Spirit Bisnis

Manisnya Bisnis Pancake Durian Hingga Raup Omzet Ratusan Juta, Ini Kisah Sukses Eryna Norwanrisha

Dibawah bendera Durian Abang Ais, ibu muda ini sukses merubah durian yang semula hanya dinikmati dengan dimakan saja, kini diolah menjadi pancake

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Eko Hepronis
Eryna Norwanrisha, pengusaha pancake durian asal Kota Lubuklinggau, Sumsel 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU-Inovasi di bidang kuliner seolah tidak pernah ada habisnya.

Selalu ada varian baru yang diolah dan dikemas untuk menarik minat pembeli.

Melimpahnya buah durian dari kebun orang tuanya ternyata menjadi berkah tersendiri untuk Eryna Norwanrisha, pengusaha pancake durian asal Kota Lubuklinggau, Sumsel.

Dibawah bendera Durian Abang Ais, ibu muda ini sukses merubah durian yang semula hanya dinikmati dengan dimakan saja, kini diolah menjadi pancake yang memiliki nilai jual yang tinggi.

Ditemui di rumahnya Jalan Majapahit RT 05, No 70, Kelurahan Majapahit, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Eryna berkisah usaha yang dirintisnya bermula sejak Desember 2019 lalu dengan menjadi pedagang durian biasa.

Namun melimpahnya buah durian dari hasil kebun orang tuanya hingga mencapai ribuan setiap hari, membuat pasar tak mampu lagi menampung secara keseluruhan.

"Saat itu kita lihat resikonya pun sangat besar, karena durian ini cepat busuk, apabila tidak diawetkan," ungkap ibu dua anak ini pada wartawan, Minggu (8/11/2020).

Selang beberapa bulan kemudian ia berdiskusi dengan orang tuanya, bahwa sebenarnya durian Lubuklinggau tidak kalah dari durian Medan.

Apalagi untuk jenis Durian Tembaga rasanya tidak kalah dari tempat lain.

Bahkan, pengunjung asal luar kota banyak takjub setelah menyantap durian asal Lubuklinggau ini.

Diperparah saat itu Eryna mengaku ia dan keluarganya pernah rugi mencapai Rp 300 juta rupiah karena ditipu oleh rekan bisnisnya

"Semenjak pandemi Covid-19 awal Maret kemarin durian kupas agak turun, lalu kita lihat usaha pancake durian di Medan sejak saat itu kita buka usaha pancake sendiri," ungkapnya.

Bisnis pancake Durian Abang Ais saat ini telah berhasil menembus semua segmen pasar, baik untuk kelas menengah bawah sampai kelas menengah ke atas.

"Awalnya kita hanya buat untuk kelas medium harga satu box-nya Rp 40- Rp70 ribu tapi agak kurang lancar, akhirnya kita ubah kemasannya lebih ekonomi satu box Rp 15 ribuan ternyata banyak diminati" ujarnya.

Dalam sepekan permintaan rutin pelanggan yang harus dipenuhi Eryna dari berbagai daerah mencapai 4.000 box kemasan ekonomi dan medium.

Bahkan pelanggannya saat ini mulai banyak datang dari luar kota.

"Untuk pelanggan saat ini ada dari Kota Bengkulu, Jambi Palembang, Pangkal Pinang, bahkan ada yang dari Jakarta, Bogor hingga Bandung," ungkapnya.

Dalam waktu dekat Eryna mengaku, akan membuka toko roti sendiri dan menjual segala bentuk olahan durian, toko tersebut tepat disamping rumahnya dan masih dalam tahap finishing.

"Jadi konsepnya lebih kepada olahan durian, nanti segala bentuk olahan durian kita jual disana, termasuk kedepan tamu-tamu luar kota mencari olahan durian kita layani disana," ujarnya.

Eryna pun bersyukur, selain usahanya semakin sukses, saat ini ia mampu mempekerjakan 17 orang karyawan, yang berasal dari masyarakat yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19.

"Karyawan kita ini rata-rata mereka dirumahkan, ada yang dari pegawai rumah makan, pegawai dealer, sopir mobil truk, totalnya 17 orang, tapi saat panen durian bisa bertambah sampai 30 orang," ungkapnya.

Setelah kurang lebih 11 bulan menjalankan bisnisnya, Eryna mengaku mampu meraup omzet hingga mencapai ratusan juta rupiah perbulan

"Untuk omzet hingga saat ini semuanya kurang lebih Rp 100 juta setiap bulannya, untuk sementara kita kelola sendiri," ujarnya.

Eryna juga membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin berbisnis untuk menjadi reseller. Reseller bisa mendapatkan harga spesial dan bisa menjualnya lagi kepada konsumen dengan harga yang cukup kompetitif.

"Kita juga membuka kesempatan untuk reseller, untuk reseller kita berikan harga khusus per boknya, tidak ada syaratnya khusus minimal harus memesan 50 bok," ungkapnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved