Berita Pendidikan
Orangtua Siswa di Ogan Ilir Menyetujui Belajar Tatap Muka, Aturannya Hanya Belajar 3 Jam
sekolah daring atau belajar di rumah ini mulai dilaksanakan sejak April lalu, sesuai instruksi pemerintah guna mencegah penyebaran virus Corona
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Ogan Ilir siap menerapkan belajar tatap muka.
"Rencana belajar tatap muka ini juga sudah disetujui orang tua siswa di Ogan Ilir," kata Kepala Disdikbud Ogan Ilir, Dr Arianto kepada TribunSumsel.com, Jumat (27/11/2020).
Seperti diketahui, sekolah daring atau belajar di rumah ini mulai dilaksanakan sejak April lalu, sesuai instruksi pemerintah guna mencegah penyebaran virus Corona.
Setelah mendapat persetujuan orang tua siswa, Disdikbud Ogan Ilir menyiapkan aturan-aturan dalam kegiatan belajar-mengajar siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Aturan tersebut diantaranya pembatasan jam belajar hanya tiga jam per hari.
"Dari hari Senin sampai Jumat, siswa setiap hari belajar selama tiga jam. Untuk jamnya, masing-masing sekolah yang atur. Tidak ada jam istirahat, tidak ada waktu untuk berkumpul dan berkerumun. Setelah belajar, langsung pulang," ungkap Arianto.
Baca juga: Anak Gugat Orang Tua Karena Jual Rumah Miliknya Sendiri, Sang Anak Diminta Untuk Bertaubat
Nantinya, selama belajar tatap muka di Ogan Ilir, kapasitas siswa perkelas dikurangi 50 persen.
Tempat duduk siswa juga diatur sesuai protokol kesehatan.
"Jarak antarbangku belajar yakni 1,5 meter. Sebelum masuk kelas, siswa mencuci tangan pakai sabun, jaga jarak dan pakai masker," jelas Arianto.
Selain persiapan teknis protokol kesehatan, Disdikbud Ogan Ilir juga telah memerintahkan para guru di 80 SMP dan 264 SD di seluruh Ogan Ilir untuk membuat silabus atau ringkasan materi seluruh mata pelajaran.
"Jadi ringkasan materi itu dibuat dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir dan pengaplikasiannya mulai Januari 2021," terang Arianto.
Namun Arianto menegaskan, penerapan belajar tatap muka ini akan menyesuaikan dengan situasi pandemi.
"Kita tentunya memperhatikan situasi pandemi. Jika tidak memungkinkan, kegiatan belajar-mengajar tetap daring," kata Arianto.