Berita Palembang

Marak Kasus Kejahatan Melalui Medsos Terhadap Remaja Putri, Ini Kata Pengamat dari UIN Raden Fatah

Faktor lain yang menjadikan remaja marak jadi korban kejahatan melalui media sosial  adalah meningkatnya penggunaan gawai saat ini.

ISTIMEWA
Pengamat Sosial dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Prof Dr Abdullah Idi MEd. 

TRIBUNSUMSEL. COM, PALEMBANG - Kasus kejahatan yang berawal dari interaksi melalui sosial media banyak menimpa remaja putri di masa pandemi.

Pengamat sosial dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Prof Dr Abdullah Idi M.Ed mengatakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut dapat terjadi.

"Salah satunya kepolosan remaja atau bisa juga kita sebut keluguan mereka. Sehingga bisa mudah percaya apa adanya dengan yang mereka lihat," ujarnya, sabtu (21/11/2020) lalu.

Apalagi secara psikologis sosial, usia remaja adalah masa yang wajar bila anak ingin bisa saling mengenal lebih jauh orang lain, tak terkecuali dengan lawan jenis.

Hal itu juga yang dikatakan Abdullah, justru membuka jalan lebar bagi para pelaku kejahatan dalam menjebak target korbannya.

"Sementara, di media sosial ada begitu banyak hal-hal yang sifatnya modifikasi. Baik foto, konteks komunikasinya dan masih banyak lagi yang bisa membuat anak-anak lugu tertarik. Oleh karena itu saya kira kepolosan anak karena dipengaruhi dengan naluri ingin kenal dengan lawan jenis, justru dimanfaatkan oleh pelaku-pelaku kejahatan," ujarnya.

Faktor lain yang menjadikan remaja marak jadi korban kejahatan melalui media sosial  adalah meningkatnya penggunaan gawai saat ini.

Mengingat kebutuhan akan sosial media sudah begitu tinggi dalam kehidupan bermasyarakat tak terkecuali bagi dunia pendidikan sejak pandemi covid-19 terjadi.

Apalagi saat ini pemerintah juga telah berbulan-bulan menerapkan sistem belajar dalam jaringan (daring).

Dikatakan Abdullah, hal ini juga bisa memicu kebosanan bagi pelajar sehingga menjadikan mereka lebih aktif bersosial media sebagai sarana yang dianggap ampuh dalam menghilangkan kejenuhan.

"Disitulah bisa muncul peluang untuk berinteraksi atau berkenalan dengan orang lain melalui sosial media. Kemudian bisa saja dilanjutkan dengan pertemuan secara offline (langsung)," ujarnya.

Untuk itu pentingnya peran orang tua dalam mengawasi aktivitas dan tumbuh kembang anak-anaknya.

Termasuk dalam urusan bersosial media, pergaulan hingga mengenal lawan jenisnya.

"Tapi kita juga harus menyadari bahwa tidak semua orang tua memiliki waktu lebih untuk mengawasi anaknya. Dan tingkat kesulitan ekonomi bagi setiap orang tua juga berbeda-beda. Ada yang bisa mengawasi langsung anak-anaknya ada juga yang tidak," ujarnya.

Meski begitu, Abdullah menegaskan, pengawasan orang tua bagi anaknya sangat penting untuk dimaksimalkan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved