Edhy Prabowo Ditangkap KPK
Sosok Edhy Prabowo di Mata Sahabat, Pria Cerdas Selalu Ingatkan Bahaya Korupsi kepada Generasi Muda
Mantan ketua DPD Gerindra Sumsel Saifudin Aswari Rivai yang mengaku prihatin adanya OTT (Operasi Tangkap Tangan) KPK yang menimpah sahabatnya tersebut
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL. COM, PALEMBANG-Sosok Edhy Prabowo menjadi perhatian publik setelah dikabarkan ditangkap KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) di Bandara Soekarno-Hatta seusai pulang dari Amerika Serikat, Rabu (25/11/2020) dini hari.
Edhy adalah politikus Indonesia yang berasal dari Partai Gerakan Indonesia Raya yang dua periode duduk sebagai anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) I Provinsi Sumsel sejak 2009-2019.
Meski terpilih untuk periode ke tiga dari Dapil yang sama pada periode 2019-2024, Edhy diangkat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (KPP) Indonesia sejak 23 Oktober 2019 pada Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf.
Edhy yang memiliki gelar Doktor (Dr) ternyata pernah mengenyam pendidikan milter.
Karier Edhy dimulai pada 1991. Kala itu, dia berhasil diterima menjadi anggota Akabri di Magelang, Jawa Tengah.
Sayang kariernya di militer hanya bertahan dua tahun. Edhy dikeluarkan karena terkena sanksi dari kesatuan.
Edhy juga dikenal jago ilmu bela diri silat, dimana sebelumnya adalah atlet pencak silat nasional.
Selain pernah berjaya di event Pekan Olahraga Nasional (PON), dia juga pernah mengikuti kejuaraan tingkat internasional.
Menurut wakil Ketua DPD Gerindra Sumsel Nopran Marjani, memang Edhy pernah mengenyam pendidikan militer di TNI AD, namun tidak tamat, dan jago bela diri silat
"Beliau tidak tamat Akabri, dan beliau mantan atlet pencak silat nasional," kata Nopran, Rabu (25/11/2020).
Ia mengenal Edhy sejak mendirikan partai Gerindra, dan beliau selama ini bisa dibilang icon partai Gerindra, anak muda, berprestasi, cerdas, sosok orang yang suka menolong dan suka berempati dengan orang lain.
"Tapi, kalau saya mengenal beliau dan sering ngobrol, ia suka menanamkan hal- hal ini (anti korupsi) harus diantisipasi, beliau menyampaikan ke anak muda rentan terhadap itu (korupsi), maka kita harus hati- hati dan jangan terjebak."
"Mungkin dengan kejadian ini, beliau bisa saja terjebak atau salah langkah, kita tidak tahu karena dilingkaran kekuasaan dan pemerintah," jelasnya.
Hal senada diungkapkan mantan ketua DPD Gerindra Sumsel Saifudin Aswari Rivai yang mengaku prihatin adanya OTT (Operasi Tangkap Tangan) KPK yang menimpah sahabatnya tersebut.
Namun, ia belum mengetahui pasti kronologisnya dan masih menunggu arahan partai.
"Kakak belum mendapat detil masalahnya secara interen, dan masih mencari informasi dengan jajaran pengurus partai. Tentu dengan kondisi yang ada, kakak prihatin, tapi masih mencari informaai yang jelas dulu. Nanti akan kita infokan," ujar mantan Bupati Lahat yang kini menjabat anggota DPRD Sumsel dari fraksi Gerindra ini.
Dihubungi terpisah, Ketua DPC partai Gerindra kota Sri Mulyani mengaku, masih mencari kebenaran penangkapan Edhy Prabowo oleh KPK, sehingga dirinya belum bisa memberikan tanggapan lebih luas.
"Mudah- mudahan berita itu tidak benar, itu harapan kita," terang Sri.
Wakil ketua DPRD kota Palembang ini menceritakan, sosok Edhy dikenalnya sejak 15 tahun lalu, sebagai salah satu pendiri partai Gerindra di Sumsel, dan dikenal tidak macam- macam.
"Jauhlah, kalau untuk disuap- suap atau sampai OTT, dan saya setengah tidak percaya. Beliau orangnya sederhana, tidak neko- neko dan tidak macam- macam sejauh ini saya kenal, sehingga sangat jauh pemikiran kami sampai kesana (ditangkap KPK)," bebernya.
Lebih lanjut, Sri mengungkapkan Edhy Prabowo dalam memimpin suatu organisasi, termasuk bela diri pencak silat mayoritas semuanya berhasil.
Salah satunya, saat memimpin olahraga pencak silat di tingkat Asian Games.
"Jadi apapun yang dipimpinnya berhasil dan persetasi bagus, serta orangnya cerdas karena baru lulus sebagai doktor. Yang jelas, kami tidak berpikir seperti itu dan jauhlah, kan berita ini belum tahu nian, kita masih nunggulah, kalau dengar berita itu sangat terkejut dan masih menunggu resminya bagaimana," pungkas Sri Mulyani.
Reaksi Gubernur Sumsel
Gubernur Sumsel, Herman Deru mengaku prihatin dengan kabar ditangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Meski begitu, Herman Deru juga seakan masih tak percaya Edhy Prabowo yang merupakan putra asli wilayah Sumsel tersebut, kini harus berurusan dengan KPK.
"Tadi pagi saya nonton tv, tapi dipemberitaan baru nyebut pejabat tinggi (yang ditangkap KPK), belum nyebut menteri," ujarnya, Rabu (25/11/2020).
Herman Deru mengenal Edhy Prabowo sebagai sosok orang yang baik, bersahabat dan tegas.
Menurutnya, Edhy Prabowo adalah salah satu putra terbaik asli wilayah Sumsel.
"Tapi kalau pun (penangkapan oleh KPK) itu benar terjadi, tentu sebagai warga Sumsel, kita turut prihatin. Kita juga tidak tahu apa yang membuat (penangkapan) ini terjadi. Apakah mekanisme atau mens rea (niat), kita juga tidak tahu," ujarnya.
Terakhir Edhy Prabowo datang ke Palembang dalam kegiatan dinas saat meresmikan langsung Pasar Ikan Modern di Palembang dan sekaligus meluncurkan kampanye #PasarLautIndonesia di Kenten, Jumat (6/11/2020).
Dikatakan Herman Deru, penangkapan Edhy Prabowo tidak akan menganggu jalannya operasional di pasar ikan tersebut.
"Karena pasar ikan sudah diresmikan, jadi seluruh pengelolaannya kembali pada pemkot. Tidak akan berpengaruh dengan adanya peristiwa ini," ujarnya.