Berita OKI
Setahun Tinggal Serumah, Pasangan Sejenis di OKI Kabur Usai Cekcok yang Tewaskan 1 Orang
Karena saking dekatnya, maka orang tua korban sudah menganggap Shinta sebagai anak sendiri. Sebelum perkelahian antar keduanya terjadi.
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Peristiwa penembakan yang dilakukan Tivi (40 tahun) hingga menyebabkan nyawa Kodir melayang terjadi di Masjid Nurul Iman Dusun II Desa Sungai Ceper, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Tindak pidana penembakan tersebut dilatarbelakangi oleh permasalahan percintaan sesama jenis antara anak pelaku bernama Iin dan anak korban bernama Shinta.
Dalam keterangannya, Kepala Desa Sungai Ceper, Kaharno menyebutkan hubungan kedua anak Shinta dan Iin ini memang sangat akrab dan telah tinggal serumah selama setahun lebih.
"Kalau untuk hubungan spesial mereka saya kurang paham. Tetapi setahu saya mereka berdua ini sangat dekat hingga tidur makan pun bersama, bahkan si Iin ini lebih dari setahun menginap di rumah pelaku," ujarnya melalui sambungan telepon, Selasa (24/11/2020).
"Karena saking dekatnya, maka orang tua korban sudah menganggap Shinta sebagai anak sendiri. Sebelum perkelahian antar keduanya terjadi," tambahnya ujarnya melalui sambungan telepon, Selasa (24/11/2020).
Diterangkan Kades, perkelahian yang dimaksud yakni karena Shinta dan Iin sempat berselisih paham sebab ucapan. Hingga keluarga pelaku tidak menerima perkataan anak korban.
Baca juga: Oknum ASN OKI Pelaku Bandit Pecah Kaca, Terancam Potong Gaji 50 Persen hingga Dipecat dari Pegawai
Baca juga: Turun Taksol, Perempuan Muda di Palembang Ini Baru Sadar Handphone Seharga Rp 23 Juta Hilang
"Awalnya anak pelaku yang merasa tersinggung ini mengadu ke orang tuanya. Barulah kemudian keluarga mengadukan ke pemerintah desa," ucapnya.
Setelah diadakan musyawarah antar kedua belah pihak, ternyata masih belum menemui titik terang sehingga kembali dilanjutkan musyawarah di Masjid Nurul Iman Desa Sungai Ceper.
"Karena musyawarah pertama gagal, maka diadakanlah musyawarah kedua yang dilakukan dimasjid Nurul Iman. Kala itu pelaku merasa tersinggung karena dari pihak korban yang datang cuma 3 orang, sementara keluarga pelaku banyak yang datang,"
"Karena itu pelaku langsung melontarkan kata 'kalau seperti ini lebih baik tidak usah damai'. Kemudian pelaku memaki seluruhnya termasuk kami (Perangkat Desa-red) dan pihak keluarga korban," ungkapnya.
Selanjutnya, korban segera keluar dari masjid dan menelpon keluarga lainnya untuk datang menghadiri musyawarah tersebut.
Tetapi pelaku yang terlanjur tersulut emosi, kemudian ikut keluar masjid dan saat itulah terdengar suara letusan tembakan.
"Waktu itu ada suara tembakan dan setelah saya dan warga lainnya menghampiri ternyata korban Kodir sudah tergeletak dengan bersimbah darah," ujarnya korban meninggal dilokasi kejadian.
Masih kata Kades, akibat kejadian tersebut hingga sekarang kondisi di desanya masih belum kondusif. Sedangkan Shinta dan Iin juga ikut melarikan diri.
"Kalau sampai sekarang pelaku masih buron, sama halnya dengan Shinta maupun Iin juga kabur melarikan diri dari Desa," tegasnya.