Mengenal Kasi Pembinaan LPKA Palembang Albert Haryadi, Pernah Jadi Ajudan Yusril Saat Jadi Menteri
Contohnya, ketika lonceng dibunyikan tanda masuk ke dalam kamar masing-masing, masih ada yang ingin bermain.
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sebelum melanglang buana bertugas di Lapas dan Rutan, ternyata Kasi Pembinaan LPKA Kelas 1 Palembang pernah menjadi ajudan Yusril Ihza Mahendra saat menjabat menjadi menteri Kehakiman.
Albert Haryadi, saat itu bertugas di Belitung.
Tahun 2001, ia dipercaya menjadi ajudan Yusril. Setiap Yusril pulang ke Belitung, ia selalu menjadi ajudan Yusril.
Kegiatan itu, dilakoni Albert selama lebih kurang dua tahun lamanya.
"Dulu di Belitung, jarang orang yang mau jadi pegawai. Jadi, ketika Pak Yusril pulang maupun ke Palembang, jadi saya yang ajudannya," ujarnya kepada Tribun Sumsel.com, Senin (30/11/2020).
Seiring berjalannya waktu, ia pindah tugas ke Lapas Pangkal Pinang selama lima tahun.
Hingga akhirnya, Albert kembali pindah tugas ke Palembang.
Terakhir, ia bertugas di LPKA Kelas 1 Palembang sebagai staf.
Lama menjadi staf dan kembali pindah ke kantor wilayah, ia kembali lagi ke LPKA Kelas 1 Palembang dan dipercaya menjadi Kasi Pembinaan.
Sejak tahun 2007, saya bergabung di LPKA Kelas 1 Palembang. Tahun 2009 pindah ke seksi pembinaan.
Sekarang kembali lagi di pembinaan," katanya.
Baca juga: Sekolah Terhenti Lantaran Covid-19, Cerita Anak Didik LPKA Palembang Akan Hadapi Ujian
Ketika ditanya mengenai suka duka bertugas di LPKA Kelas 1 Palembang, menurutnya bertugas di LPKA perlu kesabaran ekstra tinggi menghadapi anak didik.
Karena semua penghuni yang ada di LPKA, usianya masih anak-anak.
Contohnya, ketika lonceng dibunyikan tanda masuk ke dalam kamar masing-masing, masih ada yang ingin bermain.
Dengan nasihat dan tanpa kekerasan, akhirnya anak binaan mengerti bila ada aturan yang berlaku di LPKA.
"Kadang, karena sudah menganggap keluarga, mereka tidak sungkan lagi minta belikan makanan. Kami juga mengerti, kalau sebatas makanan yang bisa dijangkau tidak ada salahnya dibelikan. Karena kami disini juga mendidik mereka, sebagai pengganti orang tua mereka," ujarnya.
Albert menjelaskan, anak didik yang ada di LPKA ini, belum tentu semuanya nakal.
Anak yang masuk dan terkena jeratan hukum, terkadang karena pergaulan.
Tetapi, ada juga anak yang nakal.
Faktor yang paling utama dari hasil wawancara, karena keluarganya broken home. Sehingga, pergaulan di luar yang bebas hingga salah bergaul.
Sampai akhirnya, anak tersebut melakukan tindak kriminal atau menggunakan narkoba.
"Tetapi, secara umum karena mereka ini masih usia anak kami masih bisa mengarahkan. Hanya saja, butuh kesabaran yang ekstra. Kami disini menghadapi anak-anak untuk dibina, berbeda di lapas atau rutan," pungkasnya.