Masa Pandemi, Kinerja PTBA Tetap Positif, Bukukan Laba Rp 1,7 Triliun hingga Kuartal III Tahun 2020

Hingga kuartal III Tahun 2020 PTBA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun hingga 30 September 2020.

Editor: Vanda Rosetiati
HUMAS PTBA
Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam TbK, Apollonius Andwie. 

Persiapan konstruksi proyek hilirisasi direncanakan dimulai pada pertengahan 2021 dan target operasi pada Triwulan-2 Tahun 2024. Proyek hilirisasi ini juga telah disetujui Presiden Joko Widodo sebagai bagian dari Program Prioritas sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020.
PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 PLTU Sumsel-8 berkapasitas 2x620 MW merupakan proyek strategis PTBA dengan nilai mencapai US$ 1,68 miliar.

PLTU ini merupakan bagian dari proyek 35 ribu MW dan dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP).

PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd.

Progres pembangunan proyek PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara telah mencapai sebesar 55 persen. Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada kuartal pertama 2022.

Pengembangan PLTS Bandara dengan AP II PTBA juga melakukan sinergi dengan PT Angkasa Pura II (AP II) dalam membangun dan
mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bandar Udara Soekarno-Hatta.

PLTS kerjasama PTBA dan AP II tersebut berupa 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC).

PLTS di Gedung AOCC ini dibangun dan dikelola oleh PTBA yang juga menggandeng grup usaha PT LEN.

PLTS beroperasi penuh pada 1 Oktober 2020. Kesuksesan kerja sama PLTS ini mendorong PTBA dengan AP II untuk menjajaki pembangunan PLTS di sejumlah bandara-bandara lainnya yang dikelola AP II.

Selain itu, PTBA berencana menggarap proyek pengembangan PLTS di lahan pasca tambang milik perusahaan yang berada di Ombilin, Sumatera Barat.

Lahan tambang yang sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu world heritage ini akan terpasang PLTS dengan kapasitas mencapai 200 MW. Untuk konstruksi PLTS dilakukan dalam dua tahap, dan pembangunan tahap pertama ditargetkan bisa rampung dengan kapasitas mencapai 100 Megawatt (MW).
Pembangunan tahap I saat ini dalam tahap perencanaan dan studi. Pembangunan tahap I ditargetkan rampung pada 2023 dan akan dilanjutkan pembangunan tahap II, sehingga total kapasitas PLTS bisa mencapai 200 Megawatt.

Untuk Proyek Angkutan Batu Bara, sambung Apollonius, PTBA bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia mengembangkan proyek angkutan batu bara jalur kereta api dengan kapasitas 72 juta ton/tahun pada tahun 2025, termasuk jalur baru yang terdiri dari Tanjung Enim – Arah Utara dengan kapasitas angkut 20 juta ton/tahun, beserta fasilitas dermaga baru Kramasan yang direncanakan akan beroperasi pada tahun 2024 dan disamping itu kapasitas angkut 5 juta ton/tahun telah berhasil dioperasikan pada Dermaga Kertapati sejak Triwulan I-2020 dan akan meningkat menjadi 7 juta ton/tahun pada tahun 2021. Lalu, jalur Tanjung Enim – Arah Selatan Tarahan 1, pengembangan kapasitas jalur eksisting menjadi 25 juta ton/tahun dan Tarahan 2 dengan kapasitas angkut 20 juta ton/tahun dan direncanakan akan beroperasi pada tahun 2025.

Pengembangan Kapasitas Angkutan Batu Bara dengan Pelindo II PTBA menandatangani Head of Agreement (HoA/Perjanjian Induk) dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) untuk pengembangan kapasitas angkutan batu bara dan/atau komoditas lainnya melalui sungai dan pelabuhan di Sumatera Selatan.

Kerjasama pengembangan angkutan batu bara ini dilakukan untuk menyukseskan tujuan pembangunan koridor ekonomi Sumatera Selatan sebagai lumbung energi nasional.

Ikuti Kami di Google

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved