.
Lantas, mau pergi dengan alasan ada urusan lain.
Kiki semakin halu dan berharap memasak untuk calon mertuanya.
Andin pun lapar dan Al pun makan ke restoran.
Tapi Al tidak mau, katanya jorok.
Walau Andin mengatakan sudah dimasak, Al tetap tidak mau.
Andin pun semakin manja ingin makan di pinggir jalan.
Al pun terpaksa tapi kalau sakit perut Al mengancam.
Andin akan mengurusinya dengan senyum manja.
Di pinggir jalan, Al tidak terbiasa makan di pinggir jalan.
Maka, makanan sudah tiba, pesanan kepiting tumis.
Al bertanya wastafel, tapi tunggu dibangun.
Al tak yakin dengan kebersihannya.
Andin memasukkan tangan Al ke dalam kobokan.
Al pun bertanya soal pencapit, tapi Andin mengatakan makan mengambil capit kepiting dengan tangan.
Andin mengatakan lebih enak pakai tangan.
Al membuka jas, karena takut kotor.
Mulut Andin seperti keluar liur.
Ternyata Al lahap juga.
"Enak juga ternyata, ya," pikir Al dalam hati.
Maka, Al pun memakannya lagi-lagi, Andin merasa lucu.
Batuk pun Al, ternyata mau juga makan di pinggir jalan.
Andin pun menyuapi Al dengan tangan, tapi Al tak mau.
Tak mau, Andin yang menyuap Al.
Dia sering makan di sini sama laki-laki yang dicintainya.
Al bertanya mantannya.
Bukan sama Surya.
Andin berkata ada dua lelaki yang dicintainya, Surya dan Al.
Al pun batuk dan berdegup kencang.
Alam sadar Al tetap angkuh.
"Apaan sih, Al. Denger Andin ngomong gitu aja lu udah deg-degan nggak jelas gini. Makin lama hati lu makin lemah, Al!"
Lalu tangan Andin terkena capit kepiting, Al pun panik dan mengambil P3K di bagasi.
Betapa niat Al, bagi Andin ini cuma luka kecil, disedot aja sudah tak keluar darahnya.
"Kenapa nggak bilang dari tadi?" tanya Al yang malu.
"Ya kenapa panik banget," Andin berkata.
Andin merasa Al sesayang itu.
Ternyata, Rosa telepon sebab Reyna bersamanya.
Jadi, Reyna tidur dengan Rosa.
Walau Reyna ingin tidur dengan Al dan Andin, Rosa meminta Reyan tidur dengannya.
Nino dan Elsa baru tiba dan Karina senang melihat mereka kompak.
Elsa senang sekali soalnya Nino akan membeli mobil baru.
Karina pun ikut senang dan meminta tolong Elsa untuk mengirim sms untuk menebali huruf.
Chandra mau minum obat, jadi Karina meminta tolong kepada Elsa.
Bagi Elsa, ini kesempatan untuk mengirimkan pesan kepada Roasa.
Jadi, dapat bertanya hubungan Al dengan Roy.
Rosa menemani Reyna menyikat gigi.
Sementara Elsa melihat-lihat keadaan, bagaimana balasan Rosa kepada Karina yang sedang menemani Reyna.
Elsa pun cemas karena belum ada balasan.
Andin mengatakan kepada Al, Reyna tidur dengan Rosa.
Al mau mandi, sementara Andin pun duduk di atas sofa.
Andin pun berdoa akankah penantiannya selama ini untuk jadi istri Al seutuhnya akan terjawab malam ini.
Sebab, Al sudah mencintai, sehingga tak ada halangan jadi suami-istri yang utuh.
Andin pun bersiap-siap dengan mematikan kamar dan menyalakan dua lilin.
Kemudian menyalakan lagu romantis dan memilih baju.
Akhirnya, Andin mengenakan piyama merah menyala.
Di kasur, jantung Andin berdegup kencang dan merasa sesuai harapan.
Rosa sudah tiba bersama Reyna untuk tidur bersamanya.
Lalu ada pesan dari Karina yang sebenarnya dari Elsa.
Mendadak Rosa heran dengan pertanyaan Karina yang bertanya nama Roy.
Rosa menulis nama "Roy" dan mau mengirimkannya.
Tapi Reyna terbangun dan minta Rosa membacakan doa tidur bersama-sama.
