Pilkada Serentak 2020

Tiga Petahana di Sumsel Terancam Tumbang, Kandidat Menguasai Medsos Cenderung Unggul

Hampir pasti semua kandidat memiliki akun medsos. Namun karena hanya dikelola oleh admin sehingga tidak terjadi interaktif langsung dengan netizen.

TRIBUN SUMSEL/ARIEF BASUKI ROHEKAN
Direktur Eksekutif Lintas Politika Indonesia Kemas Khoirul Muklis. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Meski belum menjadi ketetapan resmi KPU, namun beberapa pasangan calon diyakini terpilih menjadi Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah melalui pencoblosan yang dilaksanakan Rabu, 9 Desember.

Hasil penghitungan, rata-rata sudah mencapai angka 100 persen dari data yang masuk.

Menurut Direktur Eksekutif Lintas Politika Indonesia Kemas Khoirul Muklis, untuk di Sumsel, dari 7 Pilkada hampir dipastikan 3 kandidat yang berasal dari petahana tumbang. Yaitu Ilyas Panji alam (Ogan Ilir), Hendra Gunawan (Mura) dan Syarif Hidayat (Muratara).

"Hal ini di samping tingkat kepercayaan masyarakat selama ini yang kurang, juga diakibatkan beberapa faktor lain," kata Khoirul Muklis, Kamis (10/12/2020).

Faktor itu diungkapkan mantan ketua KPU Palembang ini, pertama masyarakat cenderung menginginkan dipimpin sosok yang humble dan gaul.

Hal tersebut bukan semata terkait usia, namun bagaimana sosok itu mampu tampil dan menyentuh langsung masyarakat. Termasuk juga bagaimana penampilan kandidat dalam berpakaian keseharian, gaya bicara dengan masyarakat.

"Masyarakat sudah tidak merasa kagum lagi dengan tampilan pejabat dengan pakaian perlente. Dan bahkan terasa membuat jarak antara pemimpin dengan masyarakat," tuturnya.

Baca juga: Doni Timur Mantan Anggota DPRD Palembang yang Bandar Narkoba Dipulangkan ke Palembang, Huni Sel BNN

Baca juga: Hari Ini KPU Ogan Ilir Mulai Rekapitulasi Suara Secara Resmi, Hasil Real Count Pilkada OI

Selanjutnya diterangkan Muklis, faktor kedua kandidat yang memperoleh suara anjlok, diakibatkan tidak berjalan maksimalnya mesin partai politik pendukung.

"Karena tak sedikit yang menganggap dukungan partai hanya sebagai kewajiban administratif sebagaimana diatur Undang-Undang. Sehingga setelah memperoleh surat dukungan, tidak lagi dilakukan konsolidasi secara maksimal," tuturnya.

Padahal jelas ditmbahkan Muklis, partai politik terbukti memiliki konstituen masing-masing.

"Tak kalah pentingnya, faktor ketiga yakni penguasaan media sosial. Hampir pasti semua kandidat memiliki akun medsos. Namun karena hanya dikelola oleh admin sehingga tidak terjadi interaktif langsung dengan netizen. Ini pula sehingga yang ditampilkan hanya kegiatan-kegiatan formal," ucapnya.

Seharusnya diungkapkan Muklis, jika ingin menyentuh masyarakat melalui medsos, harusnya kandidat menampilkan keseharian dan terjadinya interaktif, ada tanya jawab serta dialog dengan santai.

"Mungkin ada juga hujatan, namun tak harus direspon dengan emosi. Banyak kandidat mengabaikan pentingnya medsos dan interaktif di dalamnya. Padahal di waktu senggang semestinya mereka bisa memanfaatkan untuk bersosialisasi, apalagi pengguna medsos sudah sangat banyak," pungkasnya.

Ikuti Kami di Google

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved