Harga Karet Sumsel Naik Selasa 15 Desember, Lelang 4S Dongkrak Harga Petani
Harga hari ini di sumsel naik Rp 345, dibanding harga indikasi karet hari Senin 14 Desember 2020 untuk KKK 100 persen
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) merupakan produsen karet terbesar di Indonesia diikuti oleh Sumatera Utara dan Riau.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Fakhrurrozi Rais melalui Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Rudi Arpian MSi mengatakan, bahwa di Sumsel ada 1,2 juta hektare luasan areal perkebunan rakyat.
"Total 1,2 juta hektare lahan karet tersebut tersebar di 17 Kabupaten/Kota yang ada di Sumsel. Untuk luasan terbanyak di Musi Banyuasin (Muba), lalu Muratara dan OKI," katanya, Sabtu (12/12/2020).
Menurutnya, untuk harga karet masih naik turun,
seperti pada up date tanggal 11 Desember 2020 terjadi penurunan Rp 478, dibandingkan harga indikasi karet pada tanggal 10 Desember 2020, untuk KKK (kadar karet kering) 100 persen.
Di tanggal 10 Desember untuk KKK 100 persen pada harga indikasi Rp 18.207, sedangkan pada 11 Desember 2020 pada harga indikasi Rp 17.729.
"Di Sumsel ini kadar karet kering yang paling banyak dijual masyarakat kalau non UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar) KKK dibawah 50 persen, sedangkan kalau UPPB antara 50 persen sampai 60 persen," kata Rudi.
Lalu Rudi pun memberikan tips agar kadar karet kering ditingkat petani lebih maksimal atau bahkan bisa 100 persen. Caranya yaitu pakai bahan pembeku yang dianjurkan dan harus seragam. Bisa pakai Specta, Asap Cair atau Deorub.
Lalu umur bahan olah karet rakyat (Bokar) harus sama, misal kalau umur seminggu dijual seragam umur seminggu.
Jangan dicampur dengan Bokar yang berumur 2 atau 3 hari.
Kemudian, tidak boleh direndam dan dicampur dengan bahan bukan karet, makin cepat ditumpahkan dari bak pembeku makin tinggi KKK nya