Masa Pandemi, Kinerja PTBA Tetap Positif, Bukukan Laba Rp 1,7 Triliun hingga Kuartal III Tahun 2020

Hingga kuartal III Tahun 2020 PTBA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun hingga 30 September 2020.

Editor: Vanda Rosetiati
HUMAS PTBA
Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam TbK, Apollonius Andwie. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUARA ENIM - Meski terimbas pandemi Covid-19 serta menurunnya harga batu bara dunia, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih mencetak kinerja positif.

Hingga kuartal III Tahun 2020 PTBA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun hingga 30 September 2020.

Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk Apollonius Andwie C, Jumat (6/11/2020) mengatakan dari sisi pendapatan, PTBA membukukan sebesar Rp 12,8 triliun.

Aset perusahaan per September 2020 tercatat masih kuat berada di angka Rp 24,5 triliun, dengan komposisi kas dan setara kas termasuk deposito berjangka (lebih dari 3 bulan) sebesar Rp 6,1 triliun atau 25 persen dari total aset.

Kinerja PTBA hingga kuartal III- 2020 masih terdampak oleh pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan konsumsi energi akibat diberlakukannya lockdown di beberapa negara tujuan ekspor seperti China dan India.

Begitu juga dengan kondisi di dalam negeri yang menjadi pasar mayoritas PTBA. Turunnya konsumsi listrik di wilayah besar Indonesia seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa dan Bali juga berdampak turunnya penyerapan batu bara domestik.

Harga batu bara yang terus merosot selama tiga triwulan ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), lanjut Apollonius, harga batu bara acuan (HBA) ini merosot sekitar 24 persen dari US$ 65,93 per ton pada bulan Januari 2020 menjadi US$ 49,92 per ton pada bulan September 2020.

Strategi efisiensi merupakan salah satu strategi PTBA untuk menjaga dan mencatatkan kinerja positif di tengah volatilitas harga dan berkurangnya permintaan pasokan batu bara.
Beberapa strategi efisiensi yang telah dilakukan PTBA adalah dengan terus melakukan upaya penurunan biaya usaha dan biaya pokok produksi melalui penerapan optimalisasi design tambang.

Sedangkan dari sisi produksi, PTBA mampu memproduksi 19,4 juta ton batu bara hingga September 2020 atau
77 persen dari target tahun ini yang telah disesuaikan menjadi 25,1 juta ton.

Kinerja angkutan batu bara juga menunjukkan performa yang terjaga dengan kapasitas angkutan batu bara tercatat mencapai 17,7 juta ton.

Masih terjaganya kinerja operasional perusahaan hingga kuartal III-2020 tak lain merupakan hasil dari penerapan operational excellence yang berkelanjutan dan perluasan pasar yang menjadi strategi perusahaan dalam menjalankan bisnis di tahun ini.

Masih dikatakan Apollonius, Progress Proyek Pengembangan
Gasifikasi Batu Bara sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo untuk percepatan peningkatan nilai tambah batu bara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus membuktikan dan menjalankan komitmennya sebagai pionir pengembangan usaha hilirisasi batu bara di Indonesia.

Komitmen PTBA tercermin dari keseriusan PTBA mengembangkan hilirisasi batu bara antara lain dengan rencana pembangunan pabrik pemrosesan batu bara menjadi dymethil eter (DME) yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Pabrik hilirisasi batu bara tersebut akan mengolah sebanyak 6 juta ton batu bara per tahun dan diproses menjadi 1,4 juta ton DME yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti LPG.

Hadirnya DME sebagai bahan bakar alternatif bisa membantu menekan impor LPG dan menghemat devisa negara. Berdasar hitungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, potensi penghematan negara bisa mencapai Rp 8,7 triliun.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved