Berita Palembang
Siswa SMA di Palembang Buat Pasta Gigi Caktadent, Bahannya Cangkang Rajungan dan Minyak Jelantah
Pasta Gigi Caktadent buatan siswa SMAN 6 Palembang berbahan cangkang rajungan dan minyak jelantah yang selanjutnya diolah menggunakan transterifikasi.
Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM.PALEMBANG - Siswa SMA di Palembang membuat sendiri pasta gigi Caktadent, dijual online di E-commerce.
Pasta Gigi Caktadent buatan siswa SMAN 6 Palembang berbahan cangkang rajungan dan minyak jelantah yang selanjutnya diolah menggunakan transterifikasi. Temuan ini mengantarkan mereka para tersebut meraih sejumlah penghargaan.
Hasil karya siswa SMA Negeri 6 Palembang ini kembali mendapatkan penghargaan juara 1 dalam lomba "Inovator Daerah" Provinsi Sumsel tingkat Pelajar SLTA.
Hasil karya "Caktadent" alias cangkak ini merupakan hasil inovasi dari dua siswa berprestasi yakni Gallang Abdi Persada dan Achmad Rifky Ansyori.
Kepada Tribun, Galang mengatakan Caktadent ini merupakan inovasi yang ia buat sejak tahun 2019 lalu.
Beberapa kali Caktadent ini berhasil menyabet juara dan terakhir dari Pemprov Sumsel sebagai Inovator Daerah terbaik mengalahkan para sekolah yang ada di Sumsel.
Saat ini, Caktadent ini pun sudah dikomersilkan oleh kedua siswa ini dengan dipasarkan melalui platform belanja online "Shoppee" dan juga dijual di koperasi sekolah dan melalui sosial media lainnya.
"Untuk Caktadent sendiri sudah kami produksi dan pasarkan mulai dari bulan September 2019 hingga sekarang. Awalnya kami pasarkan lewat bazar, pameran, lingkungan sekolah, dan lingkungan sekitar rumah. Sekarang caktadent sudah dijual secara online di Shopee dan Instagram kami di @caktadent. Dari awal produksi terhitung kami sudah menjual 475 produk caktadent," ujarnya, Jumat (25/12/2020).
Lanjut dia, untuk harga satu kemasan caktadent dengan berat 285 gr kami jual dengan harga Rp 10.000. Tapi pada bulan November lalu, kami kembali berinovasi dengan menyediakan kemasan Caktadent untuk "travelling" yang mudah dibawa kemana-mana dengan harga Rp 6.000.
"Penjualan sendiri sudah mencapai daerah di luar Kota palembang seperti Kota Prabumulih, Muaraenim, musi banyuasin, lampung, dan juga bengkulu. Mereka pesan lewat online," tegas dia.
Galang mengatakan pernah produknya ini mendapatkan pesanan sebanyak 1000 kemasan Caktadent dari Kementrian Pertahanan tapi saat itu kami tidak bisa penuhi karena keterbatasan waktu dan juga tenaga kerja.
"Saat ini pun kami produksi sendiri di rumah produksi kami di laboratorium sekolah. Dalam sehari kami bisa menghasilkan 30 hingga 50 kemasan Caktadent . Untuk kendala dari segi bahan sendiri mungkin tidak ada tapi kami mengalami beberapa kendala dari segi waktu dan juga tenaga kerja soalnya waktu kami membuat Caktadent biasanya tabrakan dengan waktu sekolah daring, tryout, dan lain-lain mbak. Untuk tenaga kerja sendiri biasanya kami meminta bantuan personil KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) SMAN 6 Palembang," bebernya.
Galang menceritakan awal mula ia dan temannya membuat Caktadent ini itu muncul saat keduanya menemukan permasalahan di sekitar tempat tinggal dimana di restoran" seafood sekitar rumah terdapat tumpukan limbah cangkang rajungan bekas yang dibuang begitu saja dan baunya itu sangat mengganggu.
"Terus berdasarkan penelusuran kami, ternyata cangkang rajungan itu sebenarnya memiliki kandungan "Kalsium Karbonat" yang sangat tinggi bahkan terbesar di antara cangkang hewan laut lain," jelas dia
Selain itu, dirumah dan juga di kantin sekolah kami sering melihat minyak jelantah yang sudah pekat, hitam dan dibuang begitu saja.