Berita Ogan Ilir

Rumah di Indralaya Ambruk Diterjang Angin Kencang, Nelangsa Ibu 2 Anak, Suami Meninggal 2 Tahun Lalu

Rumah bergoyang seperti gempa. Tapi saya tahu ini angin kencang karena sebelumnya sering juga seperti ini.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/AGUNG DWIPAYANA
Mardiah, janda dua anak berdiri dekat kediamannya yang ambruk diterjang angin kencang di Sakatiga Seberang, Indralaya, Rabu (6/1/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Dengan tatapan kosong, Mardiah tampak melihat ke arah rumah tak permanen miliknya yang ambruk diterpa angin kencang.

Perempuan 30 tahun warga Sakatiga Seberang, Indralaya, Ogan Ilir ini mengalami musibah.

Rumah tempat ia bernaung dari hujan dan panas, runtuh seketika karena hembusan angin kencang kemarin.

Ceritanya, Mardiah sedang tertidur lelap beserta kedua orang anaknya saat hujan deras disertai angin kencang melanda pada Selasa (5/1/2021) pagi.

Sekira pukul 04.00, Mardiah terbangun karena rumahnya yang terbuat dari kayu dan atap daun nipah itu berguncang hebat seakan ada gempa.

"Rumah bergoyang seperti gempa. Tapi saya tahu ini angin kencang karena sebelumnya sering juga seperti ini," kata Mardiah saat ditemui di kediamannya di Salatiga Seberang, Rabu (6/1/2021).

Takut terjadi apa-apa, Mardiah lalu membangunkan kedua anaknya dan ketiganya keluar dari rumah dengan membawa beberapa helai pakaian.

Beberapa saat kemudian, rumah tak permanen dengan panjang 5 meter dan lebar 2 meter tersebut ambruk.

"Beruntung kami bertiga sudah keluar. Kalau tidak, entah bagaimana nasib kami," ujar Mardiah.

Begitu hari mulai terang, Mardiah lalu mengambil beberapa barang yang masih bisa digunakan, terutama pakaian.

Mardiah beserta kedua anaknya untuk sementara tinggal di rumah orang tuanya yang berada persis di sebelah rumah ambruk itu.

Soal tempat tinggal, Mardiah setidaknya masih bisa menumpang di rumah orang tuanya.

Namun masalah lain timbul karena selain sebagian besar barang di rumahnya rusak, begitu juga dengan perkakas berjualan.

Mardiah sehari-hari bekerja menjadi pedagang kaki lima (PKL).

"Saya jualan jajanan seperti pentol, sosis. Biasalanya jualan kalau ada orang hajatan," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved