Obrolan 30 Menit Risma dengan Pemulung di Belakang Kemensos, Hari Pertama Berdinas Sebagai Mensos
Dari atas jembatan, tepatnya di Fly Over Pramuka, Jalan Pramuka Sari II, Risma berdialog dengan seorang pemulung dengan gerobaknya yang bersiap melaku
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNSUMSEL. COM, JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini atau yang kerap disapa Risma temui seorang pemulung di kawasan aliran Sungai Ciliwung, belakang kantor Kementerian Sosial di hari pertama Risma berdinas sebagai Mensos.
Risma berdialog dengan pemulung itu selama sekira 30 menit.
Dari atas jembatan, tepatnya di Fly Over Pramuka, Jalan Pramuka Sari II, Risma berdialog dengan seorang pemulung dengan gerobaknya yang bersiap melakukan rutinitas pagi bersama istrinya.
Risma berdialog menanyakan berbagai hal kepada pasangan suami-istri ini.
Dari obrolan Risma, diketahui dari hasil memulung mereka mendapatkan hasil Rp800 ribu/bulan.
Sebagian dari penghasilan tersebut dikirimkan untuk anak mereka di kampung.
Baca juga: Viral Video 91 Detik Parodi Lagu Indonesia Raya, DPR Minta Malaysia Tangkap dan Umumkan Pelaku

“Bapak-ibu saya carikan ‘rumah’ jadi ngga perlu ada biaya ngontrak. Tetep cari sampah seperti ini. Nanti sampah dari Kementerian Sosial bisa untuk bapak. Sambil saya ajari usaha. Masak mau terus kaya gini, ya. Mau ya,” katanya dikutip dari Kementerian Sosial, Senin, (28/12/2020).
Setelah berdialog sekitar 30 menit, selanjutnya rombongan terus bergerak.
Setelah tadi di atas jembatan, kali ini, Risma memilih turun ke bawah jembatan.
Risma harus rela memanjat tangga kayu seadanya yang sengaja dipasang warga setempat.
Baca juga: Heboh Spanduk Seorang Pria Buka Jasa Menemani saat Malam Tahun Baru, Paket Komplit Rp90 Ribu
Persis di kolong jembatan, Risma menyaksikan beberapa keluarga yang sengaja tinggal di bawah kolong jembatan.
Di salah satu sudut, tampak salah satu lokasi hunian gelandangan. Di sini terlihat di antaranya kasur gulung lusuh, almari butut, perangkat mandi, dan sandal jepit berserakan di sekitarnya, yang ditinggal penghuninya.
Dari sini dia terus menyusuri bantaran kali sambal menyapa satu-satu penghuni di sepanjang kawasan ini.
Kepada warga bantaran yang menyaksikan kedatangan rombongan ini, Risma menyampaikan lagi keinginannya untuk mengubah nasib mereka.
Baca juga: Diduga Ribut dengan Suami, Istri dan 2 Anak Susuri Jalan Tol Sambil Menangis saat Hujan, Kedinginan
“Bapak ibu, saya hanya ingin penjenengan tinggal di tempat yang lebih baik. Ayo pak, mau ya pak,” katanya.
Dari bantaran kali, Mensos Risma dan rombongan bergerak ke Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudi Luhur” di Bekasi.
Sesuai dengan namanya, Balai “Pangudi Luhur” merupakan bentuk respon Kemensos terhadap permasalahan gelandangan dan pengemis.
Balai “Pangudi Luhur” menyelenggarakan rehabilitas sosial yang bersifat sementara (temporary shelter).
Di sini para “gepeng” mendapat layanan vokasi dalam jangka tertentu, dimana selanjutnya pemberdayaan dilakukan dengan bermitra dengan pemerintah daerah.
Sebelumnya usai dilantik sebagai Menteri Sosial, Risma menyatakan tidak akan mengubah gaya kepemimpinannya seperti saat menjabat Wali Kota Surabaya. Ia akan tetap blusukan untuk mlihat permasalahan dari dekat.
Cek Desa-desa

Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma) mulai berkantor di Jakarta, Senin (28/12/2020).
Risma memilih menggunakan jalur darat menuju Jakarta dengan alasan bisa sambil mengecek kondisi desa-desa yang butuh bantuan.
Risma diantaranya mampir ke Ponorogo, tepatnya di Desa Krebet, Kecamatan Jambon.
Risma bersama rombongan Kementerian Sosial di tempat ini menyerahkan bantuan kepada penyandang disabilitas berupa kursi roda, walker, dan kruk.
Kemudian bantuan alat pelindung diri (APD), alat peraga edukasi, sembako, alat peraga edukasi, peralatan belajar anak, sheltered workshop, layanan home care dan day care, dan sebagainya.
Risma juga khusus membawa bantuan sambel goreng tempe yang dibeli dari industri rumahan di kawaan Doly Surabaya yang sudah berganti rupa menjadi pemukiman warga.
Baca juga: Senin Mensos Risma Berkantor ke Jakarta, Pilih Jalan Darat Langsung Cek Desa Butuh Bantuan
Kepada para penyandang disabilitas yang mendapatkan program pemberdayaan dengan pemberian layanan vokasional, Risma berkomitmen untuk meningkatkan kemandirian para penyandang disabilitas intelektual.
“Mereka harus punya kemandirian dengan perlahan mengurangi ketergantungan kepada orang lain. Saya juga bawa bibit lele, nanti kita lihat progress-nya. Kalau ini bagus bisa diberdayakan untuk yang lain. Memang berat. Tapi harus dilakukan,” kata Risma, Minggu (27/12/2020).
Dijelaskan Risma, bantuan yang dimaksud bukan bertujuan charity, melainkan memilik aspek berkelanjutan.
Selain itu, Risma mengaku sudah berkomunikasi dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan penanganan medis bagi para penyandang disabilitas.
“Dari Kementerian Kesehatan perlu kami mendapatkan dukungan medis. Nah ini kan tidak di sini saja. Saya juga mengamati di daerah-daerah lain di Indonesia,” katanya.
Baca juga: Cerita Mensos Risma Diancam dan Dikasih Ular Gegara Menutup Dolly di Surabaya
Untuk menangani fenomena banyaknya penyandang disabilitas intelektual, Risma mengaku sudah menghubungi sejumlah rektor berbagai universitas.
Hal itu dilakukan Risma sebagai Menteri Sosial untuk mendapatkan pandangan secara antropologis sebelum mengeluarkan kebijakan untuk para penyandang disabilitas.
Pilihan menggunakan jalur darat bukan tanpa alasan.
Dengan menggunakan jalur darat, kata Risma, dia bisa berhenti kapanpun, termasuk untuk turun ke desa-desa mengecek langsung desa mana yang memerlukan bantuan langsung dari Kemensos.
“Sekalian melakukan pengecekan pada daerah-daerah yang memerlukan bantuan,” kata Risma.
Artikel ini telah tayang di kompas.tv
dan kompas.tv