Indonesia Masuk Jurang Resesi, Herman Deru : Sumsel Belum Masuk Daerah Terkena Dampak
Menurut Deru, kondisi ekonomi saat ini tetap harus disyukuri meski di satu sisi perekonomian Sumsel terkontraksi sebanyak dua kali
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Indonesia masuk jurang resesi setelah Badan Pusat Statistik ( BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen (year on year/yoy).
Pada kuartal II-2020 ekonomi RI juga terkonstraksi alias negatif.
Menanggapi hal ini, Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel), Herman Deru, menyebutkan provinsi Sumsel belum termasuk daerah yang terkena dampak resesi.
"Sumsel tidak termasuk (resesi). Kalau saya mengatakan Sumsel belum resesi tapi hanya kontraksi."
"Ini dampak dari jebloknya perekonomian dunia dan juga nasional," ujarnya pada acara peresmian Pasar Ikan Modern (PIM) di Jalan MP Mangkunegara, 8 Ilir, Palembang, Jumat (6/11/2020).
Menurut Deru, kondisi ekonomi saat ini tetap harus disyukuri meski di satu sisi perekonomian Sumsel terkontraksi sebanyak dua kali.
"Tetapi Sumsel harus bersyukur termasuk provinsi yang masih sangat baik angkanya karena masih terkontraksi 1,40 saja," jelas dia.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel selama dua triwulan berturut-turut ekonomi Sumsel mengalami kontraksi sebesar 1,40 year on year (yoy).
Dari sisi produksi, lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami kontraksi tertinggi sebesar 10,42 persen.
Dari sisi pengeluaran, kontraksi tertinggi terjadi pada komponen ekspor luar negeri yaitu sebesar 14,15 persen.
Meski secara year on year ekonomi Sumsel kontraksi, namun secara kuartal ekonomi Sumsel triwulan III 2020 tumbuh sebesar 4,12 persen (q-to-q).
Dari sisi produksi lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum pun mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 13,65 persen.
Saat ini untuk meningkatkan perekonomian Sumsel, pemerintah provinsi (pemprov) Sumsel akan melakukan beberapa upaya percepatan salah satunya dengan mengoptimalkan sektor perdagangan.
"Stimulannya salah satunya dengan adanya Pasar Ikan Modern (PIM) yang baru diresmikan ini karena bisa menghidupkan UMKM," jelas dia.
Konsumsi Rumah Tangga
Badan Pusat Statistik ( BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen (year on year/yoy).
Dengan demikian Indonesia resmi masuk ke jurang resesi, setelah pada kuartal II-2020 ekonomi RI juga terkonstraksi alias negatif.
Adapun secara kuartalan, ekonomi sudah mulai tumbuh sebesar 5,05 persen dan secara kumulatif masih terkontraksi 2,03 persen.
Dibandingkan kuartal II-2020, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut membaik. Pasalnya, pada kuartal II lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni mencapai 5,32 persen.
"Dengan berbagai catatan peristiwa pada triwulan II-2020, ekonomi Indonesia kalau PDB atas dasar harga konstan kita bandingkan pada kuartal II-2019, maka ekonomi kontraksi 3,49 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi video, Kamis (5/11/2020).
Suhariyanto mengatakan, ekonomi Indonesia berdasarkan PDB kuartal III atas dasar harga berlaku Rp 3.894 triliun. Sementara itu, berdasarkan harga dasar konstan dengan tahun dasar 2010 adalah Rp 2.720,6 triliun.
Menurut pengeluaran secara tahunan (year on year/yoy), semua komponen mengalami kontraksi dengan konsumsi rumah tangga mencatatkan penurunan paling dalam.
Untuk diketahui, selain Indonesia, beberapa negara lain yang juga telah mengalami resesi di antaranya Amerika Serikat, Singapura, Korea Selatan, Australia, Uni Eropa, hingga Hong Kong.
Pemerintahan negara-negara dunia menerapkan kebijakan untuk menekan angka persebaran Covid-19.
Hal itu memberikan dampak ke perekonomian negara-negara dunia.
Pasalnya, aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat terhenti dengan diterapkannya pembatasan sosial atau lockdown di hampir seluruh negara di dunia.
Bahkan pertumbuhan ekonomi global diproyeksi oleh Dana Moneter Internasional (IMF) mengalami kontraksi hingga 4,4 persen.