Elsa semakin gelisah dengan lamanya Karina.
Tapi Karina pun datang, jadi Elsa menghapus pesan itu agar tidak ketahuan.
Karina pun kembali ingat minta diajari kepada Elsa.
Setelah Reyna tertidur, Rosa pun mau mengirim jawaban tadi kepada Karina.
Lagi-lagi Reyna membangunkan dan meminta Rosa memeluknya.
Selesai mandi, Al merasa heran dengan gelap-gulitanya kamar.
Andin mendatangi Al dan menyentuh tengkuk Al dengan kedua tangan.
Sebab, Surya mengatakan Al sudah mencintai Andin.
Andin pun senang mendengar ucapan Surya.
Andin sudah berjanji kepada dirinya jadi istri terbaik dan seutuhnya.
Harapan Andin, malam ini dapat mulai.
Dalam hati Al, dia sudah mencintai Andin.
Tapi Al bukan pengecut yang mau melakukan itu saat dendam masih ada di hatinya.
Andin pun meminta.
Al pun tahu, sejak awal ini bukan pernikahan pada umumnya.
Saat Andin tahu, Al itu kakak Roy, saat itulah pernikahannya berakhir.
Air mata Andin pun menangis, sementara Al pun semakin ragu.
"Maaf ya, din, saya belum bisa," kata Al dengan wajah sedih.
Andin berkata mengapa lalu lihat kanan-kiri dan tersenyum dalam tangis.
Bahkan Andin pun masih bertanya-tanya soal benarkah Al mencintainya.
Andin percaya dengan ucapan Surya dan Rosa.
Tampaknya Andin sudah tahu, ucapannya bohong dan tidak mencintainya.
Al menutup mata sejenak.
Andin merasa Al mempunyai utang budi dan jangan memaksakan bahwa Al tidak mencintainya.
Lalu Andin pun keluar dari kamar.
Al pun semakin kalut dengan keadaan Andin.
"Aku cinta sama kamu, din,"
"tapi aku merasa mengkhianati Roy kalau aku perlakukan kamu sebagai istri seutuhnya,"
"Aku merasa Roy pasti tidak akan memaafkan aku,"
"Kalau aku melakukannya, karena tujuan aku menikahi kamu bukan ini,"
Al sudah terjebak dengan dendamnya. Dia pun meninju tembok dan duduk di atas kasur.
Dendam telah menenggelamkan Al, tapi malah berubah jadi cinta.
Di ruang tamu, Andin melihat isi surat perjanjian itu lagi.
Lalu dia terduduk dan membaca surat itu.
Andin berpikir akan merobek surat perjanjian itu malam ini.
Tapi ternyata tidak dan hatinya belum siap untuk siap kecewa setelah sempat percaya dengan ucapan cinta Al.
Andin merasa Al membohonginya sekali lagi.
Sempat Andin mempercayai ucapan cinta Al yang tulus, tapi ternyata Al belum menyentuh Andin.
Bagi Andin, itu bukan cinta, Al membohonginya lagi.
Entah sampai kapan, Al membohonginya dan memperlakukannya seperti ini, sampai perlu berjuang lagi, di sisa waktu yang tak sampai tiga bulan lagi.
Andin semakin sedih mengingat perjuangannya yang mendekati sia-sia.
Sedangkan Al hanya termenung.
Waktu mendekati pukul 3.00.
Al melihat guling yang jadi batas.
Andin benar-benar tidak kembali lagi dan sakit hati sekali dengan Al.
Tapi Al tidak mau membiarkan Andin tidur di luar, nanti sakti lagi atau malah Rosa curiga.
Al pun mendatangi Andin dan melihatnya tertidur di sofa.
Al pun berlutut dan meminta maaf telah membuat Andin menangis.
Sampai tertidur di luar begini.
Maka, Al menggendong Andin ke kamar.
Al mau menyentuh Andin, tapi Andin berpindah posisi tidur.
Lalu Al menarikkan selimut untuk meliputi badan Andin.
Guling yang jadi batas dibuangnya.
Al pun mengelus kepala dan rambut Andin.
Bagi Al, tak pernah menyangka, mencintai dan membenci Andin sama-sama pilihan menyakitkan baginya.
Andin pun berpindah posisi tidur lagi.
Sementara Al semakin bingung.
Bagaimanakah kelanjutannya, saksikan episode berikutnya.
