Berita Palembang
Balik Jaga IGD Langsung Mandi 'Alkohol', Kisah Dokter Berjuang di Masa Pandemi Covid-19
dr Alqodri Setiawan (24) seorang dokter badan layanan umum daerah (BLUD) Puskesmas Tegal Binangun coba menceritakan pengalaman tersebut kepada Tribuns
Penulis: Mochamad Krisnariansyah | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Sejak wabah covid-19 melanda Indonesia, para tenaga medis jadi garda terdepan menjaga situasi.
Mereka berjuang bak di medan perang demi mengobati dan mengalahkan penyebaran virus corona siang dan malam.
dr Alqodri Setiawan (24) seorang dokter badan layanan umum daerah (BLUD) Puskesmas Tegal Binangun coba menceritakan pengalaman tersebut kepada Tribunsumsel.com, Selasa (29/12/2020).
Memakai seragam putih lengap dengan alat pelindung diri (APD) sebagai standar protokol kesehatan (Prokes).
Dr Qodri sapaan akrabnya kala itu terlihat tengah memeriksa pasien yang datang. Satu persatu pasien diperiksa diberi penjelasan lalu diberi resep obat.
"Saya sebagai dokter tak menduga jika pandemi covid-19 muncul dan melanda dunia termasuk Indonesia," ujarnya dr Qodri Seusia memeriksa pasiennya.
Coba mengingat kembali bagaimana saat itu di awal maret 2020, ia yang akan menyelesaikan program intershipnya di rumah sakir Ar Bunda Lubuklinggau.
Langsung dihadapkan dengan pandemi covid-19 yang merupakan penyakit baru di dunia medis.
Apalagi dengan kemunculan kasus pertama di Indonesia membuat semua tenaga medis harus siap.
"Rasa was-was dan khawatir pasti ada, karena virus covid-19 sangat berbahaya dan bisa cepat menular," terangnya.

"Apalagi di kota Lubuklinggau ketika itu sudah ada kasus terkonfirmasi covid-19 sehingga dinyatakan zona merah," tambahnya.
Mulailah pemakaian APD lengkap yang tentunya sangat tak nyaman. Berjam-jam memakai APD dengan keringat yang membasahi tubuh harus dilakoni.
"Efek pandemi covid-19 juga membuat pasien saat itu menurun drastis," tuturnya.
Masalah pun muncul ketika beberapa rekannya ada yang terkonfirmasi covid-19. Hal ini membuat semua dokter intership di lingkungan rumah sakit diliburkan.
"Sebulan diliburkan untuk isolasai mandiri, syukur semua diperiksa hasilnya negatif saat itu," bebernya.
Dirinya mengakui selama bertugas di awal pandemi selalu menerapkan pola kebersihan yang amat ketat dan protektif.
Tak hanya itu, dr Qodri juga mengkonsumsi vitamin agar imunitas tetap terjaga dan fit.
" Setiap habis jaga IGD saya mandi pakai alkohol demi membersihkan diri, jika diingat mungkin ini sebagai bentuk rasa ketakutan saya yang berlebihan saja," tuturnya.
Setelah menyelesaikan program intership, dr Qodri melanjutkan tugasnya di puskemas tegal binangun.Disini dirinya sudah dua kali menangangi kasus covid-19.
" Kalau ada yang positif misal tanpa gejala ataupun gejala ringan maka kita minta isolasi mandiri, berbeda jika gejala berat harus dibawa kerumah sakit," katanya.
" Semua pasien terkonfirmasi harus terus melapor untuk mengetahui kondisinya, kami juga dengan tim surveilans melakukan home visit untuk mengedukasi seperti makan yang bergizi, konsumsi vitamin dan tetap melakukan prokes," tambahnya.
Mengenai kondisi kasus covid-19 saat ini masih terus bertambah, dr Qodri merasa prihatin.
Lantaran masih kurangnnya kesadaran masyarakat untuk patuh terhadap kebijakan prokes yang ada.
" Meski sekarang ada vaksin dan tengah diuji klinis, masyarakat seharusnya harus tetap aware terhadap prokes, agar penambahan kasus tidak terjadi lagi," ucapnya.
Di akhir obrolan, dr Qodri mengajak kembali masyarakat untuk disiplin mematuhi prokes dan tidak bandel.
Jika merasa ada gejala mengarah ke covid-19 makan langsung diperiksakan bisa ke puskemas maupun rumah sakit
" Harapan kita semua agar pandemi covis-19 segera berakhir dan kehidupan bisa berjalan seperti sedia kala, " pungkasnya.(*).