Masker Kain Kekinian Banyak Diminati, Mampukah Cegah Covid-19 ? Ini Penjelasan Dokter Ahli
Sehingga seiring berjalannya waktu, masyarakat utamanya kaum perempuan kini menjadikan masker sebagai item fesyen untuk mempercantik penampilan.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Masker kain "kekinian" dengan berbagai model, motif dan detail seperti material brokat atau bordir yang dilengkapi dengan aksen manik-manik, saat ini sudah banyak dijual di pasaran.
Hal ini juga tidak terlepas dari adanya pandemi Covid-19 yang sudah menjadikan masker sebagai salah satu benda wajib untuk digunakan dalam beraktivitas sehari-hari.
Sehingga seiring berjalannya waktu, masyarakat utamanya kaum perempuan kini menjadikan masker sebagai item fesyen untuk mempercantik penampilan.
Namun bagaimana pandangan ahli medis terkait penggunaan "masker kekinian" yang sekarang ini banyak digunakan.
Staf medik bagian penyakit dalam RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang, Dr. RA Linda Andriani, SpPD mengatakan, idealnya saat ini masyarakat umum sangat disarankan untuk menggunakan masker kain tiga lapis.
"Masker kain tiga lapis itu terdiri dari kain dibagian depan dan belakang. Sedangkan dibagian tengah, terdapat celah untuk meletakkan saringan seperti tisu atau kain tipis," ujarnya, Sabtu (7/11/2020).
Ia menambahkan, pada dasarnya sepanjang masker kekinian yang digunakan terdiri dari tiga lapisan kain, maka tidak ada masalah.
Namun ada hal yang mesti diperhatikan, yaitu apakah penggunaan aksen hiasan, justru membuat celah dari masker berbahan kain tersebut.
"Apabila menggunakan hiasan manik-manik yang ditempel di kain, saya rasa itu aman-aman saja karena juga dapat membuat kain semakin rapat dengan tertutup lem. Tapi yang jadi pertanyaan adalah proses memberi hiasan dengan cara dijahit langsung misalnya teknik bordir," ujarnya.
"Apakah jenis kainnya dapat kembali menutup rapat setelah di beri lobang dengan jarum tangan atau dijahit dengan mesin. Itu yang harus diperhatikan," katanya menambahkan.
Untuk itu Linda mengingatkan kepada masyarakat agar memperhatikan setiap detail dari masker kain kekinian yang hendak digunakan.
Jangan sampai mengabaikan adanya celah-celah akibat proses pemberian hiasan pada masker kain.
"Misalnya dijahit hanya sebatas kain lapisan luar, saya rasa itu masih aman untuk digunakan. Tapi apabila jahitannya itu membuat si jarum sampai menembus langsung pada ketiga lapis kain masker, ya tentunya ada resiko dari partikel-partikel kecil (virus) yang bisa saja menembus masker tersebut. Jadi sekali lagi, memang benar-benar harus diperhatikan detail masker yang kita gunakan," ujar dia.
Termasuk dengan scuba atau buff yang juga kerap digunakan sebagai masker.
Ia mengatakan, sebagaimana diketahui bahwa kedua benda tersebut tidak efektif untuk melindungi pernapasan dari penyebaran partikel termasuk virus.